Pembahasan Hasil Penelitian HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

commit to user 54 Variabel Dth memiliki t hitung =11,334 sedang t tabel pada taraf signifikan 5 adalah = 1,980. Dikarenakan t hitung t tabel dengan p0,05, maka H 5 diterima.

C. Pembahasan Hasil Penelitian

Pendapatan Asli Daerah berpengaruh positif terhadap alokasi Belanja Modal Daerah. Konsisten dengan hasil penelitian sebelumnya oleh Abdullah 2004 yang membuktikan bahwa terdapat perbedaan belanja modal pada kenaikan pendapatan asli daerah. Pendapatan Asli Daerah PAD merupakan sumber pendapatan penting bagi sebuah daerah dalam memenuhi belanjanya. Pendapatan Asli Daerah ini sekaligus dapat menujukan tingkat kemandirian suatu daerah. Semakin banyak Pendaptan Asli Daerah yang didapat semakin memungkinkan daerah tersebut untuk memenuhi kebutuhan belanjanya sendiri tanpa harus tergantung pada Pemerintah Pusat, yang berarti ini menunjukan bahwa Pemerintah Daerah tersebut telah mampu untuk mandiri, dan begitu juga sebaliknya. Belanja daerah adalah semua pengeluaran Pemerintah Daerah pada suatu periode anggaran. Alokasi belanja daerah terdiri dari belanja tidak langsung dan belanja langsung. Belanja tidak langsung merupakan belanja yang tidak memiliki keterkaitan secara langsung dengan pelaksanaan program dan kegiatan, terdiri dari belanja pegawai, belanja bunga, subsidi, hibah, bantuan sosial, belanja bagi hasil, bantuan keuangan dan belanja tidak terduga. Sedangkan belanja langsung merupakan belanja yang commit to user 55 memiliki keterkaitan secara langsung dengan program dan kegiatan yang meliputi belanja pegawai, belanja barang dan jasa serta belanja modal. Artinya PAD memiliki peran yang cukup signifikan dalam menentukan kemampuan daerah untuk melakukan aktivitas pemerintah dan program-program pembangunan daerah. Pemerintah mempunyai kewajiban untuk meningkatkan taraf kesejahteraan rakyat serta menjaga dan memelihara ketentraman dan ketertiban masyarakat. Jadi, PAD berpengaruh terhadap belanja langsung daerah. Dana Alokasi Umum berpengaruh positif dan signifikan terhadap alokasi belanja modal daerah. Konsisten dengan hasil penelitian sebelumnya oleh Abdullah dan Halim 2004 yang membuktikan bahwa transer dari pemerintah pusat berpengaruh terhadap belanja pemerintah daerah. Artinya, stimulus terhadap pengeluaran daerah yang ditimbulkan oleh transfer yang diberikan kepada tiap daerah. Transfer dari pemerintah pusat yang diwujudkan dalam Dana Alokasi Umum untuk Dana Perimbangan merupakan sumber utama Pemda untuk menjagamenjamin tercapainya standar pelayanan publik minimum di seluruh negeri. Transfer merupakan konsekuensi dari tidak meratanya kemampuan keuangan dan ekonomi daerah. Selain itu, tujuan transfer adalah mengurangi kesenjangan keuangan horisontal antar-daerah, mengurangi kesenjangan vertikal Pusat-Daerah, mengatasi persoalan efek pelayanan publik antar-daerah, dan untuk menciptakan stabilisasi aktifitas perekonomian di daerah. Di Indonesia, seperti ditegaskan dalam UU No. 251999, bentuk transfer yang paling penting adalah DAU dan DAK, selain bagi hasil revenue sharing. Transfer atau grants dari commit to user 56 Pempus secara garis besar dapat dibagi dua, yakni matching grant dan non- matching grants. Kedua grants tersebut digunakan oleh Pemda untuk memenuhi belanja rutin dan belanja pembangunan. Belanja rutin adalah belanja yang sifatnya terjadi terus menerus berulang untuk setiap tahun fiskal dan umumnya tidak menghasilkan wujud fisik contoh: belanja gaji dan honorarium pegawai, sementara belanja pembangunan umumnya menghasilkan wujud fisik, seperti jalan, jalan bebas hambatan highway, jembatan, gedung, pengadaan jaringan listrik dan air minum, dan sebagainya. Belanja pembangunan non fisik diantaranya mencakup pendidikan, pelayanan kesehatan, dan pemeliharaan keamanan masyarakat. Perimbangan keuangan antara pemerintah pusat dan daerah merupakan konsekuensi adanya penyerahan kewenangan pemerintah pusat kepada pemerintah daerah. Terjadinya transfer dana dari pemerintah pusat ke pemerintah daerah, maka