BAB II TINJAUAN UMUM INDUSTRI FARMASI
2.1. Tinjauan PT. Kimia Farma Persero Tbk. 2.1.1. Sejarah Perusahaan.
Kimia Farma merupakan pioner dalam industri farmasi Indonesia. PT. Kimia Farma Persero Tbk sebagai Badan Usaha Milik Negara BUMN
dibentuk sebagai Perusahaan Perseroan pada tanggal 16 Agustus 1971. Sejak berdirinya hingga sekarang ini PT. Kimia Farma Persero Tbk. telah mengalami
beberapa perubahan,yaitu:
Periode I 1957-1959
Periode ini adalah periode dimana pemerintah melaksanakan nasionalisasi perusahaan farmasi milik bangsa Belanda yang ada di Indonesia. Program
nasionalisasi ini dikoordinasi oleh Badan Pengambil alihan Perusahaan Farmasi BAPPHAR. Adapun perusahaan farmasi milik Belanda tersebut yaitu :
1. NV. Rathkamp dan NV Bavosta di Jakarta 2. NV. Bandoengsche Kinine Febriek di Bandung
3. NV. Ordeneming Iodium Watadakon di Mojokerto 4. NV. Industri Tella di Surabaya
5. CV. Apotek Malang di Malang 6. Drogistry Van Belem dan NV. Sari Delle di Yogyakarta
Periode II 1960-1968
Periode ini adalah periode pembentukan Perusahaan Negara Farmasi PNF dan perusahaan-perusahaan farmasi milik Belanda yang telah
dinasionalisasikan sebelumnya. PNF ini berdasarkan PP.No.601961 dibawah
UNIVERSITAS SUMATRA UTARA
koordinasi Badan Pimpinan Umum Farmasi Negara sebagai peleburan BAPPHAR yang bernaung dibawah Departemen Kesehatan.
Perusahaan-perusahaan yang didirikan adalah : 1. PNF. Radja Farma ex. Rathkamp di Jakarta
2. PNF. Nurani Farma ex. Van Gorkom di Jakarta 3. PNF. Nakula Farma ex. Bavosta di Jakarta
4. PNF. Bhinneka Kina Farma di Bandung 5. PNF. Sari Husada ex. Sari Delle di Yogyakarta
6. PNF. Kasa Husada ex. Varbanstaffen 7. PNF. Biofarma ex. Pasteur Institute di Bandung
Periode III 1969-1970
Untuk meningkatkan efisiensi setiap BUMN, dikeluarkan Intruksi Presiden No. 171967 sehingga Departemen Kesehatan melebur perusahaan-
perusahaan milik Negara tersebut kedalam perusahaan Negara Farmasi dan alat- alat Kesehatan Bhinneka Kimia Farma dan PNF Kasa Husada di Surabaya dirubah
menjadi Perusahaan Umum dan Perusahaan Daerah, kemudian PN Sari Husada di yogyakarta berdiri sendiri sebagai anak perusahaan.
Periode IV 1971-2001
Periode IV dimulai tahun 1971 ditandai dengan dikeluarkannya PP No.116 tahun 1971 yang berlaku sejak tanggal 19 maret 1971. Perusahaan Negara
Farmasi dan Alat-alat Kesehatan Bhinneka Kimia Farma setelah melalui proses audit dinyatakan lulus untuk menjadi Perseroan Terbatas PT yang selanjutnya
disahkan pada tanggal 16 Agustus 1971 sebagai PT. Kimia Farma Persero dengan Akta Notaris dan diumumkan dalam berita Negara.
