20
2.1. Sejarah tentang Konsep Perbuatan Melawan Hukum
Sistem hukum
positif Romawi
yang tidak
dapat disangkal
berkharakteristik global pada saat itu, dikenal pembagian hukum publik dan hukum privat dan sejalan dengan itu dalam hukum Romawi dibedakan antara
crimina publica
, yaitu kejahatan yang merugikan kepentingan-kepentigan masyarakat dengan ancaman hukuman pidana dan
delicta privata
mengenai diri atau kekayaan pribadi seseorang.
Delictum privatum
menimbulkan suatu
obligatio ex delictu
dan memberikan kepada yang dirugikan suatu tuntutan yang bersifat perdata
1
. Hukum Romawi tidak mengenal suatu ketentuan umum yang mengatur
akibat-akibat hukum dari perbuatan melawan hukum. Suatu tuntutan hanya memungkinkan pada delik-delik yang dirumuskan secara khusus, yang terpenting
di antaranya ialah
2
:
actio fusti
terhadap pencurian;
actio legis aguiliae
terhadap pengrusakan hak milik;
actio iniuriarum
pelanggaran terhadap kehormatan atau diri seseorang.
Dari keseluruhan ketentuan-ketentuan yang menurut hukum memberikan hak gugatan berdasarkan perbuatan melawan hukum yang terpenting ialah
lex
1
Setiawan Rachmat SH, Tinjauan Elementer Perbuatan Melawan Hukum, Penerbit Alumni, Bandung, 1982, hlm., 1.
2
Ibid.
21 aquililae
yang penerapannya kemudian diperluas untuk mengatasi kekosongan karena tidak terdapatnya ketentuan umum tentang perbuatan melawan hukum
3
. Hukum Romawi mulai berkembang pada abad kesebelas di kota-kota
besar sebelah utara Itali, di mana didirikan sekolah-sekolah hukum yang merupakan cikal bakal universitas. Disana dikuliahkan hukum Romawi kepada
pemuda-pemuda dari seluruh Eropa yang pada waktu itu datang untuk belajar di sana, memperlajari stelsel hukum yang di mata pemuda-pemuda itu dan para
pemimpin negaranya pada waktu itu lebih sempurna dari pada hukumnya sendiri.Setelah selesai belajar mereka membawa pulang Hukum Romawi kembali
ke negerinya sebagai
souveneer
. Pemuda-pemuda inilah yang menjadi pejabat- pejabat pemerintah dan hakim pada waktu itu. Pengaruh merekalah yang
memperkuat hukumdalam sistem hukum adat dan menonjolkan hukum Romawi yang lebih terang melihat hukum dalam hukum adat yang berlaku di negara-
negara pemuda itu masing-masing. Dari Itali hukum Romawi menyebar luas ke Eropa yang kemudian meresepsi hukum Romawi tersebut
4
. Kelanjutan perkembangan hukum Eropa, kemudian pada tahun 1809 di
Negeri Belanda dinyatakan berlaku
Code Napoleon
yang kemudian diganti oleh
Code Civil
pada tahun 1811, yang di Perancis sendiri sudah berlaku sejak tahun 1803 dan bersumber pada hukum Roma dan Kanonik
5
. Setelah Negeri Belanda
3
Ibid, hlm., 2.
4
Ibid.
5
Menurut Jeferson Kameo, SH, LLM, Ph.D, hukum kanonik adalah kaedah-kaedah dalam sistem hukum gereja Katolik Roma yang mengikuti saja dikte hukum dalam kontrak Sebagai Nama Ilmu
Hukum.
22
merdeka disusunlah
Burgerlijk Wetboek
mengikuti
Code Civil
dengan beberapa pengecualian. Jadi sebenarnya Belanda tidak membuat kitab Undang-undang
baru, akan tetapi memperbarui kitab undang-undang yang berasal dari Perancis.
Burgerlijk Wetboek
yang berisi konsep perbuatan melawan hukum sebagaimana dikte hukum
the dictate of the law
ini dinyatakan berlaku pada tahun 1838
6
. Dalam hukum Romawi dikenal delik dan
quasi delik
. Kedua istilah ini dikenal pula dalam hukum Perancis akan tetapi mempunyai arti yang berlainan.
Baik delit’smaupun quasidelit’s adalah perbuatan melawan hukum. Yang pertama
menunjuk pada perbuatan melawan yang dilakukan dengan sengaja sedangkan yang kedua dilakukan karena kelalaian
7
. Bab II dari
Code Civil
yan berjudul,
Des delits et des quasi delits
yang terdiri dari Pasal 1382-1386 adalah sama dengan Pasal 1401 1365
– 1405 1369 BW Belanda. Pasal-pasal 1406-1416 BW Belanda atau Pasal-pasal 1370-1380
KUHPerdata bukan berasal dari
Code Civil
8
.
Code Civil
Belanda kemudian menjadi KUHPerdata. Di Indonesia KHUPerdata yang mengandung konsep
perbuatan melawan hukum itu masih dirujuk sebagai buku hukum hingga saat ini.
6
Rachmat Setiawan,Op.Cit., hal., 3.
7
Ibid.
8
Ibid.
23
2.2. Hakikat Perbuatan Melawan Hukum