belakang sebagai penghasil fibrion sebagai sutera cair yang 75 bagian dari berat dan tidak larut dalam air panas Sunanto, 1997.
2.4. Daun Murbei
Menurut Javan Overseas Coorporation Volunteers 1975 klasifikasi daun murbei adalah sebagai berikut:
Kingdom : Plantae
Divisio : Spermatophyta
Subdivisio : Angiospermae
Kelas : Dicotyledoneae
Ordo : Urticales
Famili : Moraceae
Genus : Morus
Spesies : Morus sp.
Tanaman murbei termasuk dalam famili Moraceae, ordo Urticales, kelas Dicotyledone. Tumbuhan ini berasal dari Cina, tumbuh baik pada ketinggian lebih
dari 100 m dpl dan memerlukan cukup sinar matahari. Tanaman murbei yang sudah dibudidayakan menyukai daerah dengan pH tanah yang cukup basa
pH6.5 seperti di lereng gunung, daerah berkapur dan tanah yang berdrainase baik. Murbei termasuk jenis pohon tinggi sekitar 9 m, percabangan banyak,
cabang muda berambut halus Samsijah, 1983. Tanaman ini terlihat seperti jenis perdu, daunnya tunggal, letak berseling, bertangkai yang panjangnya sekitar 4 cm.
Helai daun bulat telur sampai berbentuk jantung, ujung runcing, pangkal tumpul, tepi bergerigi, pertulangan menyirip agak menonjol, permukaan atas dan bawah
kasar, panjang 2.5-20 cm, lebar 1.5-12 cm, warnanya hijau Listiarani, 2009.
Murbei yang tumbuh di daerah tropis dan subtropis mempunyai perbedaan dalam pertumbuhannya, di daerah tropis pertumbuhan murbei sepanjang tahun
tidak mengalami masa istirahat sehingga daun dapat di panen terus menerus, sedangkan di daerah sub tropis pada musin dingin mengalami masa istirahat, akan
tetapi terlihat perbedaan pertumbuhan pada saat musim hujan dan musim kemarau. Hal ini disebabkan oleh faktor air tanah yang mengakibatkan produksi
Universitas Sumatera Utara
daun pada musim kemarau menurun dibandingkan dengan pada musim hujan kecuali pada perkebunan murbei yang mendapat pengairan Andadari, 2005.
Perkembangan murbei biasanya melalui biji dan stek. Biji berkecambah selama 9-14 hari tergantung pada musim. Tanaman murbei sangat mudah
dikembangkan secara vegetatif terutama dengan stek batang. Stek diambil dari tanaman induk yang unggul dan berumur lebih dari 1 tahun Sunanto, 1997.
Menurut Ryu 1998, Untuk memperoleh varietas murbei yang baik perlu di pertimbangkan varietas yang mempunyai produksi daun yang paling tinggi, sesuai
dengan kondisi iklim setempat, tahan terhadap serangan hama penyakit, serta mempunyai bentuk yang baik untuk memudahkan pembudidayaannya.
Daun murbei juga mempunyai kandungan protein dan karbohidrat yang cukup tinggi yaitu sekitar 18-28 dan mengandung serat kasar yang rendah
sekitar 10,57 Ekastuti, 1992. Daun murbei mengandung asam askorbat, asam folat, karoten, vitamin B1, pro vitamin D, mineral Si, Fe, Al, Ca, P, K, dan Mg.
Tanaman murbei memiliki banyak jenis untuk pakan ulat sutera, antara lain jenis Morus alba, Morus cathayana, dan Morus multicaulis. Tanaman
murbei jenis Morus alba ujung rantingnya yang muda sedikit merah, produksi daunnya cukup tinggi. Morus cathayana ujung rantingnya masih muda dan
tangkainya sedikit merah, ukuran daun besar produksi daunnya cukup tinggi. Murbei jenis Morus multicaulis ujung ranting muda kehijauan. Ukuran daun lebar,
produksi daun tinggi dan tidak cepat layu Guntoro, 1995.
Murbei memiliki banyak manfaat, seperti buahnya dapat dimakan, dapat dijadikan minuman anggur murbei, dan makanan ternak. Daunnya kadang-kadang
digunakan sebagai sayuran. Kayunya dimanfaatkan sebagai bahan bangunan, alat- alat olah raga. Di Cina dan Eropa, empulur kayunya dibuat sebagai bahan
pembuat kertas. Pohon murbei sering juga digunakan sebagai bahan hias ornamental dan tanaman pagar Ryu, 1998. Menurut Soesono 1996 dalam
Aris et al., 2007, tanaman murbei tidak hanya berfungsi sebagai makanan ulat
Universitas Sumatera Utara
sutera, tetapi juga berfungsi sebagai tanaman pelindung, sebagai tanaman sela atau sebagai tanaman pengisi pada pertanaman dengan sistem tumpang sari dan
sebagai tumbuhan pioner pada lahan yang berbatu dan berkarang.
2.5. Vitamin B1 Tiamin