Standarisasi Perkumpulan Renang Memiliki tempat latihan beban atau fisik. Tahap latihan pernantapan dengan modal puncak prestasi

commit to user 14 3 Tujuan bersama yang telah ditetapkan sebelumnya. 4 Pencapaian tujuan secara efektif dan efisien. 5 Pendayagunaan sumber personil dan material. Unsur-unsur diatas dapat dirangkum dalam satu definisi administrasi yaitu rangkaian kegiatan dalam sumber personil dan material untuk mencapai tujuan bersama secara efektif dan efisien.

g. Standarisasi Perkumpulan Renang

Standarisasi suatu Perkumpulan Renang hingga saat ini tidak di bukukan, untuk mendapatkan standarisasi suatu Perkumpulan Rcnang ini pcnulis melakukan wawancara dengan Bapak Jhony Tanasa sebagai pelatih PR Tirta Dharma. Menurut Bapak Jhony Tanasa standarisasi suatu perkumpulan Renang di Eks Surakarta adalah sebagai berikut: 1 Dalam suatu perkumpulan renang jumlah pemang minimal 30 orang, 2 Perkumpulan renang harus memiliki ADART. 3 Suatu perkumpulan harus punya jadwal latihan yang tetap agar tujuan tercapai. 4 Harus didaftarkan ke PRSI. 5 Memiliki Prasarana dan Sarana yang memadai seperti : a. Kolam Renang yang memadai sepanjang 50 meter.

b. Memiliki tempat latihan beban atau fisik.

c. Memiliki Pace clock, stop watch untuk perlengkapan yang lain atlet memiliki atlet sendiri. 6 Pelatih harus sudah bersertifikat minimal mempunyai lisensi D yaitu tingkat Kabupaten. Adapun urutan penataran kepelatihan renang adalah sebagai berikut : a. Penataran D tingkat Kabupaten.

b. Penataran C tingkat Propinsi. c. Penaiaran B tingkat Nasional.

d. Penataran A tingkal Nasional bisa menjadi pelatih Nasional. commit to user 15 7 Mengikuti perkembangan gaya-gaya renang dan peraturan yang sedang berlaku. 8 Organisasi. Struktur organisasi sebaiknya terdiri dari : 1. Ketua Umum

2. Ketua 1 Bidang Umum : Seksi Kesehalan

Seksi Dana Seksi Dokumentasi Seksi Publikasi Seksi Humas 3. Ketua 2 Bidang Pembinaan dan Prestasi : Seksi Kepelatihan Seksi Pembinaan 4. Ketua 3 Bidang Prasarana dan Sarana : Seksi Sarana

