Petunjuk Teknis Peningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura APBN-P 2017
144
C. PELAKSANAAN PUSAT, PROVINSI
1. Pelaksanaan di Pusat
a. Lokasi Kegiatan Gerakan Pengendalian OPT Hortikultura
dilaksanakan oleh
Direktorat Perlindungan
Hortikultura, Direktorat Jenderal Hortikultura. b. Output, Sub Output, Komponen
Output : 060 Gerakan Pengendalian OPT
Hortikultura Sub Output
: - Komponen
: 051 Koordinasi
c. Pelaksana dan Penerima Manfaat Pelaksana
kegiatan adalah
Direktorat Perlindungan Hortikultura, Direktorat Jenderal
Hortikultura. Penerima manfaat adalah petugas dan petani pada kawasan hortikultura penerima APBNP
2017. d. Pembiayaan
Pelaksanaan kegiatan ini dibiayai APBN-P pada DIPA Satuan Kerja Direktorat Jenderal
Hortikultura TA 2017 sebesar Rp.1.200.000.000,- satu milyar dua ratus juta rupiah.
e. Metode Secara umum metode pelaksanaan kegiatan
Gerakan Pengendalian OPT Hortikultura di Tingkat
Petunjuk Teknis Peningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura APBN-P 2017
145
Pusat adalah
koordinasisosialisasi, supervisipembinaan, monitoring dan evaluasi.
Metode pelaksanaan gerakan pengendalian OPT hortikultura dengan komponen sebagai
berikut: Output
: 060 Gerakan Pengendalian OPT Hortikultura
Sub Output : -
Komponen :
051 Koordinasi dengan akun Belanja Bahan 521211; dan atau Belanja Barang
Persediaan Barang Konsumsi 521811; dan atau Belanja Jasa Profesi 522151,
dan atau Belanja Perjalanan Biasa 524111, dan atau Belanja Perjalanan
Dinas Paket
Meeting Luar Kota
524119.
051 Koordinasi. Dalam
memantapkan sistem
perlindungan tanaman pada era otonomi saat ini,
diperlukan upaya-upaya
untuk memadukan
dan menyelaraskan
pelaksanaan tugas dan wewenang di bidang perlindungan tanaman antara pusat dan
daerah.
Petunjuk Teknis Peningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura APBN-P 2017
146
Kegiatan koordinasi
meliputi pertemuan sosialisasiworkshop, penyediaan
petunjuk teknis, pembinaan, pengawalan dan
monitoring pelaksanaan
kegiatan gerakan pengendalian OPT hortikultura .
Pelaksanaan di Provinsi
a. Lokasi Pelaksana kegiatan adalah UPTD Balai
Proteksi Tanaman Pangan dan Hortikultura BPTPH
penanggungjawab kegiatan
adalah Kepala Dinas Pertanian Provinsi. Kegiatan ini
dilaksanakan di 17 Provinsi, dalam bentuk gerakan pengendalian OPT hortikultura. Pengalokasian
kegiatan ini mendukung lokasi pengembangan kawasan yang mendapat dana Tugas Pembantuan
di Provinsi SK Kepala Dinas Pertanian Provinsi maupun Tugas Pembantuan di KabupatenKota SK
Kepala Dinas Pertanian KabupatenKota.. Lokasi gerakan pengendalian OPT Hortikultura dapat
dilihat pada Lampiran 1.
a. Output, Sub Output, Komponen Output
: 060 Gerakan Pengendalian OPT Hortikultura
Sub Output : - Komponen : 052 Gerakan Pengendalian OPT
Hortikultura
Petunjuk Teknis Peningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura APBN-P 2017
147
b. Pelaksana dan Penerima Manfaat Pelaksana kegiatan adalah UPTD Balai
Proteksi Tanaman Pangan dan Hortikultura BPTPHBalai Perlindungan Tanaman Pangan dan
Hortikultura. Penerima manfaat adalah kelompok tani pada kawasan hortikultura penerima APBNP
2017. c. Pembiayaan
Kegiatan ini dibiayai APBN-P melalui DIPA pada Satker Dinas Pertanian Provinsi TA 2017
sebesar Rp.29.831.250.000,- dua puluh sembilan milyar delapan ratus tiga puluh satu juta dua ratus
lima puluh ribu rupiah. d. Metode Pelaksanaaan
Kegiatan gerakan
pengendalian OPT
hortikultura meliputi: 052 Gerakan Pengendalian OPT Hortikultura,
dengan akun Belanja Bahan 521211, dan atau Honor output kegiatan 521213 dan
atau Belanja Barang Non Operasional Lainnya 521219, dan atau Belanja Barang
Persediaan Barang Konsumsi 521811, dan atau Belanja Barang Persediaan Barang
dalam Proses 521822, dan atau Belanja Sewa 522141, dan atau Belanja Jasa
Profesi 522151,
dan atau
Belanja Perjalanan Biasa 524111, dan atau Belanja
Petunjuk Teknis Peningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura APBN-P 2017
148
Perjalanan Dinas Paket Meeting Dalam Kota 524114, dan atau Belanja Perjalanan Dinas
Paket Meeting Luar Kota 524119, dan atau Belanja
Barang Fisik
Lainnya untuk
Diserahkan kepada Masyarakat Pemda 526115.
