BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Morfologi Tubuh Ulat Sutera Bombyx mori L.
Pengamatan terhadap morfometri tubuh ulat sutera Bombyx mori instar III, IV, V yang mengkonsumsi daun murbei yang diberi vitamin B1, dapat dilihat
pada Tabel 4.1.1
Tabel 4.1.1 Rata-rata Morfometri Tubuh Ulat Sutera instar III yang mengkonsumsi daun murbei yang diberi Vitamin B1 dengan
Konsentrasi yang berbeda.
Perlakuan Morfologi Tubuh cm
Diameter Kepala
Panjang Kepala
Diameter Badan
Panjang Badan
P0 0.25
a
±0.03 0.94
a
±0.09 0.33
a
±0.03 2.29
a
±0.12 P1
0.20
b
±0.03 0.91
a
±0.09 0.31
a
±0.03 2.20
a
±0.13 P2
0.16
b
±0.03 0.83
b
±0.08 0.30
a
±0.04 2.13
a
±0.19 P3
0.16
b
±0.02 0.74
b
±0.14 0.28
a
±0.03 2.09
a
±0.12 P4
0.14
b
±0.03 0.74
b
±0.09 0.22
b
±0.02 1.96
b
±0.09 Keterangan: P0: Kontrol, P1: 0,1 mg100ml, P2: 0,2 mg100ml, P3: 0,3
mg100ml, P4: 0,4mg100ml; notasi yang sama pada kolom yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata p0.05
Berdasarkan Tabel 4.1.1 dapat dilihat bahwa morfologi tubuh larva instar III meliputi diameter kepala, panjang kepala, panjang badan dan diameter badan
antara kontrol dan perlakuan P1,P2,P3,P4 terjadi penurunan. Setelah dilakukan uji statistik pada diameter kepala antara kelompok kontrol dan perlakuan
menunjukkan berbeda yang nyata p0.05. Panjang kepala antara kelompok kontrol dengan P1 menunjukkan tidak berbeda nyata p0.05, sedangkan antara
kontrol dengan P2,P3,P4 berbeda nyata p0.05. Panjang badan ulat sutera antara kelompok kontrol dengan P1,P2,P3 menunjukkan tidak berbeda nyata, sedangkan
pada P4 berbeda nyata. Diameter badan ulat sutera antara kelompok kontrol dengan P1,P2,P3 menunjukkan tidak berbeda nyata, sedangkan pada P4 berbeda
nyata.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.1.2 Rata-rata Morfometri Tubuh Ulat Sutera Instar IV yang mengkonsumsi Daun Murbei yang diberi Vitamin B1 dengan
Konsentrasi yang berbeda.
Perlakuan Morfologi Tubuh cm
Diameter Kepala
Panjang Kepala
Diameter Badan
Panjang Badan
P0 0.25
a
±0.03 1.11
a
±0.08 0.39
a
±0.02 3.21
a
±0.14 P1
0.24
a
±0.03 1.00
b
±0.07 0.38
a
±0.03 3.20
a
±0.16 P2
0.23
a
±0.02 0.98
b
±0.06 0.38
a
±0.04 3.11
a
±0.21 P3
0.21
a
±0.02 0.97
b
±0.10 0.37
a
±0.03 2.95
b
±0.18 P4
0.19
b
±0.03 0.94
b
±0.06 0.35
a
±0.03 2.75
b
±0.11 Keterangan: P0: 0 mg100ml, P1: 0,1 mg100ml, P2: 0,2 mg100ml, P3: 0,3
mg100ml, P4: 0,4 mg100ml; notasi yang sama pada kolom yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata p0.05
Berdasarkan Tabel 4.1.2 dapat dilihat bahwa morfologi tubuh larva instar IV meliputi diameter kepala, panjang kepala, panjang badan dan diameter badan
antara kontrol dengan perlakuan terjadi penurunan. Setelah diuji statistik diameter kepala antara kelompok kontrol dengan perlakuan P1,P2,P3 menunjukkan tidak
berbeda nyata p0.05, sedangkan pada P4 berbeda nyata p0.05. Panjang kepala ulat sutera antara kelompok kontrol dengan perlakuan menunjukkan
perbedaan yang nyata. Panjang badan ulat sutera antara kontrol dengan perlakuan P1,P2 menunjukkan tidak berbeda nyata, sedangkan pada P3,P4 berbeda
nyata. Diameter badan ulat sutera antara kelompok kontrol dengan perlakuan P1,P2,P3,P4 menunjukkan tidak berbeda nyata.
Tabel 4.1.3
Rata-rata Morfometri Tubuh Ulat Sutera Instar V yang Mengkonsumsi Daun Murbei yang diberi Vitamin B1 dengan
Konsentrasi yang berbeda.
