commit to user 13
Tahap pelaporan dan evaluasi ini terkait dengan aspek akuntabilitas. Jika pada tahap ketiga dari tahapan proses penyusunan anggaran tercapi dengan baik.
3. Fungsi Anggaran Sebagai Alat Manajemen Sektor Publik
Anggaran berfungsi sebagai berikut: a. Anggaran merupakan hasil akhir proses penyusunan rencana kerja.
b. Anggaran merupakan cetak biru aktivitas yang akan dilaksanakan di masa mendatang.
c. Anggaran sebagai alat komunikasi intern yang menghubungkan berbagai unit kerja dan mekanisme kerja antar atasan dan bawahan.
d. Anggaran sebagai alat pengendali unit kerja. e. Anggaran sebagai alat motivasi dan persuasi tindakan efektif dan efisien
dalam pencapaian visi organisasi. f. Anggaran merupakan instrument politik.
g. Anggaran merupakan instrument kebijakan fiskal.
4. Hubungan Keagenan dalam Anggaran Sektor Publik
Teori yang menjelaskan hubungan principal dan agent ini salah satunya berakar pada teori ekonomi, teori keputusan, teori sosiologi dan teori organisasi.
Teori principal-agent menganalisis susunan kontraktual diantara dua atau lebih individu, kelompok, atau organisasi. Salah satu pihak principal membuat suatu
kontrak, baik secara implicit atau eksplisit, dengan pihak lain agent dengan harapan bahwa agen akan bertindak melakukan pekerjaan seperti yang diinginkan
commit to user 14
oleh principal dalam hal ini terjadi pendelegasian wewenang. Lupia dan McCubbins 2000 menyatakan pendelegasian terjadi ketika seorang atau
sekelompok orang principal memilih orang atau kelompok lain agent untuk bertindak sesuai dengan kepentingan principal.
Hubungan principal-agent terjadi apabila tindakan yang dilakukan seseorang memiliki dampak pada orang lain atau ketika seseorang sangat
tergantung pada tindakan orang lain Stiglitz,1987 dan Pratt Zeckhauser, 1985 dalam Gilardi,2001. Pengaruh atau ketergantungan ini diwujudkan dalam
kesepakatan-kesepakatan dalam struktur institusional pada berbagai tingkatan, seperti norma perilaku dan konsep kontrak.
Menurut Lane 2003a teori keagenan dapat diterapkan dalam organisasi publik. Ia menyatakan bahwa Negara demokrasi modern didasarkan pada
serangkaian hubungan principal-agent Lane, 2000: 12-13. Hal senada dikemukakan oleh Moe 1984 yang menjelaskan konsep ekonomika organisasi
sektor publik dengan menggunakan teori keagenan. Bergman dan Lane 1990 menyatakan bahwa kerangka hubungan principal-agent merupakan suatu
pendekatan yang sangat penting untuk menganalisis komitment-komitment kebijakan publik. Pembuatan dan penerapan kebijakan publik berkaitan dengan
masalah-masalah kontraktual, yakni informasi yang tidak simetris asimetric information, moral hazard, dan adverse selection.
Moe 1984 di pemerintah terdapat suatu keterkaitan dalam kesepakatan- kesepakatan principal-agent yang dapat ditelusuri melalui proses anggaran:
pemilih-legislatur, legislatur-pemerintah, menteri keuangan-pengguna anggaran,
commit to user 15
perdana menteri-birokrat, dan pejabat-pemberi layanan. Hal yang sama juga dikemukakan oleh gilardi 2001 dan Storm 2000 yang melihat hubungan
keagenan sebagai hubungan pendelegasian chains of delegation yakni pendelegasian dari masyarakat kepada wakilnya di parlement, dari parlement
kepada pemerintah, dari pemerintah sebagai suatu kesatuan kepada seorang menteri, dan dari pemerintah kepada birokrasi.
Masalah keagenan ini tejadi pada semua organisasi baik organisasi privat maupun organisasi publik. Jadi teori keagenan berfokus pada persoalan asimetri
informasi, agent mempunyai informasi lebih banyak tentang kinerja aktual, motivasi, dan tujuannya yagn sesungguhnya, yang berpotensi menciptakan moral
hazard dan adverse selection. Sedangkan principal sendiri harus mengeluarkan biaya untuk memonitor kinerja agent dan menentukan struktur insentif dan
monitoring yang efisien.
5. Pendapatan Asli Daerah