dengan Nomura yang menurutnya doushi adalah kata yang bisa berfungsi menjadi predikat dalam suatu kalimat, mengalami perubahan bentuk katsuyou dan bisa
berdiri sendiri.
2.1.2 Jenis- Jenis Verba Bahasa Jepang
Shimizu dalam Sudjianto dan Dahidi 2007: 150 menjabarkan jenis- jenis verba doushi sebagai berikut:
1. Jidoushi 自動詞 verba intransitif
Jidoushi merupakan kelompok verba yang tidak berarti mempengaruhi
pihak lain. Contoh:
行く iku
‘pergi’ 来る
kuru ‘datang’
閉まる shimaru
‘tertutup’ 起きる
okiru ‘bangun’
2. Tadoushi 他動詞 verba transitif
Tadoushi merupakan kelompok verba yang menyatakan arti
mempengaruhi pihak lain. Contoh:
寝かす nekasu
‘menidurkan’ 出す
dasu ‘mengeluarkan’
起こす okosu
‘membangunkan’
Universitas Sumatera Utara
3. Shodoushi 所動詞
Shodoushi merupakan kelompok verba yang memasukkan pertimbangan
pembicara, maka tidak dapat diubah ke dalam bentuk pasif dan kausatif. Selain itu tidak memiliki bentuk perintah dan ungkapan kemauanishi hyougen. Di antara
kata- kata yang termasuk kelompok ini, kelompok doushi yang memiliki makna potensial seperti ikeru dan kikeru disebut kanoo doushi ‘verba potensial’.
Contoh: 見える
mieru ‘terlihat’
聞こえる kikoeru
‘terdengar’ 行ける
ikeru ‘dapat pergi’
Selain jenis- jenis doushi di atas jidoushi,tadoushi, dan shodoushi, Terada Takanao dalam Dahidi dan Sudjianto 2007: 150 menambahkan Fukugou
doushi, haseigo toshite no doushi , dan houjo doushi sebagai jenis- jenis doushi.
4. Fukugou Doushi
Fukugou doushi adalah doushi yang terbentuk dari gabungan dua buah
kata atau lebih. Gabungan kata tersebut secara keseluruhan dianggap sebagai suatu kata.
Contoh: 話し合う
hanashiau ‘berunding’
調査する chousa suru
‘menyelidiki’
Universitas Sumatera Utara
近寄る chikayoru
‘mendekati’ 5.
Hoseigo toshite no doushi
Hoseigo toshite no doushi ialah doushi yang memakai prefiks atau doushi
yang terbentuk dari kelas kata lain dengan cara menambahkan sufiks. Kata-kata tersebut secara keseluruhan dianggap sebagai suatu kata.
Contoh: 寒がる
samugaru ‘merasa kedinginan’
学者ぶる gakushaburu
‘sok berjiwa sarjana’ 汗ばむ
asebamu ‘berkeringat’
6. Hojo doushi
Hojo doushi adalah doushi yang menjadi bunsetsu tambahan. Bunsetsu
ialah satuan kalimat yang lebih besar daripada tango kata yang pada akhirnya dapat membentuk sebuah bun kalimat.
Contoh: 机の上に本がある。
彼はあそこにいる。
Tsukue no ue ni hon ga aru Kare wa asoko ni iru
‘Di atas meja ada buku’ ‘Dia ada di sana’
Universitas Sumatera Utara
Sutedi, 2009: 49 mengungkapkan bahwa verba bahasa Jepang digolongkan ke dalam tiga kelompok berdasarkan pada perubahan bentuknya.