UNIVERSITAS SUMATRA UTARA
Periode V 2001-sekarang
Pada periode ini tepatnya tanggal 28 juni 2001 PT. Kimia Farma Persero menjadi Perusahaan Terbuka Tbk dengan nama PT. Kimia Farma Persero Tbk
dimana untuk privatisasi tahap I saham yang lepas adalah sebanyak 9 dengan rincian 3 untuk program Kepemilikan Saham Karyawan dan Manajemen
KSKM PT. Kimia Farma, dan sebanyak 6 untuk masyarakat umum. Pada tanggal 4 januari 2003 PT. Kimia Farma membentuk 2 anak
perusahaan yaitu : 1. PT. Kimia Farma Health Care
2. PT. Kimia Farma Trading Distribution Sedangkan pabrik sebagai Holding Company
Sejak tanggal 4 Juli 2001 pula P.T. Kimia Farma Persero Tbk. tercatat sebagai perusahaan publik di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya.
Berbekal tradisi industri yang panjang selama lebih dari 187 tahun dan nama yang identik dengan mutu, sekarang P.T. Kimia Farma Persero Tbk. telah
berkembang menjadi sebuah perusahaan pelayanan kesehatan utama di Indonesia yang kian memainkan peranan penting dalam pengembangan dan pembangunan
bangsa dan masyarakat. Dengan dukungan kuat Penelitian dan Pengembangan, segmen usaha yang
dikelola oleh perusahaan induk ini memproduksi obat jadi dan obat tradisional, yodium, kina dan produk-produk turunannya, serta minyak nabati. Lima fasilitas
produksi yang tersebar di Indonesia merupakan tulang punggung dari industri.
UNIVERSITAS SUMATRA UTARA
Plant Jakarta memproduksi sediaan tablet, tablet salut, kapsul, sirup
kering, suspensi, sirup, tetes mata, krim, antibiotika dan injeksi. Unit ini merupakan satu-satunya pabrik obat di Indonesia yang mendapat tugas dari
pemerintah untuk memproduksi obat golongan narkotika. Industri formulasi ini telah memperoleh sertifikat, yaitu: Cara Pembuatan Obat yang Baik CPOB dan
ISO International Organization for Standardization 9001:2008.
Plant Bandung memproduksi bahan baku kina dan turunan-turunannya,
rifampisin, obat asli indonesia dan Alat Kontrasepsi Dalam Rahim AKDR. Selain itu, Plant Bandung juga memproduksi tablet, sirup, serbuk, dan produk
kontrasepsi Pil Keluarga Berencana Pil KB. Unit produksi ini telah menerima sertifikat Cara Pembuatan Obat yang Baik CPOB dan ISO International
Organization for Standardization 9002.
Plant Semarang mengkhususkan diri pada minyak jarak, minyak nabati,
serta bedak. Untuk menjamin kualitas produksi, unit ini secara konsisten menerapkan Sistem Manajemen Mutu SMM ISO International Organization
for Standardization 9001:2008 serta telah memperoleh sertifikat Cara Pembuatan Obat yang Baik CPOB.
Plant Watudakon di Jawa Timur merupakan satu-satunya pabrik yang
mengolah tambang yodium di Indonesia. Unit ini memproduksi yodium dan garam-garamnya, bahan baku ferro sulfat sebagai bahan utama pembuatan tablet
besi untuk obat tambah darah, dan kapsul lunak ”Yodiol” yang merupakan obat pilihan untuk pencegahan gondok. Plant Watudakon juga mempunyai fasilitas
produksi formulasi seperti tablet, tablet salut, kapsul lunak, salep, sirup, dan cairan obat. Unit ini telah memperoleh sertifikat Cara Pembuatan Obat yang Baik
UNIVERSITAS SUMATRA UTARA
CPOB, ISO International Organization for Standardization 9002 dan ISO International Organization for Standardization 14001.
Plant Medan di Tanjung Morawa, Sumatera Utara, dikhususkan untuk
memasok kebutuhan obat di wilayah Sumatera. Produk yang dihasilkan oleh pabrik yang telah memperoleh sertifikat Cara Pembuatan Obat yang Baik CPOB
untuk tablet, krim dan kapsul serta ISO International Organization for Standardization 9001:2008.
2.2 Visi dan Misi Perusahaan 2.2.1 Visi Perusahaan