Keadaan Penduduk dan Tenaga Kerja

B. Keadaan Penduduk dan Tenaga Kerja

1. Jumlah Penduduk

Pada dasarnya jumlah penduduk yang besar merupakan aset tersendiri bagi keberhasilan pembangunan suatu wilayah, mengingat penduduk merupakan pelaku sekaligus sasaran dari kegiatan pembangunan itu sendiri. Berdasarkan Survey Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) tahun 2009, jumlah penduduk Jawa Tengah tercatat 32.864.563 jiwa. Jumlah penduduk

commit to user

perempuan lebih besar dibandingkan jumlah penduduk laki-laki. Ini ditunjukkan oleh rasio jenis kelamin (rasio jumlah penduduk laki-laki terhadap jumlah penduduk perempuan sebesar 96,31). Jumlah dan rasio jenis kelamin penduduk Jawa Tengah pada tahun 2005-2009 dapat dilihat pada Tabel 5 berikut ini.

Penduduk di Provinsi Jawa Tengah belum menyebar secara merata di seluruh wilayah Jawa Tengah. Pada umumnya penduduk banyak menumpuk di daerah kota dibandingkan kabupaten. Secara rata-rata kepadatan penduduk Jawa Tengah tercatat sebesar 1010 jiwa pada setiap kilometer persegi, dan wilayah wilayah terpadat ialah Kota Surakarta dengan tingkat kepadatan penduduk 12.000 orang per kilometer persegi.

Jumlah rumah tangga mengalami peningkatan dari 8.451.150 pada tahu 2008 menjadi 8.478.561 pada tahun 2009 atau naik sebesar 0,32 persen. Namun demikian rata-rata penduduk per rumah tangga tidak mengalami perubahan. Tahu 2009 rata-rata penduduk per rumah tangga di Jawa Tengah tercatat sebesar 3,9 jiwa. Jumlah penduduk Jawa Tengah dapat dilihat pada Tabel 7 berikut ini.

Tabel 7. Jumlah Penduduk dan Rumah Tangga Provinsi Jawa Tengah Tahun 2005-2009

No. Tahun Rumah Tangga

Jumlah

Rata-rata Anggota Rumah Tangga

3,9 Sumber : BPS Provinsi Jawa Tengah 2010

Berdasarkan Tabel 7 di atas dapat diketahui bahwa jumlah penduduk di Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2005 adalah sebesar 32.908.850 jiwa, pada tahun 2006 jumlah penduduknya sebesar 32.397.431 jiwa, pada tahun 2005 jumlah penduduk 32.908.850 jiwa, pada tahun 2006 jumlah penduduknya 32.177.730 jiwa, dan pada tahun 2007 sebesar 32.380.279 jiwa . Pada tahun 2006 jumlah penduduk Jawa Tengah mengalami

commit to user

penurunan dari tahun sebelumnya dan kembali mengalami kenaikan pada tahun 2007. selama kurun waktu 5 tahun yaitu dari tahun 2005-2007 tercatat bahwa jumlah penduduk tertinggi di Provinsi Jawa Tengah ialah pada tahun

2005 yaitu sejumlah 32.908.850 jiwa.

2. Komposisi Penduduk

a. Menurut Jenis Kelamin

Tabel 8. Jumlah Penduduk Provinsi Jawa Tengah Menurut Jenis Kelamin

Tahun 2005-2009 No. Tahun

Sex Ratio

96,31 Sumber : BPS Provinsi Jawa Tengah 2010 Berdasarkan Tabel 8 dapat diketahui bahwa jumlah penduduk laki-

laki lebih sedikit dibanding dengan jumlah penduduk perempuan, dapat dilihat dari jumlah penduduk perempuan yang dari tahun ke tahun selalu lebih besar dari penduduk laki-laki. Selama kurun waktu 5 tahun yaitu dari tahun 2005-2009 dapat diketahui bahwa jumlah penduduk laki-laki terkecil terjadi pada tahun 2006 yaitu sebesar 16.368.724 jiwa dan jumlah penduduk perempuan terkecil juga terjadi pada tahun 2006 yaitu sebesar 16.123.257 jiwa. Sedangkan jumlah penduduk laki-laki terbesar terjadi pada tahun 2005 yaitu sebesar 16.368.724 jiwa dan jumlah penduduk perempuan terbesar ialah pada tahun 2009 yaitu sebesar 32.864.563 jiwa.

