METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Rancangan Penelitian
Penelitian mengenai ketakterjemahan dalam subtitle Bahasa Indonesia DVD film The Simpsons Movie dari Bahasa Inggris ke dalam Bahasa Indonesia ini merupakan penelitan kualitatif dengan jenis penelitian dasar (basic research) pada tingkat studi kasus tunggal dan terpancang. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang menekankan pada analisis induktif, dengan deskripsi yang kaya dengan beragam nuansa, dan juga penelitian tentang manusia (Bogdan & Biklen, 1982). Sementara penelitian dasar, atau penelitian akademis, adalah penelitian murni yang hanya bertujuan untuk memahami suatu masalah yang mengarah pada manfaat teoretik dan bukan pada manfaat praktis. Rancangan penelitian kualitatif pada dasarnya adalah studi kasus, yaitu pendeskripsian secara rinci dan mendalam mengenai potret kondisi dalam suatu konteks, tentang apa yang sebenarnya terjadi dan menurut apa adanya di lapangan studi. Studi kasus tunggal mengarahkan sasaran penelitian pada satu karakteristik, sedangkan sifat terpancang menunjukkan bahwa penelitian bersifat terbatas dan sudah terfokus pada subjek/objek tertentu (Sutopo, 2006).
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui dan mendeskripsikan masalah-masalah ketakterjemahan yang dijumpai pada subtitle Bahasa Indonesia DVD film The Simpsons Movie, yaitu bagaimanakah bentuk-bentuk ketakterjemahan yang terdapat pada subtitle tersebut, mengapa hal itu terjadi, dan bagaimanakah penyelesaian masalah ketakterjemahan tersebut. Sebagai suatu Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui dan mendeskripsikan masalah-masalah ketakterjemahan yang dijumpai pada subtitle Bahasa Indonesia DVD film The Simpsons Movie, yaitu bagaimanakah bentuk-bentuk ketakterjemahan yang terdapat pada subtitle tersebut, mengapa hal itu terjadi, dan bagaimanakah penyelesaian masalah ketakterjemahan tersebut. Sebagai suatu
Selanjutnya, metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode etnografi, yaitu suatu metode penelitian yang melibatkan empat tahap analisis, yaitu analisis domain, taksonomi, komponensial dan tema budaya (Sadewo, 2008: 192). Kemudian pendekatan yang digunakan adalah pendekatan semantik, terutama dengan analisis komponen makna, dan pendekatan budaya, karena objek penelitian berupa fenomena kebahasaan yang dipengaruhi oleh faktor budaya. Fokus penelitian ini sendiri adalah masalah ketakterjemahan dalam penerjemahan dengan batasan pada satu judul film di atas.
3.2 Alat Penelitian
Dalam penelitian kualitatif, dimungkinkan untuk menggunakan alat pengumpulan data sebagai kelengkapan penunjang. Meskipun demikian, alat utama penelitian dalam penelitian kualitatif adalah peneliti itu sendiri. Bogdan dan Bikklen (1982: 27) menyatakan bahwa penelitian kualitatif menggunakan ruang lingkup netral sebagai sumber data langsung di mana peneliti merupakan alat penelitian yang utama.
Sesuai dengan pernyataan di atas, karena penelitian ini sifatnya kualitatif maka di sini peneliti menjadi alat utama penelitian. Di samping itu digunakan pula alat penelitian lain sebagai penunjang, meliputi keping DVD film The Simpsons Movie, alat pemutar DVD, laptop, buku-buku acuan (termasuk kamus), lembar kuesioner, beberapa orang narasumber, alat perekam suara, dan seperangkat alat tulis menulis.
3.3 Sumber Data
Dalam penelitian kualitatif data yang digunakan juga berupa data kualitatif. Bogdan dan Biklen (1982: 23) menyatakan bahwa dalam metode deskriptif kualitatif data yang digunakan berbentuk kata atau gambar dan bukan berupa angka-angka. Secara lebih spesifik Lexy (2002: 112) membagi data penelitian kualitatif menjadi kata-kata dan tindakan, sumber data tertulis, foto dan statistik.
