Bab: Penjelasan tentang jin,
Bab: Penjelasan tentang jin,
3570. Telah menceritakan kepadaku 'Ubaidullah bin Sa'id telah menceritakan kepada kami Abu Usamah telah menceritakan kepada kami Mis'ar dari Ma'an bin 'Abdurrahman berkata, aku mendengar bapakku berkata; Aku bertanya kepada Masruq; "Siapakah yang memberitahukan bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersama-sama jin yang mendengarkan al Qur'an pada suatu malam?. Maka dia berkata; "Bapakmu, yaitu Abdullah bin Mas'ud, dimana dia berkata bahwa yang memberitahukan beliau tentang keberadaan jin itu adalah sebuah pohon".
3571. Telah menceritakan kepada kami Musa bin Isma'il telah menceritakan kepada kami 'Amru bin Yahya bin Sa'id berkata, telah mengabarkan kepadaku kakekku dari Abu Hurairah radliallahu 'anhu, bahwa dia pernah membawakan sebuah kantung air terbuat dari kulit untuk wudlu' dan hajat Nabi shallallahu 'alaihi wasallam. Dan dia mengikuti beliau dengan membawa kantung air tersebut, beliau bertanya: "Siapakah ini?". Ia menjawab; "Saya Abu Hurairah". Maka beliau berkata: "Carikanlah aku beberapa batu untuk aku gunakan sebagai alat bersuci dan jangan bawakan aku tulang dan kotoran hewan". Kemudian aku datang dengan membawa beberapa batu dengan menggunakan ujung bajuku dan meletakkannya di samping beliau. Kemudian aku pergi. Ketika beliau telah selesai, aku berjalan bersama beliau bertanya; "kenapa dengan tulang dan kotoran hewan?". Beliau menjawab: "Keduanya termasuk makanan jin. Dan sesungguhnya pernah datang kepadaku utusan jin dari Nashibin, dia adalah sebaik-baik jin, lalu mereka meminta kepadaku tentang bekal. Maka aku memohon kepada Allah untuk mereka agar mereka tidak melewati tulang dan kotoran hewan melainkan mereka mendapatkannya sebagai makanan".
Bab: Islamnya Abu Dzar al Ghifari
ِنْبا ْ لا ْه ْب ْحْ ْب و ٍساَّبَع ْن َع َة َر َجَ ِبَأ ْن َع ىَّنَثُم اَنَثَّدَح ٍّيِد َم ُن ِنَ َّرلا ُدْبَع اَنَثَّدَح ٍساَّبَع ُن ر ْم َع ُ يِنَثَّدَح
ْ لا َلِإ ْبَك ْرا ِهيِخَ ِلْ ا ْنْ يِدا َو اَذَه
َلاَق َمَّلَس َو ِهْيَلَع ُ َّللا َّل َص ِّيِبَّنلا ُثَعْبَم ٍّرَذ اَبَأ َغَلَب اَّمَل َلاَق َمُ َع ُ َّللا ي ِض َر َ
ْنِم لا ُ َبََخ ِهيِت ْز يِ َّلِا ل ِع َُّث
َقَلَط ْناَف يِنِتْئا ِ ِل ْوَق ْنِم ْسَا
ْعَ
َو ِءا َم َّسلا
أَي ٌّيِبَن ُهَّنَأ ُمُع َي
ِلُجَّرلا اَذَه َم ِل ْمَل ْعاَف
ْ ْخَ ْلْا لْا َوُه اَم اًم َلَك َو ِق َل
ِم ِراَكَمِب رُم ُ أَي ُهُتْيَأ َر َلاَقَف َُل ٍّرَذ ِبَأ َلِإ َعَجَر َُّث ِ ِل ْوَق ْنِم َعِ َسَ َو ُهَمِدَق ىَّتَح ُخَ ْ
َسَمَت َدِج ْسَم َتَأَف ْعَ ِّشلاِب
َةَّكَم َمِدَق ىَّتَح ٌءاَم َ
لاَف لا ا يهِف
ًةَّنَش َُل َلَ َحْ َو َدَّوَزَتَف ُتْد َرَأ اَّمِم يِنَتْيَفَش اَم َلاَقَف ِ ْضاَف ِلْيَّللا ْدَأ ْن ْنَأ ْعَ
ٌّ ِلَع ُهآَرَف َعَجَط ُضْعَب ُهَكَر ىَّتَح ُه َع َلَأ ْسَي َه ِرَك َو ُهُفِ َي َل َو َمَّلَسَو ِهْيَلَع ُ َّللا َّل َص َّيِبَّنلا ْحا ْصَأ ْنِْم
