F. Hubungan Aktifitas Fisik dengan Penyakit DM Tipe 2 Tabel 5.18. Tabulasi Silang Penyakit DM Tipe 2 Berdasarkan Aktifitas Fisik di
Desa Sekip Kecamatan Lubuk Pakam Kabupaten Deli Serdang tahun 2010
No. Aktifitas
Fisik DM
Bukan DM Total
χ
2
p RP 95 CI
f f
f
1. Kurang
21 15,8
112 84,2
133 100
5,797 2,594
2. Cukup
7 6,1
108 93,9
115 100
0,016 1,145-5,879
RP = Ratio Prevalence
Berdasarkan tabel 5.18 di atas dapat dilihat bahwa prevalence rate DM pada aktifitas fisik kurang adalah 15,8, sedangkan pada aktifitas fisik cukup adalah 6,1.
Hasil analisa statistik dengan menggunakan uji chi square pada variabel aktifitas fisik dengan variabel penyakit DM didapat nilai p 0,05, artinya terdapat hubungan yang
bermakna antara aktifitas fisik dengan penyakit DM di Desa Sekip tahun 2010. Ratio prevalence penyakit DM tipe 2 berdasarkan aktifitas fisik dalam penelitian ini adalah
2,594.
5.5. Analisis Multivariat
Pada penelitian ini, variabel independen yang memenuhi kriteria kemaknaan P 0,25 statistik dimasukkan ke dalam model, yaitu variabel umur, jenis kelamin,
riwayat keluarga, status gizi dan aktifitas fisik. Hasil dari analisis multivariat dapat dilihat pada tabel 5.19 di bawah ini :
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.19. Identifikasi Variabel Dominan Penyakit DM Tipe 2 di Desa Sekip Kecamatan Lubuk Pakam Kabupaten Deli Serdang Tahun 2010
Variabel B Koef.
Regresi
CI for B 95 P
Lower Upper
Constant 1,209
0,911 1,508
0,000 Umur
0,053 0,009
0,097 0,017
Jenis Kelamin 0,012
-0,070 0,093
0,777 Riwayat Keluarga
-0,156 -0,275
-0,038 0,010
Status Gizi 0,109
0,050 0,169
0,000 Aktifitas Fisik
-0,104 -0,180
-0,028 0,007
= Dikeluarkan secara bertahap backward selection
Dari tabel 5.19 di atas dapat dilihat bahwa ada satu variabel yang memiliki nilai p 0,05, yaitu variabel jenis kelamin. Jadi, variabel jenis kelamin dikeluarkan
dari model. Kemudian variabel yang tersisa diuji lagi sampai tidak ada lagi variabel yang memiliki nilai p 0,05. Hasil analisis terakhir dapat dilihat pada tabel di bawah
ini :
Tabel 5.20. Variabel yang Berhubungan dengan Penyakit DM Tipe 2 di Desa Sekip Kecamatan Lubuk Pakam Kabupaten Deli Serdang Tahun
2010
Variabel B Koef.
Regresi
CI for B 95 P
Lower Upper
Constant 1,222
0,937 1,506
0,000 Status Gizi
0,112 0,056
0,168 0,000
Umur 0,054
0,010 0,097
0,015 Aktifitas Fisik
-0,104 -0,180
-0,029 0,007
Riwayat Keluarga -0,158
-0,275 -0,038
0,010
Berdasarkan tabel 5.20 di atas dapat diketahui bahwa ada empat variabel yang berpengaruh dalam hubungannya dengan penyakit DM Tipe 2 di Desa Sekip tahun
2010, yaitu variabel status gizi, umur, aktifitas fisik dan riwayat keluarga. Keempat
Universitas Sumatera Utara
variabel tersebut memiliki p 0,05, sehingga dapat dimasukkan ke dalam persamaan regresi logistik :
Ỹ = 1,222 + 0,112X
1
+ 0,054X
2
- 0,104X
3
- 0,158 X
4
Dimana : Ỹ = Penyakit DM Tipe 2
X
1
= Status Gizi X
2
= Umur X
3
= Aktifitas Fisik X
4
= Riwayat Keluarga Persamaan regresi yang terbentuk menyatakan bahwa semakin besar
pengaruh variabel dalam penelitian, ini yaitu terdiri dari : status gizi, umur, aktifitas fisik dan riwayat keluarga maka akan menyebabkan resiko terjadinya penyakit DM
tipe 2 di Desa Sekip semakin besar. Secara keseluruhan persamaan regresi yang terbentuk dapat memprediksikan tinggi atau rendahnya pengaruh faktor risiko dalam
hubungannya dengan kejadian DM tipe 2 sebesar 12,1 overall percentage 12,1. Variabel dominan yang berhubungan dengan penyakit DM tipe 2 adalah variabel
status gizi.
Universitas Sumatera Utara
BAB 6 PEMBAHASAN
6.1. Prevalence Rate Penyakit DM Tipe 2 Gambar 6.1. Diagram Pie Prevalence Rate Penyakit DM Tipe 2 di Desa Sekip
Kecamatan Lubuk Pakam Kabupaten Deli Serdang tahun 2010
Dari gambar 6.1 di atas dapat dilihat bahwa prevalence rate penyakit DM tipe 2 di Desa Sekip tahun 2010 adalah 11,3. Angka prevalence rate ini lebih tinggi
dibandingkan angka prevalence rate di Kabupaten Deli Serdang pada tahun 2009 yaitu 1,24 .
13
Hal ini dikarenakan populasi pada penelitian ini adalah penduduk yang berusia
≥ 40 tahun yang merupakan populasi dengan faktor risiko DM, sehingga angka yang didapat akan lebih besar dari angka yang diperoleh Dinas Kesehatan
Kabupaten. Hasil penelitian Handayani 2004 dengan desain penelitian cross sectional di
Indonesia yang memanfaatkan data Survei Kesehatan Nasional tahun 2004 menunjukkan prevalensi Diabetes Mellitus berdasarkan kadar glukosa darah puasa
sebesar 9,0.
53
Sedangkan penelitian Fitrania 2008 dengan desain cross sectional
Universitas Sumatera Utara