Jantung Alat dan Bahan .1 Alat-Alat Pembuatan Ekstrak Etanol Daun Dandang Gendis

2.8 Ginjal

Ginjal sering disebut buah pinggang. Bentuknya seperti kacang dan letaknya disebelah belakang rongga perut, kanan dan kiri rongga perut. Ginjal kiri letaknya lebih tinggi dari ginjal kanan, berwarna merah Irianto, 2004. Setiap ginjal terdiri atas 1-4 juta nefron. Setiap nefron terdiri atas bagian yang melebar, korpuskulus renal, tubulus proksimal, lengkung Henle, dan tubulus distal. Tubulus dan duktus koligens, menampung urin yang dihasilkan oleh nefron dan menghantarnya ke pelvis ranalis. Nefron dan duktus koligens merupakan tubulus uriniferus sebagai satuan fungsional ginjal Anggraini, 2008. Fungsi ginjal adalah Syaifuddin, 2006: 1. Mengatur volume air cairan dalam tubuh. 2. Mengatur keseimbangan osmotik dan mempertahankan keseimbangan ion yang optimal dalam plasma keseimbangan elektrolit. 3. Ekskresi sisa hasil metabolisme ureum, asam urat, kreatinin, zat-zat toksik, obat-obatan, hasil metabolisme hemoglobin dan bahan kimia asing. 4. Mempertahankan keseimbangan kadar asam dan basa dari cairan tubuh. 5. Fungsi hormonal dan metabolisme.

2.9 Jantung

Jantung terletak di dalam rongga mediastinum dari rongga dada toraks, di atas paru-paru Irianto, 2004. Bentuk jantung menyerupai jantung pisang, bagian atasnya tumpul pangkal jantung disebut basis kordis, di sebelah bawah Universitas Sumatera Utara agak runcing disebut apeks kordis. Ukuran jantung lebih kurang sebesar genggaman tangan kanan dan beratnya kira-kira 250-300 gram Syaifuddin, 2006. Jantung terdiri dari tiga lapisan, yaitu lapisan terluar disebut epikardium, lapisan tengah disebut miokardium, lapisan terdalam disebut endokardium Irianto, 2004. Universitas Sumatera Utara BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian ini dilakukan secara ekperimental meliputi pengumpulan, pengolahan bahan, pembuatan ekstrak etanol daun dandang gendis, penyiapan hewan percobaan dan pengujian efek toksisitas. Data hasil penelitian dianalisis dengan metode One Way Analysis of Variance ANOVA dilanjutkan dengan uji Post Hoc Tukey menggunakan program SPSS Statistical Product and Service Solution versi 17. 3.1 Alat dan Bahan 3.1.1 Alat-Alat Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini meliputi alat-alat gelas laboratorium, blender National, freeze dryer Edward, rotary evaporator Buchi, kandang mencit, lemari pengering, neraca kasar Ohaus, neraca listrik Chyo JP2-600, neraca hewan Presica Geniweigher GW-1500, oral sonde. 3.1.2 Bahan-Bahan Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini meliputi bahan tumbuhan, yaitu daun dandang gendis Clinacanthus nutans Burm.f. Lindau. Bahan kimia yang digunakan adalah akuades, etanol 80, Na-CMC sodium- carboxy methyl cellulose. Universitas Sumatera Utara 3.2 Pengumpulan dan Pengolahan Bahan Tumbuhan 3.2.1 Pengumpulan Bahan Tumbuhan Pengumpulan bahan tumbuhan daun dilakukan secara purposif yang diambil dari halaman Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara tanpa membandingkan dengan tumbuhan yang sama di daerah lain.

3.2.2 Identifikasi Tumbuhan

Identifikasi tumbuhan dilakukan oleh Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia LIPI Pusat Penelitian dan Pengembangan Biologi Bogor Junius, 2007. Hasil identifikasi tumbuhan dapat dilihat pada Lampiran 1 halaman 39.

3.2.3 Pengolahan Bahan Tumbuhan

Daun dicuci sampai bersih, ditiriskan, dianginkan, dan dikeringkan, kemudian diblender dan disimpan dalam wadah plastik.

3.3 Pembuatan Ekstrak Etanol Daun Dandang Gendis

Pembuatan ekstrak etanol daun dandang gendis EEDDG dilakukan secara maserasi dengan pelarut etanol 80. Sebanyak 400 g serbuk simplisia dimasukkan ke dalam bejana yang berwarna gelap kemudian ditambah dengan etanol 80 sebanyak 3 L, ditutup, dibiarkan selama 5 hari terlindung dari cahaya sambil sering diaduk, diserkai, diperas, dicuci ampas dengan etanol 80 sebanyak 1 L. Pindahkan ke bejana tertutup, biarkan di tempat sejuk, terlindung dari cahaya selama 2 hari kemudian disaring Ditjen POM, 1979. Seluruh maserat digabung dan dipekatkan dengan bantuan alat rotary Universitas Sumatera Utara evaporator pada temperatur tidak lebih dari 50 º C sampai diperoleh ekstrak kental, kemudian dikeringkan dengan freeze dryer pada suhu -40 º C.

3.4 Pengujian Efek Toksik