pemerintah daerah secara leluasa dapat menggunakan dana untuk memberi pelayanan yang lebih baik kepada masyarakat. DAU merupakan salah satu alat bagi pemerintah pusat sebagai alat pemerataan pembangunan di Indonesia yang bertujuan untuk mengurangi ketimpangan dalam kebutuhan pembiayaan dan penguasaan pajak antara Pusat dan Daerah. Dengan perimbangan tersebut, khususnya dari DAU akan memberikan kepastian bagi Daerah dalam memperoleh sumber-sumber pembiayaan untuk membiayai kebutuhan pembangunan. Untuk memberikan dukungan terhadap pelaksanaan otonomi daerah telah diterbitkan UU 332004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerinath Pusat dan Daerah. Dana Alokasi Umum DAU merupakan sumber pendapatan penting commit to user 57 bagi sebuah daerah dalam memenuhi belanjanya. Dan Dana Alokasi Umum ini sekaligus dapat menunjukkan tingkat kemandirian suatu daerah. Semakin banyak Dana Alokasi Umum yang diterima maka berarti daerah tersebut masih sangat tergantung terhadap Pemerintah Pusat dalam memenuhi belanjanya, ini menandakan bahwa daerah tersebut belumlah mandiri, dan begitu juga sebaliknya Pambudi, 2007. Dana Alokasi Umum berpengaruh positif terhadap alokasi belanja daerah. Belanja daerah adalah semua pengeluaran Pemerintah Daerah pada suatu periode anggaran. Alokasi belanja daerah terdiri dari belanja tidak langsung dan belanja langsung. Belanja tidak langsung merupakan belanja yang tidak memiliki keterkaitan secara langsung dengan pelaksanaan program dan kegiatan, terdiri dari belanja pegawai, belanja bunga, subsidi, hibah, bantuan sosial, belanja bagi hasil, bantuan keuangan dan belanja tidak terduga. Sedangkan belanja langsung merupakan belanja yang memiliki keterkaitan secara langsung dengan program dan kegiatan yang meliputi belanja pegawai, belanja barang dan jasa serta belanja modal Puspita Sari, 2009. Tujuan dari pemberian Dana Alokasi Umum ini adalah pemerataan dengan memperhatikan potensi daerah, luas daerah, keadaan geografi, jumlah penduduk, dan tingkat pendapatan. Jaminan keseimbangan penyelenggaraan Pemerintah Daerah dalam rangka penyediaan pelayanan dasar kepada masyarakat. Oleh karena itu DAU merupakan sumber dana yang dominan dan dapat meningkatkan pelayanan pada masyarakat. Sebagai tujuan dari desentralisasi yaitu untuk mempercepat pembangunan disamping itu tetap memaksimalkan potensi daerah commit to user 58 untuk membiayai kebutuhan daerah. Jadi, DAU memiliki pengaruh terhadap belanja langsung daerah Puspita Sari, 2009. Dana Alokasi Khusus berpengaruh positif dan signifikan terhadap alokasi belanja modal daerah. Konsisten dengan hasil penelitian sebelumnya oleh Abdullah dan Halim 2004 yang membuktikan bahwa transer dari pemerintah pusat berpengaruh terhadap belanja pemerintah daerah. Artinya, stimulus terhadap pengeluaran daerah yang ditimbulkan oleh transfer yang diberikan kepada tiap daerah. Sesuai dengan UU No.332004 pemanfaatan DAK harus mengikuti rambu- rambu yang telah ditetapkan oleh pemerintah pusat. DAK dialokasikan dalam APBN untuk daerah – daerah tertentu dalam rangka mendanai kegiatan khusus yang merupakan urusan daerah dan termasuk dalam program prioritas nasional. daerah dapat menerima DAK apabila memenuhi tiga kriteria yaitu, kriteria umum berdasarkan indeks fiskal netto, kriteria khusus berdasarkan peraturan perundangan dan karakteristik daerah, kriteria teknis berdasarkan indeks teknis bidang terkait. DAK digunakan untuk membangun sarana dan prasarana fisik. DAK yang khusus digunakan untuk pembangunan dan rehabilitasi sarana dan prasrana fisik ini apabila dikelola dengan baik, dapat memperbaiki mutu pendidikan, meningkatkan pelayanan kesehatan dan paling tidak mengurangi kerusakan infrastruktur. Hal ini sangat penting untuk menanggulangi kemiskinan dan membangun perekonomian nasional yang lebih berdaya saing. Artinya DAK memiliki kaitan erat dengan belanja pembangunan daerah. DAK dipakai untuk menutup kesenjangan pelayanan publik antardaerah dengan prioritas pada bidang commit to user 59 kegiatan pendidikan, kesehatan, infrastruktur, kelautan dan