ُهَتَب ْرِق َلَمَت َُّث َحَب ىَّتَح ٍء ْ َش ْن َع ُهَبِحا َص ا َمُ ٌدِحا َو ْلَأ ْسَي ْمَلَف ُهَعِبَت ُهآَر اَّمَلَف ٌبيِ َغُ ُهَّنَأ َفَ َعََف
ْ ْض َلِإ ْمَأ ْو لا لا ِهِعَج َم َداَعَف ى َس ىَّتَح َمَّلَس َو ِهْيَلَع ُ َّللا َّل َص ُّيِبَّنلا ُهاَرَي َل َو َم َي َكِلَذ َّلَظ َو ِدِج ْسَم َلِإ ُهَداَز َو
ِهِب ْن ْع ْنَأ ْن َع ُهَبِحا َص ا َمُ ٌدِحا َو ُلَأ ْسَي ُهَعَم
ْنِْم َل
َبَهَذَف ُهَماَقَأَف ُ َل ِز َم َمَل َي ِلُجَّرلِل َلاَن اَمَأ َلاَقَف ٌّ ِلَع ِهِب َّرَمَف ْ
ْنِإ قَأ يِ َّلِا َلاَق يِنُثِّدَحُت َلَأ ْو َكَمَد اَم َلاَق َّ ُث ُهَعَم
ْثِم ِل
َماَقَأَف َكِلَذ
َل َع ٌّ ِلَع َداَعَف ِثِلاَّثلا ُم َي َناَك اَذِإ ىَّتَح ٍء ْ َش
اًد ْه َع يِنَتْيَط َّل َص ْعَأ ُلوُسَر َوُه َو ّقَح ُهَ َبَ اًقاَثيِم َو
ِهْيَلَع ُ َّللا ِ َّللا ْخَأَف
ُهَّنِإَف َلاَق
َلَعَفَف ُت لَعَف ِّنَد ِش ُتَل
ُقي ِرُأ ِّنَأَك ُت َكْيَلَع ُفاَخَأ اًئْي َش ُتْيَأ َر ْنِإ َءاَم يِنْعَب ْتاَف
ْنِإَف لا ْمُق
ْح
ْصَأ َت َب اَذِإَف َمَّلَس َو
ُتْي َضَم
ِّنِإَف
ْق ْناَف ْد ْد َلَخَد َو َمَّلَس َو ِهْيَلَع ُ َّللا َّل َص ِّيِبَّنلا َلَع َلَخَد ىَّتَح ُهوُف َي َقَلَط َلَعَفَف ِلَخ َم َلُخ َت ىَّتَح يِنْعَب ْتاَف ْ
ْ ُه ِبَ ْخَأَف َلِإ ْع ِج ْرا ْنِم ىَّتَح
ْسَأ َّل َص ُّيِبَّنلا َلاَقَف َُل ُهَناَكَم َمَل َو ِ ِل ْوَق َعِم َسَف ُهَعَم
َكِم ْوَق
َمَّلَس َو ِهْيَلَع ُ َّللا
ْ لا ي ي ِس ْف ىَداَنَف َدِج ْسَم َتَأ
ْهَظ ْمِ ْيهَناَر َ
ْصَ َلْ
ىَّتَح َجَرَخَف
َب اَ ِض َّنَخُر
ِهِدَيِب
َن يِ َّلِا َو َلاَق ي ِرْمَأ َكَيِت أَي
ْنَأ َل ْشَأ َتَأ َو ُهوُعَج ىَّتَح ُهوُبَر َضَف ُم ْوَق َماَق َُّث
ْ ْضَأ لا
ُدَه ِهِت ْو َص َل ْعَأِب ْ
ُلوُسَر اًدَّمَحُم َّنَأ َو ُ َّللا َ َلِإ
ِ َّللا َّلِإ
ْ ْنَأَف ِم أ َّشلا َلِإ ْنِم لا ُهَذَق
ْمُك ِراَجِت َقي ِرَط َّنَأ َو ٍراَفِغ ُهَّنَأ َنوُمَل ْعَت ْ ُت ْسَلَأ ْمُكَلْي َو َلاَق ِهْيَلَع َّبَكَأَف ُساَّبَع
ْ لا ِهْيَلِإ ْثِمِل لا ْنِم ْنِْم ِهْيَلَع ُساَّبَع َّبَكَأَف اوُراَث َو ُهوُبَر َضَف ا َهِل ِدَغ
َداَع َُّث ْمُ
3572. Telah menceritakan kepadaku 'Amru bin 'Abbas telah menceritakan kepada kami 'Abdurrahman bin Mahdi telah menceritakan kepada kami Al Mutsanna dari Abu Hamzah dari Ibnu 'Abbas radliallahu 'anhuma berkata; Ketika berita pengangkatan Nabi shallallahu 'alaihi wasallam sebagai Nabi sampai kepada Abu Dzar, dia berkata kepada saudaranya; "Berangkatlah kamu menuju lembah (Makkah) itu, dan kabarkan kepadaku tentang laki-laki yang mengaku sebagai Nabi ini dan mengaku berita dari langit datang kepadanya, dengarkanlah ucapannya kemudian kembalilah kepadaku". Maka saudaranya berangkat hingga sampai di Makkah dan mendengarkan apa yang diucapkan laki-laki yang dimaksud
