Persamaan Regresi Koefisien Determinasi R

3. Analisis regresi

Hasil pengujian asumsi klasik di atas menunjukkan bahwa model regresi telah memenuhi model estimasi yang Best Linear Unbiased Estimator BLUE dan layak dilakukan analisis regresi. Untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini, peneliti menggunakan analisis regresi berganda. Pengolahan data menggunakan program SPSS 17. Hasil analisis akan diuraikan berikut ini.

a. Persamaan Regresi

Pengolahan data dengan menggunakan regresi linear lebih dulu dilakukan beberapa tahapan untuk mengetahui hubungan antara variabel dependen, dalam hal ini manajemen laba EM, dengan variabel independennya, yakni mekanisme good corporate governance yang diproksikan ke dalam kepemilikan institusional INSTOWN, ukuran dewan komisaris Size, proporsi dewan komisaris independen Prop, dan komite audit Audit. Hasil regresi dapat dilihat dari tabel berikut. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.7 Analisis Hasil Regresi Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 Constant 1.007 .657 1.533 .128 INSTOWN 1.957 .792 .253 2.471 .015 ln_size -.194 .268 -.070 -.724 .471 Prop -.061 .765 -.008 -.079 .937 Audit .016 .820 .002 .019 .985 a. Dependent Variable: EM Sumber: Hasil Pengolahan SPSS 17, 2011 Berdasarkan hasil pengolahan data di atas, diperoleh persamaan regresi sebagai berikut: ManajemenLaba=1.007+1.957INSTOWN–0.194Size–0.061Prop+0.016Audit+ ε Keterangan: 1 Konstanta sebesar 1.007 menunjukkan bahwa bila tidak ada variabel independen X 1 =X 2 =X 3 =X 4 =0, akan terjadi manajemen laba sebesar 1.007; 2 Nilai b 1 sebesar 1.957 menunjukkan bahwa setiap kenaikan kepemilikan institusional sebesar 1 akan diikuti kenaikan manajemen laba sebesar 1.957 dengan asumsi variabel lain tetap; 3 Nilai b 2 sebesar -0.194 menunjukkan bahwa setiap peningkatan ukuran dewan komisaris dalam perusahaan sebesar 1 akan diikuti penurunan tindakan manajemen laba sebesar 0.194 dengan asumsi variabel lainnya tetap; Universitas Sumatera Utara 4 Koefisien regresi b 3 sebesar -0.061 menunjukkan bahwa setiap peningkatan proporsi dewan komisaris independen sebesar 1 akan menyebabkan penurunan tindakan manajemen laba sebesar 0.061 dengan asumsi variabel lain tetap; 5 Koefisien regresi b 4 sebesar 0.016 menunjukkan bahwa setiap peningkatan proporsi komite audit independen sebesar 1 akan meningkatkan manajemen laba sebesar 0.016 dengan asumsi variabel lain tetap.

b. Koefisien Determinasi R

2 Koefisien determinasi R 2 bertujuan untuk mengukur sejauh mana kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependennya. Nilai koefisien determinasi berkisar antara 0 dan 1. Semakin kecil nilai koefisien determinasi semakin mendekati nol berarti semakin terbatas kemampuan variabel independen menjelaskan variasi variabel dependennya. Koefisien determinasi dikatakan kuat jika nilainya lebih besar dari 0.5. Tabel 4.8 Analisis Koefisien Determinasi Model Summary b Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson 1 .266 a .071 .034 1.13935 2.216 a. Predictors: Constant, Audit, ln_size, Prop, INSTOWN b. Dependent Variable: EM Sumber: Hasil Pengolahan SPSS 17, 2011 Universitas Sumatera Utara Tabel 4.8 menunjukkan nilai koefisien korelasi R sebesar 0.266. Hal ini bararti bahwa hubungan antara manajemen laba dengan mekanisme good corporate governance yang diproksikan ke dalam kepemilikan institusional, ukuran dewan komisaris, proporsi dewan komisaris independen, dan proporsi komite audit tidak begitu kuat karena berada di bawah 0.5. Hubungan antara manajemen laba dan mekanisme good corporate governance hanya 26.6. Nilai R Square atau koefisien determinasi adalah 0.071 diperoleh dari 0.266×0.266, yang berarti bahwa manajemen laba hanya bias diterangkan oleh mekanisme good corporate governance sebesar 7.1 saja, sedangkan 92.9 100 - 7.1 dijelaskan oleh sebab-sebab lain. Standard Error of the Estimate SEE adalah 1.13935, dan lebih kecil daripada standar deviasi manajemen laba EM yaitu 1.15913 lihat tabel 4.1. Hal ini berarti model regresi dapat digunakan. Semakin tinggi nilai SEE, semakin tinggi pula ketidaktepatan model regresi memprediksi variabel dependennya.

c. Uji Parsial Uji t

Dokumen yang terkait

Pengaruh Mekanisme Good Corporate Governance and Profitabilitas Terhadap Manajemen Laba Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI)

0 36 92

Analisis pengaruh mekanisme corporate governance terhadap manajemen laba (studi empiris perusahaan sektor perbankan yang terdaftar di BEI)

2 33 138

PENGARUH MEKANISME CORPORATE GOVERNANCE DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP MANAJEMEN LABA PADA Pengaruh Mekanisme Corporate Governance Dan Ukuran Perusahaan Terhadap Manajemen Laba Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bei Tahun 2013.

0 6 14

PENGARUH MEKANISME CORPORATE GOVERNANCE DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP MANAJEMEN LABA PADA Pengaruh Mekanisme Corporate Governance Dan Ukuran Perusahaan Terhadap Manajemen Laba Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bei Tahun 2013.

0 1 13

PENDAHULUAN Pengaruh Mekanisme Corporate Governance Dan Ukuran Perusahaan Terhadap Manajemen Laba Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bei Tahun 2013.

0 4 8

PENGARUH MEKANISME CORPORATE GOVERNANCE DAN PROFITABILITAS TERHADAP MANAJEMEN LABA Pengaruh Mekanisme Corporate Governance Dan Profitabilitas Terhadap Manajemen Laba (Studi Empiris Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia).

0 1 15

PENGARUH MEKANISME CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP MANAJEMEN LABA PADA PERUSAHAAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA.

0 1 7

PENGARUH MEKANISME CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP MANAJEMEN LABA PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG PENGARUH MEKANISME CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP MANAJEMEN LABA PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA.

0 0 14

PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP MANAJEMEN LABA PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP MANAJEMEN LABA (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di BEI).

0 0 15

PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP MANAJEMEN LABA PADA INDUSTRI PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BEI

0 0 19