Data penelitian diperoleh dari sumber data. Lexy (2002: 112) membagi sumber data menjadi dua yaitu sumber data utama, berupa kata-kata dan tindakan orang orang yang diamati dan diwawancarai, dan sumber data tambahan berupa buku, majalah ilmiah, arsip, dokumen pribadi dan dokumen resmi. Ketepatan dalam memilih dan menentukan sumber data akan menentukan ketepatan dan kekayaan data atau kedalaman informasi yang diperoleh. Data tidak akan bisa diperoleh tanpa adanya sumber data. Sumber data dalam penelitian kualitatif ada beberapa jenis, bisa berupa manusia, peristiwa, aktivitas, perilaku, tempat, benda, gambar, rekaman, serta dokumen. Salah satu sumber data yang cukup penting adalah rekaman baik yang berbentuk audio maupun visual (Sutopo, 2006: 61).
Sebagai suatu bentuk penelitian kualitatif, data penelitian ini berupa
kata, frasa, dan kalimat yang merepresentasikan terjemahan dialog film The Simpsons Movie. Sementara itu, sumber datanya terdiri dari tiga jenis, yakni:
rekaman, dokumen, dan narasumber.
1. Rekaman Rekaman menjadi sumber data utama karena subjek penelitian ini berupa gambar bergerak (animated pictures) yang disimpan atau direkam pada 1. Rekaman Rekaman menjadi sumber data utama karena subjek penelitian ini berupa gambar bergerak (animated pictures) yang disimpan atau direkam pada
DVD. Baik rekaman gambar maupun suara ini akan dijadikan sumber data penelitian. Dari rekaman gambar, yang diambil sebagai data adalah bagian subtitle, sedangkan dari rekaman suara, yang digunakan sebagai data adalah dialog antarkarakter film. Adegan-adegan di dalam film juga digunakan sebagai data pelengkap untuk menunjukkan konteks situasi yang melatar belakangi terjadinya dialog.
2. Dokumen Penggunaan dokumen dalam penelitian ini ditujukan untuk memberikan data tambahan untuk melengkapi data yang berasal dari sumber data utama (rekaman). Dokumen yang dipakai sebagai sumber data di sini berupa buku- buku acuan, terutama buku-buku teori penerjemahan, naskah-naskah yang isinya berkaitan dengan topik penelitian, baik dalam bentuk hardcopy maupun softcopy, dan sejumlah kamus. Penggunaan dokumen-dokumen ini ditujukan untuk membangun landasan teori dan mendukung validitas penelitian. Khusus untuk keperluan validasi data, dalam penelitian ini setidaknya digunakan lima jenis kamus yang berbeda. Masing-masing adalah:
a. Longman Dictionary of American English, terbitan Pearson Education Limited., Essex, tahun 2008 (selanjutnya disebut Kamus A)
b. Kamus Inggris-Indonesia, karangan John M. Echols dan Hassan Shadily, terbitan PT Gramedia, Jakarta, tahun 2000 (selanjutnya disebut Kamus B)
c. Kamus Bahasa Indonesia, terbitan Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta, tahun 2008 (selanjutnya disebut Kamus C) c. Kamus Bahasa Indonesia, terbitan Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta, tahun 2008 (selanjutnya disebut Kamus C)
NTC Publishing Group, tahun 2000 (selanjutnya disebut Kamus D)
e. karangan Richard Spears, terbitan NTC Publishing Group, tahun 2000 (selanjutnya disebut Kamus E).
3. Narasumber Fungsi narasumber (informan) hampir sama dengan fungsi dokumen, yaitu sebagai sumber data pendukung dalam penelitian. Data yang berasal dari narasumber ini berfungsi untuk menguji dan menilai validitas data yang diperoleh dari sumber data utama, sehingga akan tercapai kemantapan penelitian. Narasumber yang akan dilibatkan dalam pengambilan data tambahan ini memiliki latar belakang yang berbeda-beda, sehingga akan diperoleh pendapat yang objektif dari berbagai sudut pandang. Pihak-pihak yang akan dijadikan narasumber penelitian ini meliputi ahli penerjemahan, praktisi penerjemahan, dan penonton film terkait. Tiga orang narasumber penelitian ini masing-masing adalah:
a. Lilik Untari, S.Pd, M.Hum, dosen/akademisi penerjemahan dari Jurusan Bahasa dan Sastra STAIN Surakarta (selanjutnya disebut Narasumber 1)
b. Drs. Rombe Mustajab, M.Hum, praktisi penerjemahan sekaligus kepala cabang Lembaga Pendidikan Bahasa Inggris IEC Surakarta (selanjutnya disebut Narasumber 2)
c. Danial Hidayatullah, SS, MA, penonton film The Simpsons Movie dan merupakan dosen Jurusan Sastra Inggris Fakultas Adab UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta (selanjutnya disebut Narasumber 3).
