Musculoskelatal Disorders (MSDs)
2.1.5. Metode Penilaian Risiko MSDs
1. RULA ( Rapid Upper Limb Assessment )
a. Definisi
RULA adalah sebuah metode untuk menilai postur, gaya dan gerakan suatu aktivitas kerja yang berkaitan dengan penggunaan anggota tubuh bagian atas ( upper limb ). Metode ini dikembangkan untuk menyelidiki risiko kelainan yang akan dialami oleh seorang pekerja dalam melakukan aktivitas kerja yang memanfaatkan anggota tubuh bagian atas ( upper limb ). Metode ini menggunakan diagram postur tubuh dan tiga tabel penilaian untuk memberikan evaluasi terhadap faktor resiko yang akan dialami oleh pekerja. Faktor-faktor risiko yang diselidiki dalam metode ini adalah yang telah dideskripsikan oleh McPhee‟ dalam Santon (2005) sebagai
faktor beban eksternal ( external load faktors ) yang meliputi :
1) Jumlah gerakan
2) Kerja otot statis
3) Gaya
4) Postur kerja yang ditentukan oleh perlengkapan dan perabotan
5) Waktu kerja tanpa istirahat 5) Waktu kerja tanpa istirahat
1) Tahap 1 Untuk menghasilkan sebuah metode kerja yang cepat untuk digunakan, tubuh dibagi dalam segmen-segmen yang membentuk dua kelompok atau grup yaitu grup A dan B. Grup
A meliputi bagian lengan atas dan bawah, serta pergelangan tangan. Sementara grup B meliputi leher, punggung, dan kaki. Hal ini untuk memastikan bahwa seluruh postur tubuh terekam, sehingga segala kejanggalan atau batasan postur oleh kaki, punggung atau leher yang mungkin saja mempengaruhi postur anggota tubuh bagian atas dapat tercakup dalam penilaian.
2) Tahap 2 Sebuah skor tunggal dibutuhkan dari Grup A dan B yang dapat mewakili tingkat pembebanan postur dari sistem muskuloskeletal kaitannya dengan kombinasi postur bagian tubuh. Rekaman video yang dihasilkan dari postur Grup A yang meliputi lengan atas, lengan bawah, pergelangan tangan dan putaran pergelangan tangan diamati dan ditentukan skor untuk masing-masing postur. Kemudian skor tersebut dimasukkan dalam tabel A untuk memperoleh skor A.
Gambar 2.6. Proses Penilaian Rula
Sumber : Handbook of Human Factors and Ergonomics Methods . Santon et al, 2005
3) Tahap 3 Berdasarkan grand score dari gambar di atas, tindakan yang akan
dilakukan dapat dibedakan menjadi 4 action level berikut :
Tabel 2.1. Grand Score RULA
Level Skor
Action Level
Postur dapat diterima selama tidak dijaga atau Low
1 –2 berulang untuk waktu yang lama.
Penyelidikan lebih jauh dibutuhkan dan mungkin Medium
saja perubahan diperlukan.
High
5 – 6 Penyelidikan dan perubahan dibutuhkan segera. Very
Penyelidikan dan perubahan dibutuhkan >7 High
sesegera mungkin (mendesak).
Sumber : Handbook of Human Factors and Ergonomics Methods . Santon et al, 2005
2. REBA ( Rapid Entire Body Assessment )
Reba adalah metode yang dikembangkan oleh Sue Hignett dan Lynn McAtamney yang secara efektif digunakan untuk menilai postur tubuh pekerja. Selain itu metode REBA memperhitungkan beban yang ditangani dalam suatu sistem kerja, coupling dan aktivitas yang Reba adalah metode yang dikembangkan oleh Sue Hignett dan Lynn McAtamney yang secara efektif digunakan untuk menilai postur tubuh pekerja. Selain itu metode REBA memperhitungkan beban yang ditangani dalam suatu sistem kerja, coupling dan aktivitas yang
Terdapat empat tahapan proses perhitungan yang dilalui yaitu: Mengumpulkan data mengenai postur pekerja tiap kegiatan menggunakan video atau foto.
