kontrol dan perlakuan pemberian vitamin B1 menunjukkan perbedaan nyata p0.05. Bobot larva instar IV dan bobot pupa berdasarkan hasil uji statistik
menunjukkan antar kontrol dan perlakuan tidak berbeda nyata p0.05. Hal ini membuktikan bahwa dengan pemberian vitamin B1 dapat menurunkan
pertambahan bobot larva instar III, IV, V dan bobot pupa. Penurunan ini disebabkan pemberian vitamin yang berlebih terhadap ulat sutera yang
menyebabkan hiper vitamin, dimana dalam pertumbuhan ulat sangat membutuhkan nutrisi vitamin dalam jumlah optimal, bila berlebih sangat
berpengaruh terhadap pertumbuhan ulat sutera Faruki, 2005. Pemberian vitamin B1 dalam pakan ulat sutera menurunkan pertumbuhan
ulat sutera, sehingga tidak perlu penambahan vitamin B1 dari luar kemungkinan vitamin B1 yang terkandung dalam daun murbei sudah cukup untuk pertumbuhan
ulat sutera.
4.2 Kelenjar Sutera Bombyx mori
Pengamatan terhadap bobot kelenjar sutera Bombyx mori yang diberi vitamin B1 meliputi kelenjar bagian depan, tengah dan belakang dapat dilihat
pada Tabel 4.2
4.2. Rata-rata Bobot Kelenjar Sutera dari Ulat Sutera yang Mengkonsumsi Daun Murbei yang diberi Vitamin B1 dengan Konsentrasi yang
berbeda.
Perlakuan Bobot Kelenjar g
Depan Tengah
Belakang
P0 0.041
a
±0.24 0.127
a
±0.026 0.141
a
±0.020 P1
0.041
a
±0.14 0.126
a
±0.029 0.126
a
±0.024 P2
0.038
a
±0.20 0.125
a
±0.032 0.124
a
±0.030 P3
0.034
a
±0.18 0.122
a
±0.048 0.122
a
±0.026 P4
0.016
b
±0.06 0.121
a
±0.021 0.115
b
±0.023 Keterangan: P0: 0 mg100ml, P1: 0,1 mg100ml, P2: 0,2 mg100ml, P3: 0,3
mg100ml, P4: 0,4 mg100ml; notasi yang sama pada kolom yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata p0.05
Dari Tabel 4.2 dapat dilihat bahwa pemberian vitamin B1 dengan dosis 0,1;0,2;0,3;0,4 mg100ml pada pakan mengalami penurunan dibandingkan
Universitas Sumatera Utara
dengan kontrol. Namun setelah dilakukan uji statistik pada bobot kelenjar sutera bagian depan dan bagian belakang antara kelompok kontrol dan perlakuan
P1,P2,P3 menunjukkan tidak berbeda nyata, sedangkan pada P4 berdasarkan hasil uji statistik menunjukkan berbeda nyata p0.05. Bobot kelenjar sutera
bagian tengah berdasarkan hasil uji statistik antara kontrol dan perlakuan menunjukkan tidak berbeda nyata p0.05. Hal ini diduga bahwa pemberian
vitamin B1 dapat menurunkan bobot kelenjar sutera sehingga mengalami penurunan karena memberikan efek sitotoksik dalam tubuh ulat.
Menurut Hirayama Hiroshi 1995, bahwa semakin besar pemberian vitamin B1 yang terkandung dalam pakan yang dikonsumsi akan menyebabkan
tingginya kadar toksik yang ada. Penambahan vitamin B1 akan mempengaruhi sistem hormonal ulat sutera sehingga pengeluaran hormon ekdison akan menjadi
menghambat pertumbuhan. Hormon ekdison mempunyai peranan penting dalam mengatur sintesis fibrion dan serisin, yang akan merangsang pelepasan hormon
ekdison dari kelenjar prothorasik. Ekdison inilah yang menyebabkan proses sintesa fibrion dan serisin yang merupakan bahan baku utama dari kelenjar sutera
Rahasia, 2005. Menurut Kusumaputera 1976, ulat sutera mempunyai sepasang kelenjar sutera yang berbentuk melingkar-lingkar di dalam tubuhnya, kelenjar
bagian belakang menghasilkan protein yang disebut fibrion, sedangkan bagian tengah menghasilkan protein seperti pasta yang disebut serisin.
4.3 Produktivitas Ulat Sutera