perikanan, pertanian, prasarana pemerintahan daerah, dan lingkungan hidup. Dana Alokasi Khusus adalah dana yang bersumber dari pendapatan APBN yang dialokasikan kepada daerah tertentu dengan tujuan untuk membantu mendanai kegiatan khusus yang merupakan urusan daerah dan sesuai dengan prioritas nasional. Diprioritaskan untuk membantu daerah-daerah dengan kemampuan keuangan di bawah rata-rata nasional, dalam rangka mendanai kegiatan penyediaan sarana dan prasarana fisik pelayanan dasar masyarakat yang telah merupakan urusan daerah. DAK merupakan dana yang berasal dari APBN dan dialokasikan ke daerah kabupatenkota untuk membiayai kebutuhan tertentu yang sifatnya khusus, tergantung tersedianya dana dalam APBN Suparmoko, 2002. Kebutuhan khusus adalah kebutuhan yang sulit diperkirakan dengan rumus alokasi umum, dan atau kebutuhan yang merupakan komitmen atau prioritas nasional. Kebijakan DAK secara spesifik www.depkeu.djpk.go.id, 2010: a. Diprioritaskan untuk membantu daerah-daerah dengan kemampuan keuangan di bawah rata-rata nasional, dalam rangka mendanai kegiatan penyediaan sarana dan prasarana fisik pelayanan dasar masyarakat yang telah merupakan urusan daerah; b. Menunjang percepatan pembangunan sarana dan prasarana di daerah pesisir dan pulau-pulau kecil, daerah perbatasan dengan negara lain, daerah tertinggalterpencil, daerah rawan banjirlongsor, serta termasuk kategori daerah ketahanan pangan dan daerah pariwisata; commit to user 60 c. Mendorong peningkatan produktivitas perluasan kesempatan kerja dan diversifikasi ekonomi terutama di pedesaan, melalui kegiatan khusus di bidang pertanian, kelautan dan perikanan, serta infrastruktur; d. Meningkatkan akses penduduk miskin terhadap pelayanan dasar dan prasarana dasar melalui kegiatan khusus di bidang pendidikan, kesehatan, dan infrastruktur; e. Menjaga dan meningkatkan kualitas hidup, serta mencegah kerusakan lingkungan hidup, dan mengurangi risiko bencana melalui kegiatan khusus di bidang lingkungan hidup, mempercepat penyediaan serta meningkatkan cakupan dan kehandalan pelayanan prasarana dan sarana dasar dalam satu kesatuan sistem yang terpadu melalui kegiatan khusus di bidang infrastruktur; f. Mendukung penyediaan prasarana di daerah yang terkena dampak pemekaran pemerintah kabupaten, kota, dan provinsi melalui kegiatan khusus di bidang prasarana pemerintahan; g. Meningkatkan keterpaduan dan sinkronisasi kegiatan yang didanai dari DAK dengan kegiatan yang didanai dari anggaran Kementerian Lembaga dan kegiatan yang didanai dari APBD; Rata-rata belanja modal untuk daerah jawa lebih besar yaitu 94.852,2656 juta rupiah di bandingkan dengan belanja modal untuk daerah di luar jawa dengan rata-rata 70.474,5898 juta rupiah. Hal ini menunjukkan bahwa pengeluaran untuk sarana prasarana dan infrastruktur di daerah jawa lebih lebih tinggi di bandingkan dengan daerah yang berada di luar pula jawa. Rata-rata PAD untuk daerah jawa sebesar 64.242,9300 juta rupiah lebih besar di bandingakan dengan PAD kabupatenkota di luar jawa sebesar commit to user 61 21.195,7935 juta rupiah. Ini dikarenakan oleh letak geografis, kepadatan penduduk dan kemampuan pemerintah daerah yang baik dalam mengelola PAD. Rata-rata DAU untuk daerah Jawa sebesar 359.294,1518 juta rupiah dan untuk daerah luar jawa sebesar 310.586,4693 juta rupiah. Dana Alokasi Umum merupakan dana yang bersifat umum untuk membiayai kebutuhan daerah. Rata-rata DAK untuk daerah kabupatenkota di jawa sebesar 33.815,0393 juta rupiah, ini lebih kecil di bandingkan rata-rata DAK untuk daerah kabupatenkota di luar jawa yaitu sebesar 69.336,5174 juta rupiah. Kebutuhan DAK yg lebih besar untuk daerah di luar pulau Jawa di gunakan untuk pembiayaan seperti dana reboisasi, dana untuk daerah-daerah tertinggal, dan daerah pesisir. Besarnya ketergantungan pemerintah daerah di luar pulau jawa terhadap dana perimbangan dari pemerintah pusat membutuhkan perhatian penting. Pemerintah pusat harus mampu mengelola komposisi dana perimbangan untuk masing-masing daerah yang berbeda karakter pemerintahannya. commit to user 62

