Khairul Akhir Lubis 2008 dengan judul penelitian Pengaruh Pelatihan dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Karyawan PT Perkebunan Nusantara IV Persero
Medan. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh pelatihan dan motivasi kerja terhadap kinerja karyawan PT. Perkebunan Nusantara IV Persero
Medan, baik secara parsial maupun secara simultan. Teknik pengambilan sampel adalah purpose sampling. Metode pengumpulan data dilakukan dengan angket dan studi
dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelatihan dan motivasi kerja berpengaruh terhadap kinerja karyawan baik secara parsial maupun simultan.
2.2. Landasan Teori 2.2.1. Teori Tentang Kinerja
2.2.1.1. Pengertian Kinerja
Kinerja adalah hasil yang dicapai seseorang menurut ukuran yang berlaku untuk pekerjaan yang bersangkutan Robins, 2001
Pengertian kinerja diberi batasan oleh Maier dalam Munandar 2001 sebagai kesuksesan seseorang di dalam melaksanakan suatu pekerjaan. Lebih tegas lagi Lawler and
Poter menyatakan bahwa kinerja adalah succesfull role achievement yang diperoleh seseorang dari perbuatan perbuatannya Munandar, 2001. Dari batasan tersebut Munandar
menyimpulkan bahwa kinerja adalah hasil yang dicapai seseorang menurut ukuran yang berlaku untuk pekerjaan yang bersangkutan.
Universitas Sumatera Utara
Suprihanto 2000 mengatakan bahwa kinerja atau prestasi kerja seorang pegawai pada dasarnya adalah hasil kerja seseorang pegawai selama periode tertentu
dibandingkan dengan kemungkinan, misalnya standar, target atau sasaran atau kinerja yang telah ditentukan terlebih dahulu dan telah di sepakati bersama
2.2.1.2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja
Menurut Robbins 2001, tingkat kinerja pegawai sangat tergantung kepada faktor-faktor yaitu: kemampuan pegawai itu sendiri seperti tingkat pendidikan,
pengetahuan, pengalaman dimana dengan tingkat kemampuan yang semakin tinggi akan mempunyai kinerja yang semakin tinggi pula. Faktor lain adalah motivasi kerja pegawai
yaitu dorongan dari dalam seorang pegawai untuk melakukan suatu pekerjaan. Dengan motivasi kerja yang tinggi akan mempunyai kinerja tinggi demikian juga sebaliknya.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa kedua faktor yaitu motivasi dan kemampuan mempunyai hubungan positif terhadap kinerja. Indikator kinerja adalah:
1. Kualitas
2. Kuantitas
3. Tanggun jawab
4. Waktu yang dibutuhkan
5. Kerjasama
6. Ketaatan
Universitas Sumatera Utara
Sutemeister dalam Suprihanto 2000 mengemukakan pendapatnya, bahwa kinerja dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu:
1. Faktor Kemampuan : a. Pengetahuan : pendidikan, pengalaman, latihan dan minat,
b. Ketrampilan : kecakapan dan kepribadian. 2. Faktor Motivasi :
a. Kondisi sosial : organisasi formal dan informal, kepemimpinan b. Serikat kerja kebutuhan individu : fisiologis, sosial dan egoistik
c. Kondisi fisik : lingkungan kerja. Menurut Vroom dalam Munandar 2001, tingkat sejauh mana keberhasilan
seseorang dalam menyelesaikan pekerjaannya disebut level of performance. Biasanya orang yang level of performance-nya tinggi disebut sebagai orang yang produktif, dan
sebaliknya orang yang levelnya tidak mencapai standar dikatakan sebagai tidak produktif atau berperformance rendah. Pengukuran kinerja adalah salah satu tugas penting untuk
dilakukan oleh seorang manajer atau pimpinan. Walaupun demikian, pelaksanaan kinerja yang obyektif bukanlah tugas yang sederhana, Pengukuran harus dihindarkan adanya like
dan dislike dari penilai, agar obyektifitas pengukuran dapat terjaga.
Universitas Sumatera Utara
Para pimpinan organisasi sangat menyadari adanya perbedaan kinerja antara satu pegawai dengan pegawai, lainnya yang berada di bawah pengawasannya. Walaupun
pegawai-pegawai bekerja pada tempat yang sama namun produktifitas pegawai tidaklah sama. Secara garis besar perbedaan kinerja ini disebabkan oleh dua faktor Munandar,
2001, yaitu : faktor individu dan situasi kerja. Menurut Ivancevich 2002, ada tiga perangkat variabel yang mempengaruhi
perilaku dan prestasi kerja atau kinerja, yaitu: 1.
Variabel individual, terdiri dari: a.
Kemampuan dan ketrampilan: mental dan fisik. b.
Latar belakang: keluarga, tingkat sosial, penggajian. c.
Demografis: umur, asal-usul, jenis kelamin. 2.
Variabel organisasional, terdiri dari: sumberdaya, kepemimpinan, imbalan, struktur, desain pekerjaan.
3. Variabel psikologis, terdiri dari: persepsi, sikap, kepribadian, belajar, motivasi.
Menurut Tiffin dan Me. Cormick dalam Suprihanto 2000 ada dua variabel yang dapat mempengaruhi kinerja, yaitu:
1. Variabel individual, meliputi: sikap, karakteristik, sifat-sifat fisik, minat dan
motivasi, pengalaman, umur, jenis kelamin, pcndidikan, serta faktor individual lainnya.
2. Variabel situasional:
Universitas Sumatera Utara
a. Faktor fisik dan pekerjaan, terdiri dari; metode kerja, kondisi dan desain
perlengkapan kerja, penataan ruang dan lingkungan fisik penyinaran, temperatur, dan fentilasi
b. Faktor sosial dan organisasi, meliputi: peraturan-peraturan organisasi, sifat
organisasi, jenis latihan dan pengawasan, sistem upah dan lingkungan sosial.
2.2.1.3. Pengukuran Kinerja