(Nabi), lalu dia kembali kepada Abu Dzar, dan berkata; "Aku melihatnya mengajak kepada keluhuran perilaku dan ucapan yang bukan sya'ir". Abu Dzar berkata; "Kamu belum bisa memuaskan apa yang aku cari". Maka Abu Dzar berkemas menyiapkan bekal perjalanan dan membawa kantong (terbuat dari kulit) berisi air hingga dia sampai di Makkah. Dia memasuki Masjidil Haram lalu mencari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam padahal dia tidak mengenalnya, dan dia juga tidak suka bertanya tentang beliau hingga masuk tengah malam. Akhirnya dia berbaring, dan 'Ali radliallahu 'anhu melihatnya dan dia mengetahui bahwa dia orang asing. Tatkala melihat 'Ali, dia mengikutinya namun satu sama lain tidak saling bertanya tentang sesuatu hinga pagi. Kemudian dia membawa kantong air dan bekalnya ke masjid dan berada di sana sepanjang hari itu namun dia belum juga melihat Nabi shallallahu 'alaihi wasallam hingga sore hari. Kemudian dia kembali ke tempat pembaringannya, dan 'Ali lewat di hadapannya dan berkata; "apa yang akan diperoleh seorang lelaki jika mengetahui tempat tinggalnya?" Maka 'Ali mengajak tinggal bersamanya kemudian mereka berdua pergi namun satu sama lain tidak saling bertanya tentang sesuatupun. Hingga ketika hari ketiga, 'Ali mengulangi seperti sebelumnya dan mengajak tinggal bersamanya kemudian berkata; "Maukah kamu menceritakan maksud kedatanganmu?". Abu Dzar berkata; "Jika kamu berjanji dan membuat kesepakatan untuk memberikan petunjuk kepadaku maka aku akan menceritakan maksud kedatanganku". Maka 'Ali menyanggupinya dan memberitahukan kepada Abu Dzar, 'Ali berkata; "sungguh itu merupakan kebenaran, dia memang seorang Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Besok pagi ikutlah denganku, maka jika aku melihat sesuatu yang mengkhawatir dirimu, aku akan bangun seolah aku menuangkan air, dan jika aku bergegas maka ikutilah aku hingga kamu masuk ke dalam tempat dimana aku masuk." Maka Abu Dzar pun melakukannya. Dia berangkat mengikuti 'Ali hingga 'Ali masuk menemui Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dan Abu Dzar ikut masuk. Maka dia mendengar ucapan beliau dan menyerahkan kedudukannya. Nabi shallallahu 'alaihi wasallam berkata kepadanya: "Kembalilah kepada kaummu dan sampaikan kabar kepada mereka hingga datang perintahku kepadamu". Maka Abu Dzar berkata; "Demi Dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya, sungguh aku akan umumkan kalimat tauhid ini kepada mereka (Musyrikin) secara terang-terangan". Maka dia keluar lalu datang ke Masjidil Haram dan berseru dengan suara yang keras; "Asyhadu an laa ilaaha illallah wa anna Muhammdar rasululah". Seketika itu juga kaum Musyrikin terperangah lalu mereka memukuli Abu Dzar hingga terjatuh. Kemudian Al 'Abbas datang mengangkatnya dan berkata; "Celaka kalian. Bukankah kalian tahu bahwa orang ini berasal dari suku Ghifar dan bukankah jalan perdagangan kalian menuju Syam melewatinya?". Maka 'Abbas menolong Abu Dzar dari perlakuan mereka. Esok harinya Abu Dzar kembali mengulangi keberaniannya seperti itu dan merekapun kembali menyiksa Abu Dzar hingga membuatnya tersungkur dan 'Abbas kembali menolongnya.