STUDI TENTANG PERKEMBANGAN PERKUMPULAN RENANG TIRTA DHARMA, PINGUIN, DAN MASKAREBET EKS KARISIDENAN SURAKARTA 2005 2010

(1)

commit to user

STUDI TENTANG PERKEMBANGAN PERKUMPULAN RENANG TIRTA DHARMA, PINGUIN, DAN MASKAREBET

EKS KARISIDENAN SURAKARTA 2005-2010

SKRIPSI

Oleh :

DWI SUSANTO N. F. K 5607034

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET


(2)

commit to user ii

STUDI TENTANG PERKEMBANGAN PERKUMPULAN RENANG TIRTA DHARMA, PINGUIN, DAN MASKAREBET

EKS KARISIDENAN SURAKARTA 2005-2010

Oleh :

DWI SUSANTO N. F. K 5607034

Skripsi

Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Program Pendidikan Kepelatihan Olahraga

Pendidikan Olahraga dan Kesehatan

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA 2011


(3)

commit to user iii

PERSETUJUAN

Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Persetujuan Pembimbing

Pembimbing I Pembimbing II

Prof. Em. Drs Mulyono B Drs. Agustiyanto,M.Pd


(4)

commit to user iv

PENGESAHAN

Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar sarjana pendidikan.

Pada hari : Selasa

Tanggal : 12 Juli 2011

Tim Penguji Skripsi :

(Nama Terang) (Tanda Tangan)

Ketua : Drs. Mulyono, M. M __________

Sekretaris : Drs. Sarjoko Lelono, M. Kes ___________

Anggota I : Prof. Em. Drs Mulyono B __________

Anggota II : Drs. Agustiyanto, M. Pd ___________

Disahkan Oleh :

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta

Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd. NIP. 19600727 198702 1 001


(5)

commit to user v

ABSTRAK

Dwi Susanto Nur Fitriyadi. STUDI TENTANG PERKEMBANGAN

PERKUMPULAN RENANG TIRTA DHARMA, PINGUIN DAN

MASKAREBET EKS KARISIDENAN SURAKARTA TAHUN 2005-2010. Skripsi, Surakarta : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret Surakarta

Tujuan penelitian ini adalah untuk (1) mengetahui organisasi Perkumpulan Renang Tirta Dharma, Pinguin, dan Maskarebet 2005-2010. (2) mengetahui kinerja pelatih Perkumpulan Renang Tirta Dharma, Pinguin, dan Maskarebet 2005-2010. (3) mengetahui pembinaan pada Perkumpulan Renang Tirta Dharma, Pinguin, dan Maskarebet 2005-2010. (4) mengetahui prasarana dan sarana Perkumpulan Renang Tirta Dharma, Pinguin, dan Maskarebet 2005-2010. (5) mengetahui program latihan Perkumpulan Renang Tirta Dharma, Pinguin, dan Maskarebet 2005-2010. (6) mengetahui prestasi yang diraih Perkumpulan Renang Tirta Dharma, Pinguin, dan Maskarebet 2005-2010.

Sesuai dengan tujuan penelitian tersebut, maka penelitian ini merupakan penelitian Deskriptif dengan menggunakan metode survey. Sumber data dalam penelitian ini adalah Perkumpulan Renang Tirta Dharma, Pinguin dan Maskarebet. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah dokumentasi, wawancara, dan observasi. Data yang terkumpul akan dianalisia secara deskriptif kualitatif.

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa (1) Organisasi di Perkumpulan Renang Tirta Dharma, Pinguin dan Maskarebet adalah kurang. (2) Pelatih di Perkumpulan Renang Tirta Dharma adalah sedang, Pinguin dan Maskarebet adalah kurang (3) Metode pembinaan yang dilakukan oleh Perkumpulan Renang Tirta Dharma, Pinguin dan Maskarebet adalah baik (4) Prasarana dan sarana yang dimiliki oleh Perkumpulan Renang Tirta Dharma adalah baik dan Pinguin dan Maskarebet adalah kurang (5) Program latihan yang dilakukan Perkumpulan Renang Tirta Dharma, Pinguin dan Maskarebet adalah baik (6) Prestasi yang di raih Perkumpulan Renang Tirta Dharma adalah baik, Pinguin dan Maskarebet adalah kurang. Untuk Perkumpulan renang Tirta Dharma ditingkat eks Karisidenan Surakarta adalah baik, Perkumpulan Renang Pinguin adalah sedang dan Maskarebet adalah kurang. Perkumpulan Renang Tirta dharma, Pinguin dan Maskarebet adalah baik di tingkat daerah


(6)

commit to user vi Abstract

Dwi Susanto Nur Fitriyadi. A STUDY ON THE DEVELOPMENT OF TIRTA DHARMA, PINGUIN AND MASKAREBET SWIMMING ASSOCIATIONS IN SURAKARTA EX-RESIDENCY IN 2005-2010. Thesis, Surakarta: Teacher Training and Education Faculty, Surakarta Sebelas Maret University.

The objectives of research are (1) to find out the organization of Tirta Dharma, Pinguin and Maskarebet Swimming Associations of 2005-2010, (2) to find out the trainer performance of Tirta Dharma, Pinguin and Maskarebet Swimming Associations of 2005-2010, (3) to find out the establishment of Tirta Dharma, Pinguin and Maskarebet Swimming Associations of 2005-2010, (4) to find out the infrastructure of Tirta Dharma, Pinguin and Maskarebet Swimming Associations of 2005-2010, (5) to find out the training program of Tirta Dharma, Pinguin and Maskarebet Swimming Associations of 2005-2010, and (6) to find out the achievement gained by the Tirta Dharma, Pinguin and Maskarebet Swimming Associations of 2005-2010.

