Komposisi dan Sifat Minyak Kelapa Sawit

dengan minyak ini tidak cepat tengik. Untuk keperluan pangan, prospek minyak sawit banyak ditentukan oleh situasi minyak kedelai. Tim Penulis,1997 TBS yang telah ditimbang beserta lorinya selanjutnya direbus didalam sterilizer atau dalam ketel rebus. Perebusan dilakukan dengan mengalirkan uap panas selama 1 jam atau tergantung besarnya tekanan uap. Pada umumnya, besarnya tekana uap yang digunakan adalah 2,5 atmosfer dengan suhu uap 125 C. perebusan yang terlalu lama dapat menurunkan kadar minyak sawit dan pemucatan kernel. Sebaliknhya, perebusan dalam waktu yang terlalu pendek menyebabkan semakin banyak buah yang rontok dari tandannya. Minyak sawit memegang peranan penting dalam perdagangan dunia. Oleh karena itu, syarat mutu harus menjadi perhatian utama dalam perdagangannya. Kebutuhan minyak sawit yang digunakan sebagai bahan baku industry panagn dan non pangan masing-masing berbeda. Oleh karena itu keaslian, kemurnian,kesegaran,maupun aspek higienisnya harus lebih diperhatikan. Fauzi Yan,2002.

2.2.1 Komposisi dan Sifat Minyak Kelapa Sawit

Minyak dan lemak terdiri dari gliserida campuran yang merupakan ester dari gliserol dan asam lemak rantai panjang. Minyak dan lemak dalam bentuk umum tidak berbeda terigliserdanya, hanya berbeda dalam bentuk wijud.Disebut minyak jika bentuknya cair dan lemak jika bentuknya padatan.Trigliserida adalah senyawa kimia yang terdiri dari ikantan gliserol dengan 3 molekul asam lemak. Universitas Sumatera Utara CH 2 – OH + R 1 – COOH CH 2 – COOR 1 CH – OH + R 2 – COOH CH – COOR 2 + 3 H 2 O CH 2 – OH + R 3 – COOH CH 2 – COOR 3 Gliserol Asam Lemak Trigliserida Air Asam – asam lemak dapat berasal dari tipe yang sama maupun yang tidak sama. Sifat trigliserida akan tergandung pada perbedaan asam – asam lemak yang bergabung untuk membentuk trigliserida. Perbedaan asam – asam lemak ini tergantung pada panjang rantai dan derajat kejenuhannya. Asam lemak yang memiliki rantai pendek memiliki titik leleh melting point yang lebih rendah dan lebih mudah larut dalam air. Sebaliknya, semakin panjang rantai asam – asam lemak, akan menyebabkan titik leleh yang lebih tinggi. Titik leleh juga tergantung pada derajat ketidakjenuhan.Asam – asam yang tidak jenuh memiliki titik leleh yang lebih rendah dibandingkan memiliki panjang rantai serupa. Dua jenis asam lemak yang paling dominan dan asam yaitu asam palmitat C 16 : 0 jenuh dan asam oleat C 18 :1 tidak jenuh. Umumnya, komposisi asam lemak minyak sawit sebagai berikut. C 12:0 Larutan - 0,2 C 18:2 Linoleat - 10,1 C 14:2 Myristat - 1,1 Lainnya - 0,9 C 16:0 Palmitat - 44,4 C 18:0 Stearat - 4,5 C 18:1 Oleat - 39,2 Universitas Sumatera Utara Minyak tesebut jika dihidrolisis akan menghasilkan 3 molekul asam lemak rantai panjang dan 1 molekul gliserol. Reaksi hidrolisis secara kimia sebagai berikut. CH 2 – COOR 1 + CH 2 – OH CH – COOR 2 + H 2 O CH – COOR 2 + R 1 COOH CH 2 – COOR 3 + CH 2 – COOR 3 Trigliserida Air Digliserida FFA Gliserida dalam minyak bukan merupakan gliserida sederhana, tetapi mrupakan gliserida campuran yaitu molekul gliserol berikatan dengan asam lemak bebas.Asam lemak bebas yang terbentuk hanya terdapat dalam jumlah kecil dan sebahagian besar tirikat dalam ester.Trigliserida dapat berbentuk cair jika mengandung sejumlah besar asam lemak tidak jenuh yang mempunyai titik cair rendah. Secara ilmiah, asam lemak jenuh yang mengandung atom karbon C 1 – C 8 berbentuk cair, sedangkan kika lebih dari C 8 akan berbentuk padat. Minyak kelapa sawit adalah minyak nabati semi padat.Hal ini karena minyak sawit mengandung sejumlah besar asam lemak tidak jenuh dengan atom karbon lebih dari C 8 .Warna minyak ditentukan oleh adanya pigmen yang dikandung.Minyak sawit berwarna kuning karena kandungan beta karoten yang merupakan bahan vitamin. Universitas Sumatera Utara

