Bahan yang dipakai dalam usaha untuk mempercantik diri ini, dahulu diramu dari bahan-bahan alami yang terdapat di sekitarnya. Namun, sekarang kosmetika tidak
hanya dari bahan alami tetapi juga bahan buatan untuk maksud meningkatkan kecantikan. Kosmetika adalah bahan atau campuran bahan untuk digosok,
dilekatkan, dituangkan, dipercikkan, atau disemprotkan pada badan atau bagian badan manusia dengan maksud untuk membersihkan, memelihara, menembah
daya tarik atau mengubah rupa, dan tidak termasuk golongan obat. Defeisi tersebut jelas menunjukkan bahwa kosmetika bukan satu obat yang dipakai untuk
diagnosis, pengobatan maupun pencegahan penyakit Wasitaatmadja,1997.
Menurut Wall dan Jellinek, 1970, kosmetik dikenal manusia sejak berabad-abad yang lalu. Pada abad ke-19, pemakaian kosmetik mulai mendapat
perhatian, yaitu selain untuk kecantikan juga untuk kesehatan. Perkembangan ilmu kosmetik serta industrinya baru dimulai secara besar-besaran pada abad ke-
20 Tranggono dan Latifah, 2007. Ilmu yang mempelajari kosmetika disebut “kosmetologi”, yaitu ilmu yang
berhubungan dengan pembuatan, penyimpanan, aplikasi penggunaan, efek dan efek samping kosmetika. Dalam kosmetologi berperan berbagai disiplin ilmu
terkait yaitu: teknik kimia, farmakologi, farmasi, biokimia, mikrobiologi, ahli kecantikan dan dermatologi. Dalam disiplin ilmu dermatologi yang menangani
khusus peranan kosmetika disebut “dermatologi kosmetik“ cosmetic dermatology Wasitaatmadja, 1997.
2.2.1. Penggolongan Kosmetik
Adapun penggolongan kosmetik terbagi atas beberapa golongan, diantaranya:
Universitas Sumatera Utara
a. Menurut Jellinek 1959 dalam Formulation and Function of Cosmetics membuat penggolongan kosmetika menjadi :
1. Preparat pembersih 2. Preparat deodorant da antiperspirasi
3. Preparat protektif 4. Preparat dengan efek dalam
5. Emolien 6. Preparat dekoratifsuperficial
7. Preparat dekoratifdalam 8. Preparat buat kesenangan
b. Menurut Wells FV dan Lubowe-II Cosmetics and The Skin, 1964, mengelompokkan kosmetik menjadi:
1. Preparat untuk kulit muka 2. Preparat untuk higienis mulut
3. Preparat untuk tangan dan kaki 4. Kosmetik badan
5. Preparat untuk rambut 6. Kosmetika untuk pria dan toilet
c. Menurut Brauer EW dan Principles of Cosmetics for The Dermatologist membuat klasifikasi sebagai berikut :
1. Toiletries : sabun, shampo, pengkilap rambut, kondisioner rambut, piñata, pewarna, pengeriting, pelurus rambut, deodorant, antipespiran,dan tabir surya.
2. Skin care: pencukur, pembersih, anstringen, toner, pelembab, masker, krem malam, dan bahan untuk mandi.
Universitas Sumatera Utara
3. Make up : foundation, eye make up, lipstick, rouges, blushers, enamel kuku. 4. Fragrance : perfumes, colognes, toilet waters, body silk, bath powders.
d. Menurut Direktorat Jenderal POM Departemen Kesehatan RI membagi kosmetik menjadi :
1. Preparat untuk bayi 2. Preparat untuk mandi
3. Preparat untuk mata 4. Preparat wangi-wangian
5. Preparat untuk rambut 6. Preparat untuk rias make up
7. Preparat untuk pewarna rambut 8. Preparat untuk kebersihan mulut
9. Preparat untuk kebersihan badan 10. Preparat untuk kuku
11. Preparat untuk cukur 12. Preparat untuk perawatan kulit
13. Preparat untuk proteksi sinar matahari Wasitaatmadja, 1997. e. Penggolongan kosmetik menurut cara pembuatan sebagai berikut:
1. Kosmetik modern, diramu dari bahan kimia dan diolah secara modern
termasuk di antaranya adalah cosmedic. 2.
Kosmetik tradisional: a.
Betul-betul tradisional, misalnya mangir, lulur, yang dibuat dari bahan alam dan diolah menurut resep dan cara yang turun-temurun.
Universitas Sumatera Utara
b. Semi tradisional, diolah secara modern dan diberi bahan pengawet agar
tahan lama. c.
Hanya namanya yang tradisional, tanpa komponen yang benar-benar tradisional dan diberi warna yang menyerupai bahan tradisional
Tranggono dan Latifah, 2007.
2.2.2 Komposisi Kosmetika