5. Sekretaris 6. Bendahara

2. Pelatih

Pelatih yang berkualitas adalah seorang pelatih yang disamping memberikan latihan-latihan fisik dan teknik juga mampu memberikan jalan keluar dari setiap masalah yang ada pada atlet baik jasmani, mental, emosional maupun sosial. Seorang pelatih perlu membekali diri dengan hal-hal yang berhubungan dengan tugasnya, sehingga didalam melatih tidak akan mengalami kesulitan yang mengakibatkan gagalnya dalam mencapai tujuan. Seorang pelatih yang berkualitas harus sadar akan kenyataan bahwa ia dapat benar-benarr mempengaruhi dan membentuk watak karakter dan kepribadian atlet dalam hal tertentu. Pengaruh-pengaruh ini dapat berakibat positif maupun negatif, bermanfaat, dan dapat merusak atau mengganggu, dan yang jelas dapat berpengaruh relatif tahan lama atau permanen pada seluruh kehidupan atlet asuhannya. Menurut Harsono yang dikutip A. Hamidsyah Noer 1990 4 -5 mengemukakan bahwa, Seorang pelatih harus dapat bertindak pula sebagai commit to user 16 pendidik, guru atau bertindak sebagai ahli jiwa bahkan dapat menjadi tokoh-tokoh lainnya misalnya : 1 Sebagai bapak atau teman akrab guna mencurahkan isi hati atau pelindung. 2 Sebagai polisi atau hakim yang selalu mengawasi atau menghukum apabila terjadi pelanggaran atau keteledoran. 3 Sebagai pemimpin, tetapi juga dapat bertindak sebagai pelayan. 4 Disamping tugas-tugas yang diperankan itu, seorang pelalih masih dituntut dengan tugas-tugas lain : a Mengadakan pemanduan b Menyusun program latihan c Menyusun strategi, menentukan taktik, serta sistem pertandingan d Evaluasi hasi pertandingan e Mengadakan penyelidikan serta menambah dan mengembangkan pengetahuan sesuai dengan cabang olahraga yang diasuhnya. Menurut tugas diatas jadi sangatlah jelas bahwa tugas seorang pelatih cukup berat dan kompleks. Menurut Mackinney bagaimana dikutip Yusuf Hadisasmila dan Aip Syarifuddin 1996 :27 - 28 berpendapat bahwa pelatih yang baik mempunyai kemampuan sebagai berikut : 1 Mempunyai kemampuan untuk membantu atlet dalam mengaktualisasikan potensinya. 2 Bila membentuk tim, didasarkan pada ketrampilan individu yang telah diajarkannya. 3 Mempunyai ketrampilan dan teknis yang seimbang. 4 Mempunyai kemampuan untuk menyesuaikan tingkat intelektual dengan kemampuan atletnya. 5 Mampu menerapkan prinsip-prinsip ilmiah dalam membentuk kondisi atlet. 6 Lebih mementingkan pada unsur pendidikan secara utuh, baru kemudian pada unsur pelatihan. commit to user 17 7 Membenci kekalahan, tetapi tidak mencari kemenangan dengan berbagai cara atau yang tidak etis. 8 Mempunyai kemampuan untuk mengendalikan dirinya kearah penyimpangan profesinya. 9 Mempunyai kemampuan untuk selalu dihormati oleh allet dan teman- temannya. 10 Mempunyai dedikasi yang tinggi terhadap profesinya. Berdasarkan pendapat diatas, maka seorang pelatih yang berkualitas harus dibekali dengan beberapa syarat, dimana dengan bekal tersebut pelatih mampu menjalankan tugasnya dengan baik serta mampu menciptakan atlet-atlet yang profesional. Tanpa memiliki persyaratan-persyaratan tersebut diatas, maka hasil pembinan yang dilakukan menjadi kurang baik. Menurut Sudjarwo 1993 : 3 tugas-tugas pokok yang harus dilakukan seorang pelatih, antara lain : 1 Mengadakan pemanduan untuk memilih bibit unggul atlet. 2 Menyusun program latihan untuk jangka pendek maupun latihan jangka panjang. 3 Menyusun strategi dan menentukan taktik dalam menghadapi pertandingan. 4 Mengadakan evaluasi setelah selesai melakukan latihan atau setelah pertandingan. 5 Selalu berusaha meningkatkan pengetahuan, baik secara teori maupun praktek dalam cabang olahraga yang dibinanya. Pelatih mempunyai peranan yang menentukan dalam usaha mencapai tujuan latihan. Prestasi yang maksimal merupakan tujuan dari setiap latihan olahraga disamping mempertahankan kesegaran jasmani. Hal ini sesuai dengan pendapat Sudjarwo 1993 : 23 mengemukakan bahwa, ”ujuan pokok latihan ialah prestasi maksimal, disamping kesehatan dan kesegaran jasmani. Pelatih memegang peranan penting bagi setiap pencapaian prestasi, jadi kualitas pelatih yang profesional harus mampu mengarabkan anak buahnya dalam commit to user 18 membina dan harus mampu mengontrol, mengevaluasi setiap latihan. Menurut Sudjarwo 1993 : 7 syarat-syarat seorang pelatih meliputi : 1 Harus mempunyai latar belakang pendidikan yang sesuai dengan tugasnya sebagai seorang pelatih olahraga 2 Menguasai ketrampilan cabang olahraga yang diminati, baik secara teori maupun prektek 3 Memiliki kondisi fisik yang baik, seperti kesegaran jasmani, kemampuan gerak, dan proporsi tubuh yang sesuai dengan cabang olahraga yang dibinanya. 4 Mempunyai pengalaman yang cukup dan selalu berusaha meningkatkan ilmunya, terutama dalam cabang olahraga yang diminatinya. 5 Dapat bekerjasama dengan atlet, pembantu-pembantunya, dan para ahli dibidang lain yang mcnunjang peningkatan prestasi. 6 Mempunyai sikap pemimpin yang berwatak dan berkepribadian. Pelatih memegang peranan penting dalam usaha mencapai prestasi maksimal, disamping faktor lainnya. Berhasil dan tidaknya tujuan dari latihan tergantung dari pelatih dan atlet atau pemainnya. Jadi antara pelatih dan atletnya harus saling bekerjasama secara harmonis untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

