6.200,068 kg dengan nilai US 540.005,05. Pada tahun 1974 bungkil inti kelapa sawit yang diekspor adalah 17.657.583 kg dengan nilai ekspor US 1.115.884,64.
Dengan adanya peningkatan nilai ekspor maka diperlukan standard an pengawasan mutu bungkil inti kelapa sawit untuk memberikan jaminan mutu pada
konsumen. S. Ketaren,1986.
2.1.1 . Varietas Kelapa Sawit
Secara botani, buah kelapa sawit digolongkan sebagai buah drupe, terdiri dari pericarp yang terbungkus oleh exocarp atau kulit, mesocarp yang secara
salah kaprah biasanya disebut pericarp, dan endocarp cangkang yang membungkus 1-4 intikernel umumnya hanya satu. Inti memiliki testa kulit,
endosperm yang padat, dan sebuah embrio. Salah satu sifat ekonomis yang penting dari kelapa sawit yaitu ketebalan cangkang.Sifat ini diidentifikasikan oleh
Beirnaert dan Venderweyen pada tahun 1941 sebagai sifat yang dikendalikan oleh gen tunggal. Adapun tipe kelapa sawit berdasarkan penampangan irisan buah
ataupun ketebalan cangkang dan daging buah, yaitu: 1. Pisifera
Tanaman pisifera mempunyai alela homosigot resesif sh-sh- sehingga tidak membentuk cangkang. Umumnya, tanaman pisifera gagal membentuk buah
sehingga umumnya tidak ditanam secara komersil di perkebunan. Walaupun demikian, beberapa jenis pisifera tetap fertile dan mampu berkembang biak.
Menurut hasil penelitian, pisifera yang steril dapat juga menghasilkan buah normal jika infloresennya secara teratur disemprot dengan auksin setelah terjadi
anthesis.
Universitas Sumatera Utara
2. Dura Tanaman tipe dura tebal cangkang 2-8 mm mempunyai alela homosigot
dominan sh+sh+ yang menghasilkan cangkang tebal. Hibrida dari dura x pisifera yaitu tanaman tenera. Daging buah relative tipis, yaitu 35-50 terhadap buah.
Daging biji kernel besar dan memiliki kandungan minyak yang rendah. Sedangkan dalam persilangan, dapat dipakai sebagai pohon induk betina.
3. Tenera Tanaman tipe tenera yang mempunyai alela heterosigot dominan sh+sh-.
Tenera mempunyai cangkang yang tipis 0,5-4mm dan dikelilingi oleh cincin- cincin serat pada mesocarp nya. Varietas tenera lebih disukai untuk penanaman
komersial karena kandungan minyak nya didalam mesocarp nya lebih tinggi daripada dura. Selain itu, dikenal juga istilah macrocarya, yaitu varietas dura yang
mempunyai cangkang 6-8 mm. Terminologi macrocarya akhir-akhir ini sudah tidak dipakai lagi karena tidak merupakan sifat genetik signifikan.
Berdasarkan tipe buah yang abnormal, dikenal juga jenis kelapa sawit poissoni dan diwakkawakka yang mempunyai dua lapisan daging buah yang
menyelimuti buah utama. .Lapisan daging buah ini merupakan perkembangan dari androecium bunga betina dan didalamnya kadang-kadang dijumpai struktur yang
sifatnya mirip dengan cangkang dan kernel. Pembagian tipe buah berdasarkan warna kulit buah dapat dikelompokkan
menjadi 3 tipe, yaitu nigrescens, virescen, dan albescen.
Universitas Sumatera Utara
1. Nigrescens Buah nigrescens berwarna ungu sampai hitan pada waktu muda dan berubah
menjadi jingga kehitam-hitaman pada waktu matang. Tipe buah nigrescens hamper dominan ditemukan pada varietas tenera yang ditanam secara komersil di
Indonesia.
2. Virescens Pada waktu muda, buah virescens berwarna hijau dan ketika matang warnanya
berubah menjadi jingga kemerahan, tetapi ujungnya tetap kehijau-hijauan.
3. Albescens Pada waktu muda, buah albescens berwarna keputih-putihan sedangkan
setelah matang berwarna kekuning-kuningan dan ujungnya berwarna kehitam- hitaman.
Tanaman kelapa sawit baru dapat berproduksi setlah berumur sekitar 24-30 bulan setelah ditanam di lapangan. Buah yang dihasilkan disebut Tandan Buah
Segar TBS atau fresh fruit bunch FFB. Produktivitas tanaman kelapa sawit meningkat mulai umur 3-14 tahun dan akan menurun setelah umur 15-25 tahun.
Setiap pohon sawit dapat menghasilkan 10-15 TBS pertahun dengan berat 3-40 kg pertandan. Tergantung dari umur tanaman. Dalam satu tandan terdapat 1.000-
3.000 brondolan dengan berat sekitar 10-20 g. Iyung Pahan,2007.
Universitas Sumatera Utara
2.2 Minyak Kelapa Sawit