Standardized Observed Value
4 2
-2 -4
E x
p e
c te
d N
o rm
a l
V a
lu e
4
2
-2
-4
Normal Q-Q Plot of Peran Inspektorat dalam Pengawasan Keuangan Daerah
Transforms: natural log, difference1
Gambar 4.1 Normal Q-Q Plot
Sumber : Data Olahan SPSS, 2009
b. Uji Multikolinearitas
Multikolinearitas dapat timbul jika variabel bebas saling berkorelasi satu sama lain, sehingga multikolinearitas hanya dapat terjadi pada
regresi berganda. Hal ini mengakibatkan perubahan tanda koefisien regresi serta mengakibatkan fluktuasi yang besar pada hasil regresi. Uji
multikolinearitas diperlukan untuk mengetahui ada tidaknya variabel independen yang memiliki kemiripan dengan variabel independen lain
dalam satu model. Kemiripan antara variabel independen dalam suatu
Universitas Sumatera Utara
model akan menyebabkan terjadinya korelasi yang sangat kuat antara suatu variabel independen dengan variabel independen lainnya. Selain
itu, deteksi terhadap multikolinearitas yang bertujuan untuk menghindari kebiasan dalam proses pengambilan kesimpulan
mengenai pengaruh pada uji parsial masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen Nugroho, 2005:58.
Tabel 4.5 Pengujian Multikolinearitas
Variabel Tolerance
Variance Inflaction Factor VIF
Personal Background X1 0.993
1.007 Pengetahuan tentang
Pengelolaan Keuangan Daerah X2
0.993 1.007
Sumber : Data Olahan SPSS, 2009
Deteksi multikolinearitas pada suatu model dapat dilihat dari beberapa hal Nugroho, 2005:58, antara lain:
1 Jika nilai Variance Inflaction Factor VIF tidak lebih dari 10 dan
nilai tolerance tidak kurang dari 0,1 maka model dapat dikatakan terbebas dari multikolinearitas. VIF = 1Tolerance, jika VIF = 10
maka Tolerance = 110 = 0,1. Semakin tinggi VIF, semakin rendah tolerance.
2 Jika nilai koefisien korelasi antar masing-masing variabel
independen kurang dari 0,7 maka model dapat dikatakan bebas dari asumsi klasik multikolinearitas. Jika lebih dari 0,7 maka
Universitas Sumatera Utara
diasumsikan terjadi korelasi yang sangat kuat antar variabel independen sehingga terjadi multikolinearitas.
3 Jika nilai koefisien determinan, baik dilihat dari R
2
maupun R- Square diatas 0,60 namun tidak ada variabel independen yang
berpengaruh terhadap variabel dependen maka model terkena multikolinearitas.
Berdasarkan output yang terdapat pada lampiran 8 yang ditunjukkan di dalam tabel 4.5, terlihat bahwa hasil uji melalui Variance Inflaction
Factor VIF pada hasil ouput SPSS tabel Coefficients, masing-masing variabel independen memiliki VIF tidak lebih dari 10 dan nilai
Tolerance tidak kurang dari 0,1 maka dapat dinyatakan model regresi linier berganda terbebas dari asumsi klasik statistik dan dapat
digunakan dalam penelitian.
c. Uji Heteroskedastisitas