BAB V P E N U T U P

A. Kesimpulan

Dari hasil analisis data dan pembahasan dapat diambil simpulan sebagai berikut: 1. Secara simultan PAD, DAU, DAK, Djw dan Dth berpengaruh terhadap Anggaran Belanja Modal dalam APBD pada Pemerintah Daerah KabupatenKota di Pulau Jawa, Bali dan Nusa Tenggara. 2. Secara parsial masing-masing variabel PAD, DAU, DAK, Djw dan Dth berpengaruh terhadap Anggaran Belanja Modal dalam APBD pada Pemerintah Daerah KabupatenKota di Pulau Jawa, Bali dan Nusa Tenggara. 3. Hasil uji beda Daerah jawa dan luar jawa membuktikan bahwa untuk Belanja Modal dan PAD di pulau Jawa lebih tinggi di bandingkan dengan daerah di luar pulau Jawa. Sedangkan untuk DAU dan DAK daerah di luar pulau Jawa lebih tinggi di bandingkan di daerah pulau Jawa.

B. Keterbatasan

Meskipun penelitian ini telah dirancang dan dilaksanakan sebaik-baiknya, namun masih terdapat beberapa keterbatasan, yaitu : 1. Keterbatasan dalam mengambil jumlah sampel penelitian, yaitu terbatas pada Kabupaten se-Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara, sedangkan di daerah di propinsi

Dokumen yang terkait

The influence of original local government revenues, general allocation funds and special allocation funds to local government expenditures

0 12 99

PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH, DANA ALOKASI UMUM DAN DANA ALOKASI KHUSUS TERHADAP PENGALOKASIAN ANGGARAN BELANJA MODAL

2 7 98

PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, PENDAPATAN ASLI DAERAH, DANA ALOKASI UMUM, DAN DANA ALOKASI Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum, Dan Dana Alokasi Khusus Terhadap Pengalokasian Anggaran Belanja Modal (Studi Pada Pemerinta

0 3 14

PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH, DANA ALOKASI UMUM DAN DANA ALOKASI KHUSUS TERHADAP ANGGARAN BELANJA Pengaruh Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum Dan Dana Alokasi Khusus Terhadap Anggaran Belanja Modal Kabupaten Dan Kota Di Jawa Tengah (Tahun 2012)

0 3 12

PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH, DANA ALOKASI UMUM DAN DANA ALOKASI KHUSUS TERHADAP ANGGARAN BELANJA Pengaruh Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum Dan Dana Alokasi Khusus Terhadap Anggaran Belanja Modal Kabupaten Dan Kota Di Jawa Tengah (Tahun 2012)

0 2 14

PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH DAN DANA ALOKASI UMUM TERHADAP PENGALOKASIAN ANGGARAN BELANJA PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH DAN DANA ALOKASI UMUM TERHADAP PENGALOKASIAN ANGGARAN BELANJA MODAL (Studi Empiris Pada Kabupaten atau Kota di Sumatera).

0 0 15

PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH DAN DANA ALOKASI UMUM TERHADAP PENGALOKASIAN ANGGARAN BELANJA PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH DAN DANA ALOKASI UMUM TERHADAP PENGALOKASIAN ANGGARAN BELANJA MODAL (Studi Pada Pemerintah Kabupaten dan Kota se-Provinsi Jawa T

0 1 15

PENDAHULUAN Pengaruh Anggaran Pendapatan Asli Daerah Dan Dana Alokasi Umum Terhadap Pengalokasian Anggaran Belanja Modal.

0 1 11

PENGARUH ANGGARAN PENDAPATAN ASLI DAERAH DAN DANA ALOKASI UMUM TERHADAP PENGALOKASIAN ANGGARAN BELANJA Pengaruh Anggaran Pendapatan Asli Daerah Dan Dana Alokasi Umum Terhadap Pengalokasian Anggaran Belanja Modal.

0 1 15

PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH DAN DANA ALOKASI UMUM TERHADAP PENGALOKASIAN ANGGARAN BELANJA MODAL Pengaruh Pendapatan Asli Daerah Dan Dana Alokasi Umum Terhadap Pengalokasian Anggaran Belanja Modal (Studi Pada Pemerintah Kabupaten/Kota Se-Provinsi Jaw

0 0 14