3.4 Teknik Cuplikan
Cuplikan (sampling) berkaitan dengan pemilihan dan pembatasan jumlah serta jenis dari sumber data yang akan digunakan dalam penelitian. Dalam penelitian kualitatif cuplikan yang diambil lebih bersifat selektif (purposive sampling). Cuplikan tidak digunakan dalam usaha untuk melakukan generalisasi statistik atau mewakili populasinya, tetapi lebih mengarah pada generalisasi teoretis atau mewakili informasinya (Sutopo, 2006: 62-64). Menurut Spradley (2007), sebagian kriteria dalam pengambilan sampel adalah dengan memilih situasi sosial yang relatif banyak merangkum informasi tentang domain-domain yang tercakup dalam topik penelitian (organizing domain) dan berlangsung relatif sering atau berulang (frequently recurring activities).
Populasi penelitian ini adalah seluruh caption (baris) subtitle Bahasa Indonesia dari DVD film The Simpson Movie, sedangkan cuplikannya berupa subtitle yang memperlihatkan adanya ketidaksepadanan arti dengan bahasa sumbernya, yaitu Bahasa Inggris yang diucapkan oleh karakter-karakter maupun yang tergambar di dalam film tersebut. Cuplikan ini ditujukan untuk menunjukkan adanya ketakterjemahan dari Bahasa Inggris ke Bahasa Indonesia pada subtitle DVD film The Simpson Movie.
3.5 Teknik Pengumpulan Data
Secara umum teknik pengumpulan data dalam penelitian kualitatif dapat dikelompokkan ke dalam dua jenis, yaitu interaktif dan non-interaktif. Dalam teknik interaktif, ada kemungkinan saling mempengaruhi antara peneliti dan sumber datanya, sedangkan dalam teknik non-interaktif sama sekali tidak ada saling mempengaruhi antara peneliti adan sumber data (Sutopo, 2006: 66).
Sumber data penelitian ini ada dua yaitu sumber data utama (primer) dan sumber data tambahan (sekunder). Mengingat sumber data utama penelitian ini berupa benda mati (cakram DVD) maka teknik pengumpulan data utama dalam penelitian ini bersifat non-interaktif berupa analisis isi (content analysis). Hal ini juga berlaku pada sumber data tambahan yang berupa dokumen. Kemudian untuk sumber data tambahan lainnya, yang berupa manusia, digunakan teknik pengumpulan data interaktif, dalam hal ini digunakan teknik penyebaran kuesioner (angket) dan melakukan wawancara (interview).
Berikut ini penjelasan mengenai ketiga teknik pengumpulan data tersebut:
1. Analisis isi Rekaman yang menjadi sumber data utama penelitian ini memiliki karakteristik yang sama dengan dokumen, sehingga teknik pengumpulan data yang digunakan adalah analisis isi (content analysis), yakni mengkaji dokumen atau arsip untuk memperoleh data. Proses analisis isi rekaman ini dilakukan secara simultan dengan analisis isi dokumen yang merupakan sumber data tambahan untuk menghindari terjadinya kesalahan dalam analisis. Langkah-langkah yang ditempuh dalam pengumpulan data utama ini selengkapnya adalah sebagai berikut:
a. memutar DVD film The Simpsons Movie dan menyimak dialog beserta subtitle-nya dengan seksama
b. mentranskrip seluruh dialog beserta subtitle-nya ke dalam tabel secara berpasangan, dialog sebagai BSu dan subtitle sebagai BSa b. mentranskrip seluruh dialog beserta subtitle-nya ke dalam tabel secara berpasangan, dialog sebagai BSu dan subtitle sebagai BSa
Setelah data penelitian terkumpul, dilakukan identifikasi untuk mengetahui karakteristik masing-masing data dan menemukan persamaan dan perbedaan di antara data-data tersebut. Selanjutnya, berdasarkan persamaan dan perbedaan ini, data diklasifikasikan dan dianalisis lebih lanjut untuk disajikan dalam laporan.