a. Menentukan sudut pada postur tubuh saat bekerja pada bagian tubuh seperti :
1) badan ( trunk )
2) leher ( neck )
3) kaki ( leg )
4) lengan bagian atas ( upper arm )
5) lengan bagian bawah ( lower arm )
6) pergelangan tangan ( hand wrist )
b. Menentukan berat beban, pegangan ( coupling ) dan aktivitas kerja.
c. Menentukan nilai Reba untuk postur yang relevan dan menghitung skor akhir dari kegiatan tersebut.
3. Quick Expssure Checklist (QEC)
a. Definisi
Quick expossure check (QEC) merupakan metode untuk mengukur risiko terkait penyakit akibat musculoskeletal disorder
(MSDs) (Li dan Buckle, 1999). Penggunaan QEC sangatlah mudah diterapkan, berfungsi untuk mengevaluasi tempat kerja dan desain peralatan kerja serta memudahkan untuk mendesain ulang tempat kerja. QEC membantu mencegah banyak MSDs yang ada di tempat kerja. QEC mengukur 4 (empat) bagian tubuh yang paling berisiko terhadap MSDs. Metode ini telah dikembangkan oleh praktisi/ahli di bidang keselamatan dan kesehatan kerja pada beberapa perusahaan untuk :
1) Mengidentifikasi faktor risko untuk pekerjaan terkait cidera bagian belakang.
2) Mengevaluasi level risiko untuk bagian tubuh yang berbeda.
3) Mengukur perbedaan risiko MSDs pada sebelum dan sesudah pekerjaan.
4) Mengembangkan tempat kerja menjadi sarana dalam mengurang risiko MSDs dan mengurangi biaya yang dikeluarkan akibat MSDs.
5) Menigkatkan kesadaran tingkat manajer, teknisi, desainer, kesehatan dan pelaksana keselamatan terhadap faktor risiko ergonomi di tempat kerja.
6) Membandingkan tingkat paparan yang diterima oleh dua pekerja atau lebih dengan pekerjaan yang sama, atau perbandingan risiko dengna pekerjaan lainnya.
Keunggulan yang paling utama dalam menggunakan QEC adalah :
1) Mudah untuk diterapkan.
2) Membantu untuk melakukan perubahan ergonomi.
3) Selaras dengan metode pengukuran lainnya.
4) Melindungi bahaya fisik akibat MSDs
5) Tidak perlu waktu lama untuk mempelajarinya.
6) Mempertimbangkan kombinasi bahaya yang ada di tempat kerja. Adapun kekurangan dari metode ini adalah :
a) Metode ini hanya terfokus pada faktor fisik tempat kerja saja.
b) Skor/nilai paparan yang disarankan butuh validitas kembali.
c) Perlu pengembangan lebih lanjut untuk memberikan pengukuran yang tepat.
b. Pengukuran
1) Punggung Mengukur postur punggung (fleksi, ekstensi, deviasi, radial,
memutar) dengan posisi normal ≤ 20 0 yang ditulis dengan A1, sedangkan bahaya sedang dengan gerakan fleksi atau putaran
0 atau bengkok 20 0 -60 (A2) dan bahaya kategori berat dengan sudut ≥ 60 0 (A3). Serta dengan mempertimbangkan jenis
pekerjaan kategori statis ataupun manual handling.
2) Bahu dan Lengan
Mengukur postur bahu dan lengan (fleksi, ekstensi, deviasi, radial, memutar) khsusnya pada saat pekerjaan mengangkat ataupun mengambil barang. Posisi bahaya adalah saat lengan berada di atas kepala (C3) ataupun melakukan pekerjaan dimana benda berada pada posisi di bawah pinggang (C1) dan C2 Pada ketinggian dada.