Gerakan Pengendalian OPT Hortikultura dilaksanakan dalam bentuk: koordinasi
sosialisasi, pembinaansupervisi, bimbingan teknis, pelaksanaan gerakan pengendalian
OPT di sentrakawasan pengembangan hortikultura dalam kerangka penerapan
pengendalian OPT dengan sistem PHT. Gerakan pengendalian OPT dilaksanakan
secara preventif pencegahan maupun kuratif pengobatan dengan bimbingan dari
petugas UPTD BPTPH. Adapun mekanisme pengadaan bahan gerakan
pengendalian OPT sebagai berikut : Proses
pengadaan dilakukan
oleh penyedia
barangjasa melalui pengadaan langsung dan atau kontraktuallelang sesuai dengan Perpres Nomor 54
Tahun 2010 jo Perpres Nomor 70 Tahun 2012. Pengadaan bahan gerakan pengendalian OPT dapat
dilakukan secara
swakelola dan
atau kontraktuallelang sesuai dengan Perpres Nomor 54
Petunjuk Teknis Peningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura APBN-P 2017
149
Tahun 2010 jo Perpres Nomor 70 Tahun 2012 oleh UPTD BPTPH melalui LPHPKlinik PHTLAH dan atau
pihak lainnya untuk menyediakan bahan gerakan pengendalian OPT antara lain berupa agens hayati
Trichoderma spp.,
Plant Growth
Promoting Rhizobacter PGPR, pestisida nabati, perangkap likat,
dan atau pilihan lain sesuai dengan kebutuhan petani di tingkat lapang.
Pengadaan pestisida oleh pihak penyedia barang, disesuaikan dengan OPT sasaran dan jenis
komoditas. Penggunaan pestisida dilakukan secara bijaksana.
Pengadaan barang
jadi pabrikan
maupun perbanyakan bahan gerakan pengendalian OPT yang
dihasilkan oleh Lab PHPKlinik PHTPPAH harus terlebih dahulu diuji di Laboratorium yang berkompeten
dalam uji viabilitas dan mutu sebelum diserahkan kepada kelompok tani. Sampel untuk pengujian
viabilitas dan
mutu harus
mewakili seluruh
perbanyakan yang sudah siap untuk diserahkan ke kelompok tani dan harus diambil oleh petugas yang
sudah mengikuti
pelatihan teknis
pengambil sampelcontoh PPC.
Berdasarkan Undang-undang No. 13 Tahun 2010 tentang Hortikultura pasal 35 :
1 Sarana hortikultura yang diedarkan wajib memenuhi standar mutu dan terdaftar.
Petunjuk Teknis Peningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura APBN-P 2017
150
2 Dalam hal sarana hortikultura merupakan atau mengandung rekayasa genetik, selain memenuhi
ketentuan ayat 1, peredarannya wajib mengikuti ketentuan peraturan perundang-undangan di
bidang keamanan hayati. 3 Apabila standar mutu sebagaimana dimaksud
pada ayat
1 belum
ditetapkan, Menteri
menetapkan persyaratan teknis minimal. 4 Ketentuan sebagaimana dimaksud ayat 1 dan 3
dikecualikan untuk sarana hortikultura produksi lokal yang diedarkan secara terbatas dalam satu
kelompok. Pada bab penjelasan UU No. 13 Tahun 2010 tentang
Hortikultura pasal 35 ayat 4 disebutkan bahwa: Yang dimaksud dengan “sarana hortikultura produksi lokal“
adalah sarana yang dihasilkan oleh suatu kelompok,
yang memenuhi standar mutu yang disepakati oleh kelompok. Berdasarkan hal tersebut maka apabila
ketersediaan bahan gerakan pengendalian OPT produk pabrikan terbatas, maka Lab. Pengamatan
Hama Penyakit LPHPLab. Agens Hayati LAH di bawah binaan UPTD BPTPH dapat memperbanyak
bahan gerakan pengendalian OPT tersebut untuk digunakan pada wilayah unit kerjanya.
Serah terima bahan gerakan pengendalian OPT kepada ketua kelompok tani selaku penerima manfaat
dikoordinasikan oleh Satker Dinas Pertanian Provinsi
Petunjuk Teknis Peningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura APBN-P 2017
151
sesuai dengan peraturan yang berlaku sehingga barang dapat diterima kelompok tani sesuai sasaran
dan atau melalui Petunjuk Khusus Mekanisme Serah Terima Barang lingkup Direktorat Jenderal Hortikultura
Tahun 2017.
D. INDIKATOR KINERJA