2. Menyebar kuesioner Penggunaan kuesioner dalam penelitian ini merupakan bagian dari proses validasi data penelitian yang bertujuan untuk menguji reliabilitas (keterpercayaan) dan validitas (keshahihan) data yang diperoleh dari analisis isi. Jenis kuesioner yang digunakan di sini berupa kuesioner tak berstruktur (terbuka), di mana narasumber dapat memberikan jawaban secara bebas dalam bentuk isian, dan kuesioner berstruktur (tertutup), di mana narasumber tinggal memilih jawaban yang telah disediakan. Jawaban-jawaban yang diberikan oleh narasumber melalui kuesioner ini kemudian dibandingkan dengan hasil analisis atau persepsi peneliti. Apabila terdapat kesamaan maka data yang diperoleh dinyatakan reliabel dan valid.
3. Melakukan wawancara Wawancara ini merupakan tindak lanjut dari penyebaran kuesioner dalam upaya mendapatkan kemantapan jawaban atau data yang berasal dari kuesioner. Jenis wawancara yang diterapkan di sini adalah wawancara bebas terpimpin, di mana pertanyaan didasarkan pada jawaban-jawaban tertentu 3. Melakukan wawancara Wawancara ini merupakan tindak lanjut dari penyebaran kuesioner dalam upaya mendapatkan kemantapan jawaban atau data yang berasal dari kuesioner. Jenis wawancara yang diterapkan di sini adalah wawancara bebas terpimpin, di mana pertanyaan didasarkan pada jawaban-jawaban tertentu
3.6 Validasi Data
Validitas (kesahihan) dan reliabilitas (keterpercayaan) data merupakan jaminan bagi kemantapan simpulan dan tafsir makna sebagai hasil penelitian (Sutopo, 2006: 92). Agar hasil penelitian sahih dan terpercaya perlu dilakukan triangulasi, yaitu teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan penegecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu. Secara keseluruhan ada empat acuan yang bisa dimanfaatkan oleh peneliti untuk melakukan triangulasi, yaitu sumber, metode, penyidik, dan teori (Denzin dalam Moleong, 2002: 178).
Untuk keperluan triangulasi dalam penelitian ini peneliti menggunakan sumber (data) dan metode sebagai acuan. Triangulasi dengan sumber berarti membandingkan dan mengecek balik derajat informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam metode kualitatif, sedangkan triangulasi dengan metode pada dasarnya adalah pengecekan derajat kepercayaan penemuan hasil penelitian dengan beberapa teknik pengumpulan data atau dengan beberapa sumber data dengan metode yang sama (Patton dalam Moleong, 2002: 178).
Penerapan triangulasi sumber dalam penelitian ini dilakukan dengan cara membandingkan data inti yang berasal dari sumber data utama (rekaman) dengan data pendukung yang diperoleh dari sumber data tambahan, terutama dari beberapa kamus yang relevan. Kemudian, triangulasi dengan metode dilakukan dengan meminta pendapat beberapa narasumber mengenai kesahihanhan dan keterpercayaan data tersebut, baik dengan menggunakan kuesioner maupun Penerapan triangulasi sumber dalam penelitian ini dilakukan dengan cara membandingkan data inti yang berasal dari sumber data utama (rekaman) dengan data pendukung yang diperoleh dari sumber data tambahan, terutama dari beberapa kamus yang relevan. Kemudian, triangulasi dengan metode dilakukan dengan meminta pendapat beberapa narasumber mengenai kesahihanhan dan keterpercayaan data tersebut, baik dengan menggunakan kuesioner maupun
3.7 Analisis Data
Setelah proses validasi data selesai dilakukan, tahap berikutnya adalah analisis data. Menurut Spradley (2007), ada empat tahapan analisis data dalam penelitian yang berkaitan dengan kebudayaan, yaitu analisis domain, analisis taksonomi, analisis komponensial, dan analisis tema budaya.
