53 pengunduran diri kepada pihak pengelola.
Perbedaan mendasar penelitian ini dengan dua penelitian di atas adalah penelitian ini lebih fokus kepada manajemen imlementasi kurikulum yang ruang
lingkupnya pada perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. Berbeda dengan penelitian Nana cahana 2009 yang menyoroti secara menyeluruh delapan bidang
garapan manajemen pendidikan. Begitu juga dengan penelitian Baiquni Rahmat 2010 yang memfokuskan penelitiannya kepada manajemen pendidik yaitu guru.
D. Kerangka Berpikir
Penyusunan dan proses pelaksanaan kurikulum harus didasarkan pada landasan-lsndasan yang kuat dan memperhatikan faktor-faktor tertentu yang
mempengaruhi keberhasilan kurikulum. Bila dilakukan sembarangan, akan berakibat kegagalan proses pengembangan peserta didik.
Untuk menyikapi ketertinggalan pesantren dengan dunia pendidikan umum, maka pesantren perlu memasukkan kurikulum dan lembaga sekolah negeri ke
dalam sistem pendidikan pesantren, hubungan selaras antara keduanya perlu dikembangkan. Kesadaran dalam mengembangkan bentuk ini telah tumbuh dan
mulai berkembang di kalangan umat Islam. Madrasah memadukan antara keunggulan dalam bidang ilmu pengetahuan,
keterampilan dan teknologi dengan keunggulan dalam bidang pengetahuan keagamaan termasuk didalamnya keunggulan dalam bidang keimanan dan
ketakwaan. Keunggulan dalam bidang ilmu pengetahuan, keterampilan dan teknologi, selama ini dimiliki oleh sekolah-sekolah umum. Sementara keunggulan
dalam bidang pengetahuan keagamaan, keimanan, dan ketakwaan dimiliki oleh
54 lembaga pendidikan semacam madrasah atau pesantren. Konsep tersebut
mengisyaratkan adanya hal-hal yang positif dan negatif dari lembaga pendidikan umum dan pesantren. Hal-hal yang positif dan unggul dari kedua lembaga itulah
yang disatukan untuk selanjutnya diterapkan dan dikembangkan. Hal-hal yang negatif dari kedua lembaga pendidikan itulah yang perlu ditinggalkan.
Kegiatan pembelajaran yang diberikan meliputi pembelajaran umum dan pembelajaran agama Islam. Pembelajaran adalah proses interaksi siswa dengan
guru dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Dari permasalahan di atas, jika tidak ditangani secara tepat akan memberikan
dampak yang negatif terhadap proses pembelajaran dalam sistem Madrasah. Dampak tersebut juga dapat mengakibatkan menurunnya kualitas siswa dan
kualitas kegiatan belajar mengajar yang dilakukan oleh guru. Dengan melihat berbagai masalah tersebut terkait dengan kegiatan pembelajaran di Madrasah,
peneliti ingin mendeskripsikan bagaimana manajemen kurikulum di Madrasah Aliyah Al Rosyid dengan memadukan kurikulum Diknas dan Pesantren.
Kurikulum yang ideal tentunya harus dapat memenuhi tuntutan dari tujuan diknas dan pesantren itu sendiri. Meskipun demikian, harus dapat meninjau kemampuan
dari siswa sehingga kegiatan belajar mengajar tidak menjadi beban. Oleh karena itu, Madrasah Aliyah Aliyah Al Rosyid harus memiliki kurikulum yang relevan,
mutakhir dan dinamis. Untuk tahapan dalam merumuskan Kurikulum KMI Madrasah Aliyah Aliyah Al Rosyid dapat digambarkan sebagai berikut.
55 Gambar 1. Proses Penetapan Kurikulum MA Aliyah Al Rosyid
Kurikulum KMI
MA Al Rosyid Perencanaan
Pelaksanaan Evaluasi
Kurikulum Umum
Kurikulum Agama
Manajemen Kurikulum
Kualita s
56
BAB III METODE PENELITIAN