8
Menurut Robbins dan Kumar, luka bakar dibagi menjadi dua kategori, yaitu luka bakar full-thickness dan partial-thickness. Luka bakar kategori
full-thickness yaitu yang melibatkan kerusakan total dari epidermis dan dermis, disertai hilangnya papila dermis yang seharusnya menyediakan sel
untuk regenerasi epitel. Luka bakar derajat III dan IV termasuk dalam kategori ini. Sedangkan kategori partial-thickness merupakan luka bakar
yang tidak menyebabkan kerusakan bagian yang lebih dalam dari dermis. Luka bakar derajat I yang hanya mengenai epitel dan luka bakar derajat II
yang mengenai epidermis dan dermis superfisial termasuk dalam kategori partial-thickness.
4
2.2.3 Penyembuhan Luka
Penyembuhan luka adalah proses fisiologis yang kompleks. Seluruh jaringan di dalam tubuh memiliki kemampuan penyembuhan
melalui salah satu dari mekanisma regenerasi atau perbaikan. Regenerasi adalah penggantian jaringan yang rusak oleh sel-sel identik dan lebih
terbatas dari pada perbaikan. Pada manusia, regenerasi lengkap terjadi pada sejumlah sel, contohnya epitel, sel-sel hati dan sel saraf.
Penyembuhan luka dapat dikatakan fisiologis apabila tubuh dapat mengganti kerusakan jaringan dan mengembalikan fungsinya seperti
semula.
14
Proses penyembuhan luka dapat dibagi menjadi empat fase, yaitu: respon vaskular, respon inflamasi, proliferasi, dan maturasi. Antara
keempat fase ini biasanya tumpang tindih, dan waktu yang dibutuhkan setiap individu untuk melanjutkan ke fase penyembuhan berikutnya
tergantung pada berbagai faktor.
14
Berbagai trauma pada kulit yang menembus dermis akan merusak pembuluh darah dan menimbulkan perdarahan. Pembuluh darah yang
mengalami kerusakan segera akan melakukan mekanisme konstriksi agar dapat meminimalkan kehilangan darah. Paparan darah oleh udara
membantu menginisiasi proses pembekuan darah yang dimulai dengan agregasi trombosit. Pembekuan darah dibentuk oleh reaksi berantai
9
kompleks yang dinamakan kaskade koagulasi. Tujuan akhirnya adalah untuk menutup luka sesegera mungkin oleh suatu protein yang dinamakan
fibrin.
14
Kerusakan jaringan dan aktivasi faktor pembekuan darah selama fase vaskular menstimulasi pelepasan mediator inflamasi seperti
prostaglandin dan histamin oleh sel mast. Mediator ini menyebabkan pembuluh darah yang berdekatan dengan area luka mengalami vasodilatasi
dan menjadi lebih permeabel. Respon inflamasi dapat dideteksi dengan adanya tanda-tanda panas, pembengkakan, eritem, rasa tidak nyaman atau
nyeri dan gangguan fungsi. Tanda-tanda inflamasi dapat dirancukan dengan infeksi pada luka karena memiliki tanda klinis yang sama. Tanda
klasik inflamasi adalah peningkatan aliran darah pada area luka dan akumulasi cairan pada jaringan lunak. Eksudat luka diproduksi selama fase
ini karena adanya peningkatan permeabilitas membran kapiler. Eksudat mengandung protein, berbagai nutrisi, anti mikroba, faktor pertumbuhan
dan enzim yang memfasilitasi penyembuhan.
14
Proses kompleks dari penyembuhan luka di regulasi oleh sinyal penghubung yang melibatkan
banyaknya sitokin, kemokin, dan faktor pertumbuhan seperti Platelet Derived Growth Factor PDGF dan Fibroblast Growth Factor FGF
yang telah dilaporkan untuk mempercepat berbagai aspek penyembuhan luka.
1
Selama fase proliferasi area luka diisi oleh jaringan ikat baru. Penurunan ukuran luka didapatkan dari kombinasi proses fisiologis
granulasi, kontraksi, dan epitelisasi. Granulasi merupakan proses pembentukan matriks luka baru yang terdiri dari kolagen dan bahan
ekstraseluler yang disebut substansi dasar. Selain itu terjadi pembentukan kapiler baru atau angiogenesis yang di stimulasi oleh aktivitas makrofag
dan jaringan yang hipoksia akibat gangguan aliran darah pada daerah luka. Makrofag
memproduksi berbagai
substansi yang
menstimulasi angiogenesis. Termasuk Transforming Growth Factor TGF yang
mendorong pembentukan jaringan baru dan pembuluh darah, dan Tumor Necrosing Factor TNF yang memfasilitasi kerusakan jaringan nekrosis
10
dan menstimulasi proliferasi. Setelah jaringan ikat diproduksi, fibroblas berkumpul disekitar tepian luka. Mereka berkontraksi, menarik tepi luka
bersamaan. Pertumbuhan sel-sel epitel melintasi permukaan luka terjadi selama tahap akhir fase proliferasi.
14
Keadaan luka yang lembab dapat mempercepat dan mempermudah proses migrasi epitel. Migrasi epitel secara signifikan dapat melambat jika
terdapat jaringan nekrosis atau keropeng di daerah luka. Selain itu aktifitas mitosis sel di dalam luka sensitif terhadap fluktuasi temperatur lokal, and
secara signifikan menurun pada temperatur yang ekstrim.
14
2.2.4 Faktor