Tahap pertama adalah analisis domain, yaitu menganalisis gambaran objek penelitian secara umum atau di tingkat permukaan, namun relatif utuh (Burhan, 2008: 85). Pada tahap ini akan pertama-tama dipisahkan antara ungkapan yang sepadan dan yang tidak sepadan dari BSu ke BSa. Hubungan semantik yang digunakan sebagai dasar analisis ini adalah hubungan jenis (strict inclusion), di mana seluruh ungkapan yang ada akan dikelompokkan ke dalam dua domain yang berbeda. Ungkapan- akan direduksi atau tidak dipakai sebagai data penelitian, sedangkan ungkapan-
dan dianalisis lebih lanjut karena ketidaksepadanan mengindikasikan adanya ketakterjemahan.
Selanjutnya, masih dengan analisis domain, data penelitian yang diperoleh dianalisis dan dikelompokkan dengan metode hubungan ruang (spatial). Di sini ungkapan-ungkapan yang menunjukkan adanya ketakterjemahan tersebut dianalisis dan diklasifikasikan ke dalam kelompok-kelompok menurut jenisnya, yaitu ketakterjemahan linguistik dan ketakterjemahan budaya. Ketakterjemahan Selanjutnya, masih dengan analisis domain, data penelitian yang diperoleh dianalisis dan dikelompokkan dengan metode hubungan ruang (spatial). Di sini ungkapan-ungkapan yang menunjukkan adanya ketakterjemahan tersebut dianalisis dan diklasifikasikan ke dalam kelompok-kelompok menurut jenisnya, yaitu ketakterjemahan linguistik dan ketakterjemahan budaya. Ketakterjemahan
Setelah analisis domain selesai dan diperoleh tiga jenis ketakterjemahan, dilakukan analisis taksonomi. Teknik analisis taksonomi terfokus pada domain- domain tertentu, kemudian memilih domain-domain tersebut menjadi sub- subdomain serta bagian-bagian yang lebih khusus dan terperinci yang umumnya merupakan rumpun yang memiliki kesamaan (Burhan, 2008: 90). Pada tahap ini keempat bentuk ketakterjemahan tersebut akan diklasifikasikan menurut teknik penerjemahan yang diterapkan, misalnya peminjaman, naturalisasi, deskripsi, generalisasi dan lain-lain.
Tahap analisis selanjutnya adalah analisis komponensial, yaitu teknik yang digunakan untuk menganalisis unsur-unsur yang memiliki hubungan kontras satu sama lain dalam domain yang telah ditentukan untuk dianalisis secara terperinci (Burhan, 2008, 95). Di sini, ketakterjemahan yang sudah diklasifikasikan menurut jenis dan teknik penerjemahannya dibedakan atau dipilah-pilah berdasarkan faktor-faktor penyebabnya secara lebih terperinci.
Setelah diperoleh data yang terperinci dari ketiga tahap analisis di atas, kemudian dilakukan analisis tema budaya, yaitu upaya menemukan hubungan yang terdapat pada domain-domain yang dianalisis sehingga akan membentuk satu kesatuan yang holistik yang terpola secara kompleks dan menunjukkan faktor-faktor atau tema-tema yang dominan dan tidak (Burhan, 2008: 98). Pada tahap ini akan dicari keterkaitan antara bentuk, teknik penerjemahan, dan faktor penyebab ketakterjemahan yang ditemukan pada subjek penelitian. Selain itu juga Setelah diperoleh data yang terperinci dari ketiga tahap analisis di atas, kemudian dilakukan analisis tema budaya, yaitu upaya menemukan hubungan yang terdapat pada domain-domain yang dianalisis sehingga akan membentuk satu kesatuan yang holistik yang terpola secara kompleks dan menunjukkan faktor-faktor atau tema-tema yang dominan dan tidak (Burhan, 2008: 98). Pada tahap ini akan dicari keterkaitan antara bentuk, teknik penerjemahan, dan faktor penyebab ketakterjemahan yang ditemukan pada subjek penelitian. Selain itu juga
Pada tahap analisis data ini juga dilakukan pemberian kode pada seluruh data penelitian, sehingga masing-masing dapat diketahui urutan, letak, maupun kelompoknya. Bentuk pengkodean selengkapnya adalah sebagai berikut:
23/49/00:05:02-00:05:04/L1/gay-gay (peminjaman) Saat kebaktian di gereja, pendeta meminta peserta untuk mengakui
sesuatu. Ned Flanders menanggapi dan ingin mengutarakan sesuatu. Sebelum Ned mulai bicara, Homer mencoba menebak-nebak perbuatan apa yang akan diakui oleh Ned.
