Hasil penelitian Gusasi, dkk 2006 menyatakan bahwa terdapat perbedaan pendapatan usaha pada setiap tingkatan skala usaha dan sangat nyata sehingga
manfaat dan keuntungan dapat diperoleh pada skala usaha yang lebih besar. Jadi semakin besar usaha ternak ini maka tingkat efisiensinya juga semakin besar.
Faktor lingkungan dan keamanan yang sering menyebabkan pengaruh pada kebocoran dan kehilangan dapat menyebabkan berkurangnya penerimaan dan
membengkaknya pengeluaran serta menyebabkan tidak efisien dalam pengelolaan. Dari studi kelayakan finansial selama sepuluh periode berdasarkan
kriteria BCR, NPV, dan IRR secara keseluruhan usaha ternak ayam pedaging di kota Palu layak untuk diusahakan.
Menurut penelitian Rizqan dkk 2010 menyatakan bahwa rata-rata dalam waktu tiga periode pemeliharaan, benefit yang diperoleh peternak ayam pedaging
di kota Palu sudah dapat mengembalikan modal investasi dari usaha ayam pedaging tersebut dan usaha ini layak untuk diusahakan. Terdapat perbedaan nilai
BCR, NPV, dan IRR yang disebabkan karena perbedaan penggunaan biaya produksi, biaya investasi, dan penerimaan yang diperoleh pada berbagai skala
usaha.
2.4. Landasan Toeri
Dalam analisa proyek, tujuan-tujuan analisa harus disertai dengan definisi biaya-biaya dan manfaat-manfaat. Biaya dapat diartikan sebagai segala sesuatu
yang mengurangi suatu tujuan, dan suatu manfaat adalah segala sesuatu yang membantu tujuan Gittinger, 1986. Biaya dapat juga didefinisikan sebagai
pengeluaran atau korbanan yang dapat menimbulkan pengurangan terhadap
Universitas Sumatera Utara
manfaat yang diterima. Biaya yang diperlukan suatu proyek dapat dikategorikan sebagai berikut:
1. Biaya modal merupakan dana untuk investasi yang penggunaannya bersifat
jangka panjang, seperti : tanah, bangunan, pabrik, dan mesin. 2.
Biaya operasional atau modal kerja merupakan kebutuhan dana yang diperlukan pada saat proyek mulai dilaksanakan, seperti: biaya bahan baku
dan biaya tenaga kerja. 3.
Biaya lainnya, seperti: pajak, bunga, dan pinjaman. Investasi merupakan penanaman modal dalam suatu kegiatan yang
memiliki jangka waktu relatif panjang dalam berbagai bidang usaha. Investasi dilakukan dalam berbagai bentuk yang digunakan untuk membeli aset-aset yang
dibutuhkan proyek tersebut. Aset-aset ini biasanya berupa aset tetap yang dibutuhkan perusahaan mulai dari pendirian sampai dapat dioperasikan. Oleh
karena itu dalam melakukan investasi dikenal biaya investasi yang terdiri dari biaya pra investasi seperti biaya pembuatan izin usaha; biaya pembelian aktiva
tetap seperti tanah,bangunan, peralatan; dan biaya operasional seperti upah karyawan, bahan baku,biaya listrik dan lain-lain Kasmir dan Jakfar, 2003.
Kelayakan dari suatu kegiatan usaha diperhitungkan atas dasar besarnya laba finansial yang diharapkan. Kegiatan usaha dikatakan layak jika memberikan
keuntungan finansial, sebaliknya kegiatan usaha dikatakan tidak layak apabila usaha tersebut tidak memberikan keuntungan finansial Kasmir dan Jakfar,2003.
Penyusutan atau depresiasi adalah pengalokasian biaya investasi suatu proyek pada setiap tahun sepanjang umur ekonomis proyek tersebut, demi
menjamin agar angka biaya operasi yang dimasukkan dalam neraca rugi-laba
Universitas Sumatera Utara
tahunan benar-benar mencerminkan adanya biaya modal itu. Akan tetapi, sesungguhnya penyusutan itu tidak merupakan pengeluaran biaya riil, sebab yang
betul-betul merupakan pengeluaran biaya adalah investasi semula, atau jika investasi proyek itu dibiayai dengan pinjaman terikat, maka yang dianggap
sebagai biaya adalah arus pelunasan kredit angsuran beserta bunganya pada waktu kedua arus itu betul-betul dilaksanakan Khotimah, dkk , 2002.
