Pewarnaan Pertama Proses Pencantingan sampai Pelorodan.
Berdasarkan gambar diatas, terlihat proses pewarnaan kain batik pada bak celup napthol. Terlihat proses pencelupan dilakukan dengan hati-hati, larutan
napthol diratakan pada seluruh permukaan kain dengan menggunakan tanagannya. Hal ini bertujuan agar warna dapat merata diseluruh permukaan kain. Selanjutnya
merupakan prose pewarnaan pada bak celup garam sebagai pembangkit warna napthol:
Gambar XXIV: Proses Pencelupan pada Bak Celup Garam
Sumber: Dokumentasi Muryani, Mei 2014 Proses pencelupan pada bak celup garam ini dilakukan setelah kain dicelup
pada bak celup napthol. Bak celup garam ini ialah sebagai pembangkit warna dari larutan napthol. Sehingga warna dapat langsung terlihat setelah dicelupkan pada
bak selup ini.
Gambar XXV: Proses Pencucian Kain pada Air Bersih
Sumber: Dokumentasi Muryani, Mei 2014 Dalam proses pencelupan tersebut, dilakukan berulang-ulang sampai tiga
kali pencelupan. Hal ini bertujuan agar warna yang dihasilkan dapat lebih pekat dan menghasilkan warna yang lebih baik.
c. Pelorodan Pelorodan Pertama
Proses selanjutnya ialah pelorodan, yaitu dengan membersihkan malam yang menempel pada kain dengan cara direbus. Proses pelorodan ini dilakukan
dengan menggunakan dua tungku yang berisi air. Tungku yang pertama untuk menghilangkan malam, dan tungku yang kedua untuk membersihkan sisa malam
yang masih menempel pada kain. Hal ini bertujuan agar proses pelorodan dapat berjalan secara efektif. Proses pelorodan pada pembuatan Batik Wahyu Tumurun
di Kelompok Batik Sri Kuncoro ini dengan dua kali pelorodan, dikarenakan
setelah pelorodan pertama masih terdapat proses nutupi. Sehingga memerlukan proses pelorodan yang kedua.
Proses pelorodan diperlukan bahan tambahan guna mempermudah hilangnya malam pada kain. Bahan tambahannya ialah tepung kanji dan soda abu.
Bahan tersebut dimasukkan ke dalam tungku dan air telah mendidih. Berikut takaran bahan tambahan pelorodan menurut Darto wawancara langsung, 11 Mei
2014 untuk empat potong kain pada dua tungku, yaitu soda abu dengan takaran 0.5 kg dan kanji 0.25 kg. Berikut ialah gambar dari proses pelorodan pertama:
Gambar XXVI: Proses Pelorodan Pertama
Sumber: Dokumentasi Muryani, Mei 2014 Setelah proses pelorodan selesai, selanjutnya kain diangin-anginkan agar
cepat kering dan dapat dilakukan proses selanjutnya. Tujuan dari diangin- anginkan ialah agar kain batik yang telah dilorod tidak cepat pudar dan dilakukan
ditempat yang teduh.