3. Pembinaan

Dalam kamus buku besar pengertian pembinaan adalah upaya yang dilakukan agar sedikit lebih maju atau sempuma, Sedangkan pengertian dari pembinaan prestasi adalah upaya yang dilakukan untuk memajukan atau menyempumakan siswa atlet agar dapat berprestasi lebih baik. Karakteristik utama dari pembinaan olahraga prestasi, selalu berorientasi jauh kedepan untuk mencapai pestasi tinggi menuju ke taraf internasional. Perencanaan tersebut dapat dikembangkan dengan baik apabila ditunjang dan ditumbuhkan dengan suatu sistem pembinaan yang mantap, yang diorganisasikan untuk pcmbinaan olahraga commit to user 19 secara terpadu dan berkesinambungan Yusuf Hadisasmita dan Aip Syarifudin, 1996:11. Dalam pembinaan harus menempuh pola yang tepat dan dilakukan dengan tahap-tahap tertentu.,sehingga potensi yang dimiliki atlet dapat berkembang secara maksimal. Untuk mencapai prestasi yang maksimal bukan kegiatan mudah. Karena semua itu dipengaruhi oleh banyak faktor, memerlukan proses dan waktu yang cukup lama, sumber dana atau biaya yang cukup, sarana dan prasarana yang memadai, dan juga dukungan dari masyarakat maupun pemerintah. Dalam melakukan pembinaan harus dilakukan melalui tahap-tahap tertentu, dimana tahapan tersebut merupakan salah salu proses untuk mengembangkan dan meningkatkan kualitas dan kemampuan pemain pada periode tertentu. Menurut Soegiyono 1994 : 6 mengemukakan bahwa tahap pembinaan prcstasi yaitu : a. Tahap latihan persiapan dcngan pcmassalan, pembibitan dan pemanduan bakat. b. Tahap latihan pembentukan dengan modal pembinaan prestasi.

