2.7.3 Pencegahan Sekunder
Pencegahan sekunder adalah upaya untuk mencegah atau menghambat timbulnya komplikasi dengan tindakan-tindakan seperti tes penyaringan yang
ditujukan untuk pendeteksian dini DM serta penanganan segera dan efektif. Tujuan utama kegiatan-kegiatan pencegahan sekunder adalah untuk mengidentifikasi orang-
orang tanpa gejala yang telah sakit atau penderita yang beresiko tinggi untuk mengembangkan atau memperparah penyakit.
44,37
Memberikan pengobatan penyakit sejak awal sedapat mungkin dilakukan untuk mencegah kemungkinan terjadinya komplikasi menahun. Edukasi dan pengelolaan
DM memegang peran penting untuk meningkatkan kepatuhan pasien berobat.
42
a. Diagnosis Dini Diabetes Mellitus
Dalam menetapkan diagnosis DM bagi pasien biasanya dilakukan dengan pemeriksaan kadar glukosa darahnya. Pemeriksaan kadar glukosa dalam darah pasien
yang umum dilakukan adalah :
a.1. Pemeriksaan kadar glukosa darah setelah puasa.
Kadar glukosa darah normal setelah puasa berkisar antara 70-110 mgdl. Seseorang didiagnosa DM bila kadar glukosa darah pada pemeriksaan darah
arteri lebih dari 126 mgdl dan lebih dari 140 mgdl jika darah yang diperiksa diambil dari pembuluh vena.
a.2. Pemeriksaan kadar glukosa darah sewaktu.
Jika kadar glukosa darah berkisar antara 110-199 mgdl, maka harus dilakukan test lanjut. Pasien didiagnosis DM bila kadar glukosa darah pada pemeriksaan
darah arteri ataupun vena lebih dari 200 mgdl.
16
Universitas Sumatera Utara
a.3. Test Toleransi Glukosa Oral TTGO.
Test ini merupakan test yang lebih lanjut dalam pendiagnosaan DM. Pemeriksaan dilakukan berturut-turut dengan nilai normalnya : 0,5 jam 115 mgdl, 1 jam
200 mgdl, dan 2 jam 140 mgdl.
17
Selain pemeriksaan kadar gula darah, dapat juga dilakukan pemeriksaan HbA1C atau glycosylated haemoglobin. Glycosylated haemoglobin adalah protein yang
terbentuk dari perpaduan antara gula dan haemoglobin dalam sel darah merah.
18
Nilai yang dianjurkan oleh PERKENI untuk HbA1C normal terkontrol 4 - 5,9 .
17
Semakin tinggi kadar HbA1C maka semakin tinggi pula resiko timbulnya komplikasi. Oleh karena itu pada penderita DM kadar HbA1C ditargetkan kurang dari 7 .
19
Ketika kadar glukosa dalam darah tidak terkontrol kadar gula darah tinggi maka gula darah akan berikatan dengan hemoglobin terglikasi. Oleh karena itu,
rata-rata kadar gula darah dapat ditentukan dengan cara mengukur kadar HbA1C. bila kadar gula darah tinggi dalam beberapa minggu maka kadar HbA1C akan tinggi juga.
Ikatan HbA1C yang terbentuk bersifat stabil dan dapat bertahan hingga 2-3 bulan sesuai dengan umur eritrosit. Kadar HbA1C akan menggambarkan rata-rata kadar
gula darah dalam jangka waktu 2-3 bulan sebelum pemeriksaan.
19
Jadi walaupun pada saat pemeriksaan kadar gula darah pada saat puasa dan 2 jam sesudah makan
baik, namun kadar HbA1C tinggi, berarti kadar glukosa darah tetap tidak terkontrol dengan baik.
20
Universitas Sumatera Utara
b. Pengobatan Segera