II.6. Teori Efek Komunikasi Massa
Teori S-O-R
Teori S-O-R sebagai singkatan dari Stimulus-Organism-Response. Ini semula berasal dari psikologi. Kalau kemudian menjadi teori komunikasi, tidak
mengherankan, karena objek material dari psikologi dan ilmu komunikasi adalah sama, yaitu manusia yang jiwanya meliputi komponen-komponen: sikap, opini,
perilaku, kognisi, afeksi, dan konasi. Menurut stimulus respons ini, efek yang ditimbulkan adalah reaksi khusus
terhadap stimulus khusus, sehingga seseorang dapat mengharapkan dan memperkirakan kesesuaian antara pesan dan reaksi komunikan.
Elemen-elemen utama dari teori ini adalah: a. Pesan Stimulus, S
b. Komunikan Organism, O c. Efek Response, R
Dalam proses komunikasi berkenaan dengan perubahan sikap adalah aspek “how” bukan “what” dan “why”. Jelasnya how to communicate dalam hal how to
change the attitude, bagaimana mengubah sikap komunikan. Dalam proses perubahan sikap tampak bahwa sikap dapat berubah, hanya
jika stimulus yang menerpa benar-benar melebihi semula.
Universitas Sumatera Utara
Prof. Dr. Mar’at dalam bukunya “Sikap Manusia”, Perubahan serta Pengukurannya” mengutip pendapat Hovland, Janis, dan Kelley yang menyatakan
bahwa dalam menelaah sikap yang baru ada tiga variabel penting, yaitu: a. Perhatian
b. Pengertian c. Penerimaan
Gambar: Teori S-O-R Gambar di atas menunjukkan bahwa perubahan sikap bergantung pada
proses yang terjadi pada individu. Stimulus atau pesan yang disampaikan kepada komunikan mungkin
diterima atau mungkin ditolak. Komunikasi akan berlangsung jika ada perhatian dari komunikan.
Proses berikutnya komunikan mengerti. Kemampuan komunikan inilah yang melanjutkan proses berikutnya.
Setelah komunikan mengolahnya dan menerimanya, maka terjadilah kesediaan untuk mengubah sikap Effendy, 2003:254.
Stimulus Organisme:
- Perhatian - Pengertian
- Penerimaan
Respon
Universitas Sumatera Utara
Prinsip teori ini merupakan dasar dari teori jarum hipodermik, teori klasik mengenai terjadinya efek media massa yang sangat berpengaruh. Dalam
masyarakat massa, prinsip ini mengasumsikan bahwa pesan informasi dipersiapkan oleh media dan didistribusikan secara sistematis dan dalam skala
yang luas. Sehingga secara serempak pesan tersebut dapat diterima oleh sejumlah besar individu, bukan ditujukan pada orang perorang. Kemudian sejumlah besar
individu itu akan merespon pesan informasi itu Bungin, 2006:275. Teori S-O-R ini mendasarkan asumsi bahwa penyebab terjadinya
perubahan perilaku tergantung kepada kualitas rangsang stimulus yang berkomunikasi dengan organisme. Artinya, kualitas dari sumber komunikasi
sources misalnya kredibilitas, kepemimpinan, gaya berbicara sangat menentukan keberhasilan perubahan perilaku seseorang, kelompok atau masyarakat.
Hosland, et al 1953 mengatakan bahwa proses perubahan perilaku pada hakekatnya sama dengan proses belajar pada individu, yahg terdiri dari:
a. Stimulus rangsang yang diberikan pada organisme dapat diterima atau ditolak. Apabila stimulus tersebut tidak diterima atau ditolak berarti stimulus
itu tidak efektif mempengaruhi perhatian individu dan berhenti disini. Tetapi apabila stimulus diterima oleh organisme berarti ada perhatian dari individu
dan stimulus tersebut efektif. b. Apabila stimulus telah mendapat perhatian dari organisme diterima, maka ia
mengerti stimulus ini dan dilanjutkan kepada proses berikutnya. c. Setelah itu, organisme mengolah stimulus tersebut sehingga terjadi kesediaan
untuk bertindak demi stimulus yang telah diterimanya bersikap.
Universitas Sumatera Utara
d. Akhirnya dengan dukungan fasilitas serta dorongan dari lingkungan, maka stimulus tersebut mempunya efek tindakan dari individu tersebut perubahan
perilaku. Selanjutnya, teori ini mengatakan bahwa perilaku dapat berubah hanya
apabila stimulus rangsang yang diberikan benar-benar melebihi dari stimulus semula. Stimulus yang dapat melebihi stimulus ini berarti stimulus yang
diberikan harus dapat meyakinkan organisme. Dalam meyakinkan organisme ini, faktor
reinforcement memegang peranan penting http:www.geocities.comklinikikmpendidikan-perilakuperubahan-
perilaku.htm
Universitas Sumatera Utara
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
III.1. Deskripsi Lokasi Penelitian III.1.1. Sejarah Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik USU
Fakutas Ilmu Sosial dan Politik FISIP merupakan fakultas ke sembilan di Lingkungan Universitas Sumatera Utara USU. Kelahiran fakultas ini tidak jauh
berbeda dengan fakultas lainnya di lingkungan USU. Pada awal pendiriannya 1980, FISIP masih merupakan Jurusan Pengetahuan Masyarakat pada Fakultas
Hukum USU. Setahun kemudian, Jurusan Pengetahuan Masyarakat berubah menjadi Jurusan Ilmu-Ilmu sosial IIS. Pada Tahun 1982, Jurusan Ilmu-Ilmu
Sosial resmi menjadi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, dengan menggunakan Gedung Perkuliahan di Fakultas Kedokteran Gigi FKG USU.
Dalam proses pengembangannya, jurusan yang ada di FISIP USU tidak dibuka sekaligus. Hal ini disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat dan
pemerintah daerah serta tenaga pengajar yang dibutuhkan sesuai dengan bidangnya. Oleh karenanya, pada Tahun Ajaran 19801981, FISIP USU hanya
membuka 2 dua jurusan apa saja yaitu: 1.
Jurusan Ilmu Komunikasi 2.
Jurusan Ilmu Administrasi Negara
Universitas Sumatera Utara