3) Pergelangan Tangan Postur ini diukur selama pekerjaan dengan posisi pergelangan tangan tidak sesuai. (E1 Posisi netral lurus dengan
lengan, E2 Menyimpang atau bengkok ≥ 45 0 , F1 ≤10 kali/menit, F2 11 - 20 kali/menit, F3 ≥ 20 kali/menit)
4) Leher Posisi leher didefinisikan berbahaya jika terdapat gerakan
fleksi, ekstensi, deviasi dan radial lebih dari 20 0 serta gerakan memutar.
5) Berat beban Berat beban yang dibawa pada saat melakukan pekerjaan
dengan kategori beban rendah ≤ 5 kg (H1), beban sedang 5-10 kg (H2), beban berat 11- 20 kg (H3) dan H4, sangat berat (≥ 20
kg). Untuk kategori berat benda yang digunakan/dibawa dengan menggunakan satu tangan adalah ringan K1 dengan berat benda ≤ 1 kg, K2 sedang 1-4 kg & K3 dengan berat ≥ 4 kg.
6) Waktu kerja Ketegori penilaian waktu kerja berdasarkan lama yang dibutuhkan dalam sehari oleh sesorang untuk menyelesaikan pekerjaannya dengan kategori penilaian J1 untuk pekerjaan dilakukan ≤ 2 jam, 2-4 jam J2dan J3 ≥ 4 jam
c. Penghitungan
Contoh perhitungan/penilaian MSDs untuk faktor pekerjaan diuraikan sebagai berikut :
Tabel 2.2.
Tabulasi penilaian QEC pada bagian punggung
Sumber : University of Surrey, Buckle 2005 Untuk menetukan besar risiko dari faktor pekerjaan dengan
berpedoman pada tabulasi penilaian QEC pada bagian punggung yang menghasilkan nilai kombinasi postur kerja (A1-A3) dan berat (H1-H4).
Jika diperoleh nilai pada A2 dan H2 maka akan didapat nilai 6, kemudian nilai tersebut ditulis pada yang kolom kosong yang tersedia di bagian pojok kanan bawah. Begitu juga dengan tabel berikutnya dihitung dengan cara yang sama.
Setelah itu, nilai yang terdapat pad a kotak bertuliskan ” score 1 ” hingga “ score 6 ” dijumlahkan sehingga diperoleh total skor risiko paparan MSDs pada salah satu bagian tubuh yang nantinya dibandingkan dengan nilai standar yang ada. Prosedur yang sama dapat dilakukan kembali pada perhitungan risiko MSDs bagian tubuh lainnya seperti bahu, pergelangan tangan, leher.
Untuk mengetahui level risiko/paparan dari hasil perhitungan di atas, dapat mengacu pada tabel berikut ini :
Tabel 2.3. Kategori Nilai Paparan Pada Bagian Tubuh
Tingkat Paparan Skor Rendah Sedang Tinggi Sangat Tinggi
Punggung (static)
29-40 Punggun (Gerak)
8-15
16-22 23-29
41-56 Bahu/lengan
10-20
21-30 31-40
41-56 Pergelangan tangan 10-20
10-20
21-30 31-40
41-56 Leher
21-30 31-40
16-18 Sumber : University of Surrey, Buckle 2005
Total skor diperoleh dengan menjumlahkan skor pada setiap bagian tubuh, lalu dibagi dengan angka 176 (total skor/176).
Total Skor = Skor (punggung + leher + bahu + pergelangan tangan
Adapun hasil perhitungan tersebut dikategorikan berdasarkan tabel berikut berikut :
Tabel 2.4.
Kategori Tingkat Paparan & Tindakan
skor skor RULA
Low
≤ 40 % 1-2 Dapat diterima Medium 41 – 50 % 3 –4 Perlu investigasi lebih lanjut Investigasi lebih lanjut dan
High
perubahan segera Very
Invesetigasi
dan perubahan
Sumber : QEC work rela ted, Buckle and Li, 2005