c. Tahap latihan pernantapan dengan modal puncak prestasi

Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa proses pembinaan olahraga prestasi dibutuhkan tahap persiapan meliputi pemassalan, pembibitan, dan pemanduan bakat agar dihasilkan bibit-bibit atlet yang berkualitas sehingga mampu menciptakan prestasi maksimal. a. Pemassalan olahraga Pemassalan merupakan suatu upaya untuk mengikutsertakan seluruh lapisan masyarakat dengan sasaran melibatkan semua kelompok umur. Pelaksanaan kegiatan pemassalan harus dilakukan secara terus menerus, sehingga nantinya mampu menciptakan bibit-bibit atlet yang baik. Hal ini seperti dikemukakan Yusuf Hadisasmita dan Aip Syarifudin 1996 : 36 bahwa Pemassalan olahraga ialah suatu proses dalam upaya mengikutsertakan peserta sebanyak mungkin supaya mau terlibat dalam kegiatan olahraga dalam rangka pencarian bibit-bibit atlet yang berbakat yang dilakukan dengan cara teratur dan terus-menerus. commit to user 20 Tujuan pemassalan olahraga yang dilaksanakan antara lain agar masyarakat menyadari pentingnya olahraga prestasi, sehingga akan memunculkan bibit-bibit atlet yang baik. Mcnurut Soegiyono 1994 : 12 mengemukakan bahwa : Tujuan pemassalan adalah melibatkan sebanyak-banyaknya atlet dalam olahraga prestasi sehingga timbul kesadaran masyarakat terhadap pentinganya olahraga prestasi sebagai bagian upaya peningkatan prestasi olahraga secara nasional. Berdasarkan pendapat tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa tujuan pemassalan olahraga disamping untuk mendapatkan bibit-bibit atlet yang baik, juga untuk menyadarkan masyarakat tentang arti pcntingnya olahraga tcrhadap peningkatan prestasi olahraga. Agar masyarakat dapat terlibat sccara aktif dalam pcmassalan olahraga prestasi, maka perlu ditempuh langkah-Iangkah yang baik dan tepat. Langkah- langkah yang ditempuh tersebut diharapkan mampu mcwujudkan tujuan pemassalan olahraga yang telah dilaksanakan. Menurut Yusuf Hadisasmita dan Aip Syarifudin 1996 : 37 strategi pemassalan olahraga antara lain : 1. Menyediakan sarana dan prasarana olahraga yang memadai sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Apabila pemassalan olahraga ini akan diterapkan disekolah-sekolah, maka yang perlu disediakan sarana dan prasarana yang sesuai dengan kemampuan masing-masing tingkatannya. 2. Menyediakan penyiapan pengadaan tenaga pengajar atau pelatih olahraga yang benar-benar memiliki kemampuan untuk menggerakan olahraga pada anak-anak usia muda disekolah. 3. Mengadakan berbagai bentuk pertandingan cabang olahraga bagi anak- anak sekolah, baik pertandingan antar kelas, sekolah maupun antara perkumpulan. 4. Mengadakan demontrasi pertandingan antar atlet-atlet yang berprestasi. 5. Mengadakan kerjasama antara sekolah dengan orang tua siswa. 6. Memberikan motifasi kcpada para siswa untuk mau berolahraga. 7. Merangsang minat para sisvva dengan melalui media masa maupun elektronik. commit to user 21 Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa pemassalan olahraga dapat dilakukan disekolah-sekolah maupun diluar sekolah. Pemassalan dapat berjalan dengan baik, apabila didukung sarana dan prasarana yang memadai, tenaga pengajar atau pelatih, diadakan pertandingan olahraga, ditambahkan minat berolahraga pada siswa, serta adanya kerjasama dengan para orang tua siswa. Strategi diatas perlu diperhatikan agar tujuan dalam pemassalan olahraga dapat tercapai yaitu diperolehnya bibil-bibit atlet yang baik. Bibit-bibit atlet yang baik tersebut akan menopang dalam pembinaan olahraga selanjutnya, sehingga potensi yang ada pada dirinya dapat dikembangkan dan prestasi maksimal dapat diciptakan. b. Pembibitan pemain Prestasi maksimal bukan merupakan hal yang mudah dicapai. Prestasi maksimal dapat dihasilkan melalui proses yang panjang. Latihan sejak dini atau usia muda merupakan salah satu proses mencapai prestasi maksimal. Karena pada usia muda dimungkinkan dapat dilakukan pembinaan dalam rentang waktu yang relatif panjang. Disamping latihan sejak dini, bibit-bibit pemain yang baik mempunyai pengaruh terhadap pencapaian prestasi. Bibit pemain yang baik dan berbakat, maka akan lebih mudah untuk mengembangkan potensi yang dimiliki sampai pada batas kemampuan maksimal. Pengertian pcmbibitan menurut Soegiyono 1994 : 14 mcngcmukakan bahwa Pembibitan adalah upaya yang diterapkan untuk menjaring atlet berbakat dalam olahraga prestasi, yang diteliti secara terarah dan intensif melalui orang tua, guru dan pelatih pada suatu cabang olahraga. Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa pembibitan merupakan usaha untuk mendapatkan atlet yang baik dan berbakat. Dimana atlet yang berbakat tersebut dapat diketahui melalui penelitian secara intensif dan terarah dari orang tua, guru atau pelatih olahraga. Atlet yang berbakat adalah seseorang yang memiliki kemampuan yang menonjol baik intelegensi secara umum maupun khusus dan kemampuan gerak yang baik. commit to user 22

c. Pemanduan bakat