b. Menurut Kelompok Umur

Komposisi penduduk menurut kelompok umur di suatu wilayah akan mempengaruhi peningkatan pendapatan daerah di wilayah tersebut. Penduduk berdasarkan kelompok umur dapat dibedakan menjadi 2 kelompok, yaitu: penduduk usia non produktif dan penduduk usia produktif. Penduduk usia non produktif yaitu penduduk yang berusia 0-14 tahun dan penduduk yang berusia lebih dari 65 tahun, sedangkan

commit to user

penduduk usia produktif yaitu penduduk yang berusia 15-64 tahun. Penduduk dengan jumlah usia non produktif yang banyak akan menghambat potensi penduduk usia produktif, karena dengan banyaknya penduduk non produktif yang harus mereka tanggung sehingga pendapatan yang seharusnya bisa digunakan untuk untuk kebutuhan yang lain harus digunakan untuk membiayai penduduk usia non produktif. Komposisi penduduk Provinsi Jawa Tengah berdasarkan kelompok umur dan angka beban tanggungan dapat dilihat pada Tabel 9. Tabel 9. Komposisi Penduduk Provinsi Jawa Tengah Menurut Kelompok

Umur dan ABT Tahun 2009

No.

Umur (tahun)

Jumlah (orang)

2.482.020 Jumlah Total

Angka Beban Tanggungan (ABT)

32.864.563 52,16

Sumber: BPS Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010 Berdasarkan Tabel 7 jika dilihat dari jumlah penduduk menurut kelompok umur, besarnya jumlah penduduk usia produktif lebih besar dibandingkan jumlah penduduk usia non produktif. Rasio beban tanggungan sebesar 52,16 berarti bahwa tiap 100 orang kelompok penduduk produktif harus menanggung 52,16 kelompok yang tidak produktif. Dengan kondisi seperti ini, kurang dapat mendorong tercapainya pembangunan ekonomi daerah Provinsi Jawa Tengah.

c. Menurut Mata Pencaharian

Salah satu indikator keberhasilan pembangunan di suatu wilayah adalah bagaimana daerah tersebut mampu untuk menyerap tenaga kerja. Besarnya penyerapan tenaga kerja akan dapat meningkatkan pendapatan per kapita penduduk, yang akhirnya akan berdampak bagi peningkatan kesejahteraan hidup penduduk suatu wilayah. Penyerapan tenaga kerja di Provinsi Jawa Tengah berdasar atas lapangan pekerjaan dapat dilihat pada Tabel 10 berikut ini.

commit to user

Tabel 10. Komposisi Penduduk Usia 15 Tahun Keatas Provinsi Jawa Tengah yang Bekerja Menurut Lapangan pekerjaan 2009

Mata pencaharian

37,03 Pertambangan dan Penggalian, Listrik, Gas dan Air Bersih

147.997

0,93 Industri Pengolahan

2 .656.673

16,77 Bangunan/Konstruksi

21,86 Pengangkutan dan Komunikasi

683.675

4,32 Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan

Sumber : BPS Provinsi Jawa Tengah 2010 Berdasarkan Tabel 8 penduduk usia 15 tahun ke atas yang bekerja menurut lapangan pekerjaan, dapat diketahui bahwa sebagian besar penduduk Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2009 bermata pencaharian sebagai petani. Jumlah penduduk yang bekerja sebagai petani yaitu sebanyak 5.864.827 jiwa dengan persentase 37,03 persen. Sedangkan komposisi penduduk menurut mata pencaharian yang paling kecil adalah pada sektor listrik, gas dan air bersih yaitu sebesar 147.997 jiwa dengan persentase 0,93 persen.

Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui juga bahwa sektor pertanian memberikan kontribusi terhadap penyerapan tenaga kerja yang lebih besar daripada sektor yang lain. Sektor pertanian mampu menyerap 37,03 persen tenaga kerja yang ada di Provinsi Jawa Tengah. Dengan demikian sektor pertanian di Provinsi Jawa Tengah dapat dikatakan cukup memberikan kontribusi yang berarti dalam penyerapan tenaga kerja dan sebagai sektor yang memberikan sumber kehidupan bagi sebagian besar penduduk di Jawa Tengah. Banyaknya penduduk yang bekerja di sektor pertanian disebabkan karena tersedianya lahan pertanian yang luas untuk dapat diusahakan. Walaupun demikian terdapat beberapa masalah yang dihadapi antara lain produktifitas tenaga kerja sektor pertanian yang rendah menyebabkan output sektor pertanian yang rendah pula, selain itu

commit to user

pengangguran tidak kentara di sektor pertanian banyak terjadi pada saat musim kemarau ketika petani tidak mengusahakan sawahnya.