2.2.2 Faktor – faktor yang mempengaruhi kerusakan Minyak Kelapa Sawit

Dokumen yang terkait

Pengaruh Tekanan dan Waktu Perebusan terhadap Kehilangan Minyak (Losses) pada Air Kondensat di Stasiun Sterilizer dengan Sistem Tiga Puncak (Triple Peak) di Pabrik Kelapa Sawit PTPN IV (Persero) Pulu Raja

58 311 56

Pengaruh Tekanan Uap Dan Waktu Terhadap Kehilangan Minyak Pada Air Kondesat Dengan Perebusan Sistem Tiga Puncak ( Tripple Peak ) Di PT.Socfin Indonesia Kebun Aek Loba

4 104 45

Pengaruh Waktu Dan Temperatur Terhadap Kehilangan Minyak Pada Air Kondensat Dengan Perebusan Sistem Tiga Puncak (Triple Peak)

11 103 65

Pengaruh Tekanan Uap dan Waktu Perebusan Terhadap Kehilangan Minyak dan Kadar NOS ( Non- Oil Solid ) pada Air Kondensat di Stasiun Perebusan dengan Pola Perebusan Sistem Tiga Puncak ( Tripple Peak ) di PTPN III PKS Rambutan Tebing Tinggi

3 59 61

Pengaruh Tekanan Dan Waktu Perebusan Terhadap Kadar Air Dan Kadar Minyak Pada Air Kondensat Di Stasiun Perebusan Dengan Perebusan Sistem Tiga Puncak (Triple Peak) Di PTPN III PKS Sei Mangkei – Perdagangan

17 154 61

Pengaruh Waktu, Temperatur Dan Tekanan Terhadap Kehilangan Minyak Pada Air Kondensat Dengan Perebusan Sistem Tiga Puncak Di Pabrik Kelapa Sawit PTPN III Kebun Rambutan Tebing Tinggi

1 100 58

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kelapa Sawit - Pengaruh Tekanan dan Waktu Perebusan terhadap Kehilangan Minyak (Losses) pada Air Kondensat di Stasiun Sterilizer dengan Sistem Tiga Puncak (Triple Peak) di Pabrik Kelapa Sawit PTPN IV (Persero) Pulu Raja

0 1 24

PENGARUH TEKANAN DAN WAKTU PEREBUSAN TERHADAP KEHILANGAN MINYAK (LOSSES) PADA AIR KONDENSAT DI STASIUN STERILIZER DENGAN SISTEM TIGA PUNCAK (TRIPLE PEAK) DI PABRIK KELAPA SAWIT PTPN IV (Persero) PULU RAJA TUGAS AKHIR - Pengaruh Tekanan dan Waktu Perebusan

0 1 12

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - Pengaruh Tekanan dan Waktu Perebusan Terhadap Kehilangan Minyak Pada Air Kondensat di Stasiun Perebusan Dengan Menggunakan Sistem Tiga Puncak ( Triple Peak ) di PTPN IV Pabatu-Tebing Tinggi

0 0 28

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sejarah Kelapa Sawit - Pengaruh Tekanan Uap dan Waktu Perebusan Terhadap Kehilangan Minyak pada Air Kondensat dengan Sistem Perebusan Tiga Puncak (Triple Peak) di PTPN IV Dolok Sinumbah

0 0 22