antivirus herpes dan zoster, antiinflamasi, antioksidan, antitoksin binatang berbisa, obat luka bakar dan eksim Nainggolan, 2004.
2.2 Metode Ekstraksi
Ekstraksi adalah suatu cara untuk menarik satu atau lebih zat dari bahan asal dengan menggunakan pelarut Syamsuni, 2006. Zat aktif yang terdapat
dalam simplisia tersebut dapat digolongkan ke dalam golongan minyak atsiri, alkaloid, flavonoid dan lain-lain Ditjen POM, 2000. Tujuan utama ekstraksi
ini adalah untuk mendapatkan atau memisahkan sebanyak mungkin zat-zat yang memiliki khasiat pengobatan Syamsuni, 2006.
Metode ekstraksi dengan menggunakan pelarut dapat dilakukan dengan beberapa cara, yaitu :
a. Maserasi Maserasi adalah proses pengekstraksian simplisia menggunakan pelarut
dengan beberapa kali pengocokan atau pengadukan pada temperatur ruangan, sedangkan remaserasi merupakan pengulangan penambahan pelarut setelah
dilakukan penyaringan maserat pertama, dan seterusnya Ditjen POM, 2000. Maserasi dilakukan dengan cara masukkan 10 bagian simplisia atau campuran
simplisia dengan derajat halus yang cocok ke dalam sebuah bejana, tuangi dengan 75 bagian cairan penyari, tutup, biarkan selama 5 hari terlindung dari
cahaya sambil sering diaduk, serkai, peras, cuci ampas dengan cairan penyari secukupnya hingga dipreoleh 100 bagian. Pindahkan ke dalam bejana tertutup,
Universitas Sumatera Utara
biarkan di tempat sejuk, terlindung dari cahaya selama 2 hari. Enap tuangkan dan saring Ditjen POM, 1979.
b. Perkolasi Perkolasi adalah suatu cara penarikan memakai alat yang disebut
perkolator dimana simplisia terendam dalam cairan penyari, zat-zat akan terlarut dan larutan tersebut akan menetes secara beraturan. Prosesnya terdiri
dari tahapan pengembangan bahan, tahap perendaman antara, tahap perkolasi sebenarnya penetesanpenampungan perkolat sampai diperoleh ekstrak
Ditjen POM, 2000. Prosedur perkolasi yaitu basahi 10 bagian simplisia atau campuran
simplisia dengan derajat halus yang cocok dengan 2,5 bagian sampai 5 bagian cairan penyari, masukkan ke dalam bejana tertutup sekurang-kurangnya selama
3 jam. Pindahkan massa sedikit demi sedikit ke dalam perkolator sambil tiap kali di tekan hati-hati, tuangi dengan cairan penyari secukupnya sampai cairan
mulai menetes dan di atas simplisia masih terdapat selapis cairan penyari, tutup perkolator, biarkan selama 24 jam. Biarkan cairan menetes dengan kecepatan
1 ml per menit, tambahkan berulang-ulang cairan penyari secukupnya sehingga selalu terdapat selapis cairan penyari di atas simplisia, hingga diperoleh 80
bagian perkolat. Peras massa, campurkan cairan perasan ke dalam perkolat, tambahkan cairan penyari secukupnya hingga diperoleh 100 bagian. Pindahkan
ke dalam bejana, tutup, biarkan selama 2 hari di tempat yang sejuk, terlindung dari cahaya. Enap tuangkan atau saring Ditjen POM, 1979.
Universitas Sumatera Utara
c. Refluks Refluks adalah ekstraksi dengan pelarut pada temperatur titik didihnya,
selama waktu tertentu dan pelarut akan terdestilasi menuju pendingin dan akan kembali ke labu Ditjen POM, 2000.
d. Sokletasi Sokletasi adalah ekstraksi kontinu menggunakan alat soklet, dimana
pelarut akan terdestilasi dari labu menuju pendingin, kemudian jatuh membasahi dan merendam sampel yang mengisi bagian tengah alat soklet,
setelah pelarut mencapai tinggi tertentu maka akan turun ke labu destilasi, demikian berulang-ulang Ditjen POM, 2000.
e. Digesti Digesti adalah maserasi dengan pengadukan kontiniu pada temperatur
yang tinggi dari temperatur ruangan, yaitu secara umum dilakukan pada temperatur 40
º
-50
º
C Ditjen POM, 2000. f.
Infus Infus adalah sediaan cair yang dibuat dengan menyari simplisia nabati
dengan air pada suhu 90
o
C selama 15 menit Ditjen POM, 2000. g. Dekok
Dekok adalah infus pada waktu yang lebih lama dan temperatur sampai titik didih air Ditjen POM, 2000.
Universitas Sumatera Utara
2.3 Toksikologi