1. Kelompok I
Kelompok ini disebut dengan goudan doushi verba lima tingkatan, karena mengalami perubahan dalam lima deretan bunyi bahasa Jepang, yaitu
deretan bunyi: あいうえお ‘a-i-u-e-o’
Cirinya yaitu verba yang berakhiran hurufgobi う、つ、る、く、ぐ、む、ぬ、 ぶ、す
‘u-tsu-ru-ku-gu-mu-nu-bu-su’ Contoh:
買う ka-u
‘membeli’ 立つ
ta-tsu ‘berdiri’
売る u-ru
‘menjual’ 書く
ka-ku ‘menulis’
泳ぐ oyo-gu
‘berenang’ 読む
yo-mu ‘membaca’
死ぬ shi-nu
‘meninggal’ 遊ぶ
aso-bu ‘bermain’
話す hana-su
‘berbicara’
Universitas Sumatera Utara
2. Kelompok II
Kelompok ini disebut dengan ichidan doushi verba satu tingakatan, karena perubahannya terjadi pada satu deretan bunyi saja. Ciri utama dari verba
ini, yaitu yang berakhiran suara ‘e-ru’ yang disebut dengan kami- ichidan- doushi, dan verba yang berakhiran bunyi ‘i-ru’ yang disebut dengan shimo- ichidan-
doushi. Contoh:
見る mi-ru
‘melihat’ 起きる
oki-ru ‘bangun’
寝る ne-ru
‘tidur’ 食べる
tabe-ru ‘makan’
3. Kelompok III
Verba kelompok ini merupakan verba yang perubahannya tidak beraturan, sehingga disebut henkaku doushi. Verba ini hanya terdiri atas dua verba, yaitu:
する su-ru
‘melakukan’ 来る
ku-ru ‘datang’
Sedangkan Kindaichi dalam Sutedi 2011: 94 membagi jenis verba yang menentukan aspek dalam bahasa Jepang menjadi empat macam, yaitu shunkan
doushi, keizoku doushi, joutai doushi , dan dai yonshuu doushi.
Universitas Sumatera Utara
1. Shunkan doushi
Shunkan doushi merupakan verba yang menyatakan suatu aktifitas atau
kejadian, mengakibatkan terjadi suatu perubahan dalam waktu singkat. Perubahan yang dimaksud adalah “dari tidak... menjadi ...”. Verba ini tidak digunakan untuk
menyatakan suatu kebiasaan seseorang atau perbuatan yang dilakukan berulang- ulang.
Contoh: Pada verba 死 ぬ shinu mati perubahan yang terjadi, yaitu ‘dari tidak mati
menjadi mati’ atau perubahan ‘dari mati menjadi tidak mati’, perubahan tersebut terjadi hanya dalam waktu yang singkat sesaat. Begitu pula halnya dengan verba
結 婚 す る kekkon suru menikah, perubahan yang terjadi, yaitu ‘dari tidak menikah menjadi menikah’ atau ‘dari membujang menjadi beristri bersuami’,
perubahan ini pun terjadi dalam tempo yang singkat. 2.
Keizoku doushi Keizoku doushi
ialah verba yang menyatakan suatu aktifitas atau kejadian yang memerlukan waktu tertentu dan pada setiap bagian waktu tersebut terjadi
suatu perubahan. Sehingga waktu kapan dimulai dan kapan berakhirnya dari aktifitas atau kejadian tersebut akan terlihat jelas.
Universitas Sumatera Utara
Contoh: Pada verba 書く kaku menulis dan 走る hashiru berlari, kapan dimulainya dan
kapan berakhirnya akan teramati, dan pada setiap bagian titik waktu akan terjadi perubahannya.
3. Joutai doushi
Joutai doushi adalah verba yang menyatakan keadaan sesuatu, jika dilihat
dari titik waktu tertentu, samasekali tidak akan terlihat terjadinya suatu perubahan. Contoh:
Verba ある aru ada dan 書ける kakeru bisa menulis, jika dilihat dari titik waktu tertentu, tidak akan terjadi suatu perubahan. Verba kakeru bisa menulis
jika dibandingkan dengan verba kaku menulis yang merupakan keizouku doushi, akan jelas perbedaannya.
4. Daiyonshu doushi
Daiyonshu doushi ialah verba yang menyatakan keadaan sesuatu secara
khusus, dan selalu dinyatakan dalam bentuk sedang te iru. Pada verba ini pun jika dilihat dari titik waktu tertentu, tidak akan terjadi suatu perubahan, karena
memang sudah menjadi suatu kondisi yang tetap. Contoh:
Universitas Sumatera Utara
Verba 勝 れ る sugureru unggul dalam kalimat jirou no sakuhin wa motto sugurete iru
karya Jiro lebih unggul.
2.1.3 Fungsi Verba