BSu : Gay, gay, gay, gay, gay, gay, gay... BSa : Gay, gay, gay (pria homoseks).
Bagan 5: Pengkodean data penelitian
Contoh di atas menunjukkan data nomor 23 yang merupakan caption ke-
49 dari seluruh subtitle. Data tersebut berada pada posisi waktu antara lima menit lebih dua hingga empat detik dari durasi film dan termasuk dalam kelompok ketakterjemahan leksikal yang disebabkan katrena tidak ada istilah BSa untuk menyebut referen terkait. Kemudian istilah yang dijadikan data tersebut adalah istilah BSu dalam Bahasa Inggris, gay, yang diterjemahkan ke dalam BSa dalam
Kemudian, konteks situasi kejadian dan ungkapan selengkapnya dapat dilihat di bawah data.
U RUTAN DATA
U RUTAN CAPTION
T IMELINE
K ELOMPOK DATA
D ATA BS U -BS A
D IALOG - SUBTITLE
K ONTEKS SITUASI
T EKNIK PENERJEMAHAN
3.8 Prosedur Penelitian
Penelitian kualitatif dibagai ke dalam empat tahap, yaitu tahap sebelum ke lapangan, pekerjaan lapangan, analisis data, dan penulisan laporan (Moleong, 2002: 109). Mengacu pada pendapat di tersebut dan disertai dengan sedikit penyesuaian peneliti membagi kegiatan penelitian ini ke dalam tiga tahapan, yaitu: persiapan penelitian, pengumpulan dan analisis data, dan penyusunan laporan. Prosedur penelitian selengkapnya adalah sebagai berikut:
1. Persiapan penelitian Persiapan penelitian ini terdiri dari dua tahap yaitu penentuan judul dan penyusunan proposal. Penentuan judul penelitian di mulai dengan menentukan topik penelitian yang menarik, layak (ilmiah) dan memungkinkan untuk diteliti. Setelah topik penelitian diperoleh, lengkap dengan subjek maupun objeknya, dilakukan penentuan judul penelitian. Judul penelitian ini dibuat sedemikian rupa sehingga bersifat singkat, jelas, ilmiah, dan merepresentasikan penelitian yang akan dilaksanakan. Tahap selanjutnya adalah penyusunan proposal. Proposal penelitian disusun dalam tiga bab dengan mengikuti kaidah-kaidah metodologi penelitian. Setelah selesai disusun, proposal ini kemudian diajukan kepada dosen pembimbing untuk dinilai kelayakannya secara ilmiah. Apabila dianggap layak, penelitian akan dilaksanakan, jika masih dianggap kurang layak, akan dilakukan perbaikan semestinya.
2. Pengumpulan dan analisis data Tahap pengumpulan data, secara garis besar meliputi mentranskrip dan mengelompokkan ucapan-ucapan karakter dan baris-baris subtitle film, 2. Pengumpulan dan analisis data Tahap pengumpulan data, secara garis besar meliputi mentranskrip dan mengelompokkan ucapan-ucapan karakter dan baris-baris subtitle film,
3. Penyusunan laporan Laporan penelitian disusun dalam lima bab sesuai dengan kaidah yang terdapat pada metode penelitian. Laporan penelitian ini merupakan tindak lanjut atau pengembangan dari proposal penelitian dan merupakan tahap akhir dari penelitian. Bersamaan dengan penyusunan laporan juga dilakukan konsultasi dengan dosen pembimbing untuk memperbaiki kesalahan dan melengkapi kekurangan yang ada pada laporan.