Tingkat kelayakan suatu usaha dapat dinilai dengan menggunakan kriteria- kriteria investasi. Ada tiga kriteria investasi yang biasa dipakai yakni :
a. Net Present Value dari Arus Benefit dan Biaya NPV
b. Internal Rate of Return IRR
c. Net Benefit-Cost ratio Net BC
Setiap kriteria tadi dipakai untuk menentukan diterima tidaknya suatu usul proyek, kadang-kadang dipakai untuk memberikan urutan rangking berbagai
usul investasi menurut tingkat keuntungan masing-masing Kadariah dkk, 1999.
Nett Present Value merupakan selisih antara present value dari benefit dan present value dari biaya. Menurut Gittinger 1986, suatu usaha dinyatakan layak
jika NPV 0. Jika NPV = 0, berarti usaha tersebut tidak untung maupun rugi. Jika NPV 0 , maka usaha tersebut merugikan sehingga lebih baik tidak dilaksanakan.
Untuk menghitung NPV, terlebih dahulu dihitung present value kas bersihnya yang dihitung dari arus kas perusahaan selama umur investasi tersebut
Analisis NPV ini sangat penting dilakukan terutama untuk usaha yang sifatnya jangka panjang sehingga mempertimbangkan nilai uang oleh waktu.
Suatu investasi yang ditanamkan dengan selang waktu tertentu, maka uang yang
Universitas Sumatera Utara
ditanam itu jumlahnya akan membesar pada saat uang itu diambil pada akhir selang penanaman. Hal ini menunjukkan bahwa waktu dan suku bunga
berpengaruh terhadap jumlah yang diterima pada akhir selang waktu dari hasil penanaman awal. Suku bunga diadakan untuk menyesuaikan nilai uang yang
ditanamkan pada awal selang waktu tertentu dengan nilai setelah penanaman. Dengan demikian, sejumlah uang pada saat ini tidak sama nilainya dengan uang
pada jumlah yang sama jika dimiliki pada saat yang akan datang Khotimah, dkk , 2002.
Internal Rate of Return adalah discount rate yang menyamakan nilai sekarang present value dari arus kas masuk dan nilai investasi usaha. Dengan
kata lain, IRR adalah discount rate yang menghasilkan NPV sama dengan nol. Jika biaya modal suatu usaha lebih besar dari IRR, maka NPV menjadi negatif,
sehingga usaha tersebut tidak layak untuk diambil Kasmir dan Jakfar, 2003. Gittinger 1986 menyebutkan bahwa IRR adalah tingkat rata-rata
keuntungan internal tahunan bagi perusahaan yang melakukan investasi dan dinyatakan dalam satuan persen. Tingkat IRR mencerminkan tingkat suku bunga
maksimal yang dapat dibayar oleh proyek untuk sumberdaya yang digunakan. Suatu investasi dianggap layak apabila nilai IRR lebih besar dari tingkat suku
bunga yang berlaku discount rate dan sebaliknya jika nilai IRR lebih kecil dari tingkat suku bunga yang berlaku, maka proyek tidak layak untuk dilaksanakan.
Net Benefit-Cost ratio Net BC adalah perbandingan antara present value manfaat dengan present value biaya. Dengan demikian benefit cost ratio
menunjukkan manfaat yang diperoleh setiap penambahan satu rupiah pengeluaran. Net BC akan menggambarkan keuntungan dan layak dilaksanakan
Universitas Sumatera Utara
jika mempunyai Net BC 1. Apabila Net BC = 1, maka usaha tersebut tidak untung dan tidak rugi, sehingga terserah kepada penilai pengambil keputusan
dilaksanakan atau tidak. Apabila Net BC 1 maka usaha tersebut merugikan sehingga lebih baik tidak dilaksanakan Gittinger, 1986.
2.5. Kerangka Pemikiran