Keterangan: P0: 0 mg100ml, P1: 0,1 mg100ml, P2: 0,2 mg100ml, P3: 0,3 mg100ml, P4: 0,4 mg100ml; notasi yang sama pada kolom yang
sama menunjukkan tidak berbeda nyata p0.05 Perlakuan
Morfologi Tubuh cm Diameter
Kepala Panjang
Kepala Diameter
Badan Panjang
Badan
P0 0.33
a
±0.07 1.28
a
±0.15 0.54
a
±0.04 3.86
a
±0.17 P1
0.33
a
±0.07 1.26
a
±0.15 0.52
a
±0.04 3.79
a
±0.19 P2
0.31
a
±0.04 1.20
a
±0.15 0.50
a
±0.05 3.78
a
±0.25 P3
0.31
a
±0.02 1.18
a
±0.14 0.48
a
±0.05 3.73
a
±0.25 P4
0.29
a
±0.04 1.16
a
±0.14 0.47
a
±0.02 3.60
a
±0.30
Universitas Sumatera Utara
Hal yang sama juga terlihat pada Tabel 4.1.3 bahwa morfologi tubuh larva instar V diameter kepala, panjang kepala, panjang badan dan diameter badan antar
kontrol dan perlakuan P1,P2,P3,P4 terjadi penurunan. Setelah dilakukan uji statistik diameter kepala, panjang kepala, panjang badan dan diameter badan
menunjukkan tidak berbeda nyata p0.05. sehingga dapat dikatakan bahwa pemberian vitamin B1 menurunkan morfometri larva instar III, IV dan V berupa
panjang kepala, diameter kepala, panjang badan dan diameter badan.
Menurut Raika 2011, pada serangga vitamin B1 bertindak sebagai koenzim yang akan membantu fungsi tubuh. Namun dalam hal ini peranan
metabolisme seluler untuk memproduksi energi glukosa terlalu berlebihan sehingga mengalami suatu keadaan penundaan pertumbuhan, dimana
pertumbuhannya mengalami penundaan meliputi jumlah sel yang relatif sama atau ukuran membesar pada jaringan lemak atau kulit. Vitamin B1 dalam dosis yang
terlalu tinggi dapat menyebabkan gangguan metabolisme tubuh Rahayu, 2000. Hal ini dapat dikatakan bahwa vitamin B1 yang ada pada daun murbei sudah
mencukupi untuk pertumbuhan ulat sutera, jadi tidak perlu penambahan dari luar Tabel 4.1.4 Rata-rata Pertambahan Bobot Ulat Sutera Instar III, IV, V dan
Bobot Pupa yang Mengkonsumsi Daun Murbei yang diberi Vitamin B1 dengan Konsentrasi yang berbeda.
Perlakuan Pertambahan Bobot Larva g
Bobot Pupa g
III IV
V P0
2.39
a
±0.56 0.53
a
±0.18 0.45
a
±0.23 0.22
a
±0.09 P1
1.71
b
±0.35 0.49
a
±0.22 0.31
b
±0.16 0.20
a
±0.03 P2
1.48
b
±0.50 0.43
a
±0.18 0.30
b
±0.13 0.15
a
±0.02 P3
1.35
b
±0.41 0.31
a
±0.22 0.27
b
±0.12 0.14
a
±0.02 P4
1.21
b
±0.37 0.23
a
±0.16 0.27
b
±0.10 0.13
a
±0.02 Keterangan: P0: 0 mg100ml, P1: 0,1 mg100ml, P2: 0,2 mg100ml, P3: 0,3
mg100ml, P4: 0,4 mg100ml; notasi yang sama pada kolom yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata p0.05
Dari Tabel 4.1.4 dapat dilihat pertambahan bobot larva instar III, IV, V dan bobot pupa antara kontrol dengan perlakuan P1,P2,P3,P4 terjadi penurunan
bobot, dimana dari hasil uji statistik pada bobot larva instar III dan V antara
Universitas Sumatera Utara
kontrol dan perlakuan pemberian vitamin B1 menunjukkan perbedaan nyata p0.05. Bobot larva instar IV dan bobot pupa berdasarkan hasil uji statistik
menunjukkan antar kontrol dan perlakuan tidak berbeda nyata p0.05. Hal ini membuktikan bahwa dengan pemberian vitamin B1 dapat menurunkan
pertambahan bobot larva instar III, IV, V dan bobot pupa. Penurunan ini disebabkan pemberian vitamin yang berlebih terhadap ulat sutera yang
menyebabkan hiper vitamin, dimana dalam pertumbuhan ulat sangat membutuhkan nutrisi vitamin dalam jumlah optimal, bila berlebih sangat
berpengaruh terhadap pertumbuhan ulat sutera Faruki, 2005. Pemberian vitamin B1 dalam pakan ulat sutera menurunkan pertumbuhan
ulat sutera, sehingga tidak perlu penambahan vitamin B1 dari luar kemungkinan vitamin B1 yang terkandung dalam daun murbei sudah cukup untuk pertumbuhan
ulat sutera.
4.2 Kelenjar Sutera Bombyx mori