In line with those objectives, this study is a descriptive research using survey method. The data source of research was the Tirta Dharma, Pinguin and Maskarebet Swimming Associations. Techniques of collecting data used were documentation, interview, and observation. The data obtained was then analyzed descriptively qualitatively.

Based on the result of research, it can be concluded that (1) the organization of Tirta Dharma, Pinguin and Maskarebet Swimming Associations is still poor. (2) The trainer of Tirta Dharma Swimming Association is sufficient, of Pinguin and Maskarebet Swimming Associations is still poor, (3) the establishment method conducted by the Tirta Dharma, Pinguin and Maskarebet Swimming Associations is good, (4) the infrastructure the Tirta Dharma has is good, but it is poor in Pinguin and Maskarebet Swimming Associations, (5) the Training program conducted by Tirta Dharma, Pinguin and Maskarebet Swimming Associations is good, and (6) the achievement gained by the Tirta Dharma is good, but it is poor in Pinguin and Maskarebet Swimming Associations. In Surakarta Ex-residency level, Tirta Dharma swimming association is good, Pinguin is sufficient and Maskarebet is poor. The Tirta Dharma, Pinguin and Maskarebet Swimming Associations are good in regional (province) level.


(7)

commit to user vii MOTTO

v Sesungguhnya bersama kesulitan pasti ada kemudahan

( Surat Asy-syarh, 94 : 6) v Kamu tidak akan bisa kalau kamu belum mencoba

( Penulis) v Berusahalah dengan sungguh-sungguh dan berdoalah, karena itu

merupakan kunci keberhasilan dalam mencapai keinginan yang abadi (Ust. Marjan Qona’ah N)


(8)

commit to user viii

PERSEMBAHAN

Kucurahkan segala pikiran dan doaku untuk membuat hasil karya skripsi ku ini, dan kupersembahkan sebagai bukti cintaku kepada :

Allah SWT my First and only Ayah dan ibuku tercinta

Dengan kasih saying, doa, dukungan dan pengorbanannya berusaha memberikan yang terbaik untuk puteranya

Kakak ku tersayang (Eko Haryanto)

Kamu yang selalu aku cari saat senang dan sedih sehingga mengerti makna saudara Pembimbingku

Terima kasih atas waktu, bantuan ide, motivasi, nasehat dan Do’anya PR Tirta Dharma, Pinguin, dan Maskarebet

Saya mengucapkan banyak terima kasih atas bantuan dan partisipasi untuk penelitian ini Pendamping hidupku kelak

If it is love true….it is so easy… semoga engkau dapat menjadi pendamping hidupku selamanya di dunia dan di akherat. Amien (Ummy)

Sahabat-sahabatku

Santri masjid, team futsal Tukenby dan khusus buat kost cowboy, terima kasih untuk nasehat, kritik, saran, semangat serta kenangan manis dan pahit kita

“All my best friends’ POK Jaya

Teman-teman FKIP UNS POK khususnya Penkepor 07 Terima kasih untuk kebersamaannya selama menempuh kuliah di UNS

Almamaterku

Tempat dimana mengajariku belajar, berkenalan, dengan teman-teman berjuang bersama-sama mencari ilmu untuk bekal dimasa depan.


(9)

commit to user ix

KATA PENGANTAR

Dengan diucapkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga dapat diselesaikan penulisan skripsi ini. Disadari bahwa penulisan skripsi ini banyak mengalami hambatan, akan tetapi berkat bantuan dari beberapa pihak maka hambatan tersebut dapat diatasi. Oleh karena itu penulis ucapan terima kasih kepada yang terhormat :

1. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Ketua Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

3. Ketua Program Pendidikan Kepelatihan Olahraga Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

4. Prof. Em. Drs Mulyono B sebagai pembimbing I yang dengan sabar memberikan petunjuk, membimbing, mengarahkan, menuntun, serta menyarankan penulis sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

5. Drs. Agustiyanto, M. Pd sebagai pembimbing II yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan dalam penyusunan skripsi.

6. Pengurus klub renang Tirta Dharma, Pinguin, Maskarebet yang telah memberikan ijin dan membantu penelitian.

7. Bapak, ibu, kakak serat segenap keluarga yang senantiasa memberikan dorongan, motivasi dan semangat sehingga skripsi ini dapat terwujud.

8. Semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan skripsi ini.

Akhirnya hanya ungkapan terima kasih yang begitu besar dan berharap semoga hasil peneliti yang sederhana ini dapat bermanfaat. Semoga segala amal baik tersebut mendapatkan imbalan dari Allah SWT.


(10)

commit to user x

DAFTAR ISI

halaman

JUDUL ... i

PENGAJUAN... ii

PERSETUJUAN ... iii

PENGESAHAN... iv

ABSTRAK ... v

MOTTO ... vi

PERSEMBAHAN ... vii

KATA PENGANTAR ... viii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 3

C. Pembatasan Masalah ... 4

D. Perumusan Masalah ... 4

E. Tujuan Penelitian ... 5

F. Manfaat Penelitian ... 5

BAB II LANDASAN TEORI ... 6

A. Tinjauan Pustaka ... 6

1. Organisasi ... 6

a. Pengertian Organisasi ... 6

b. Jenis Organisasi ... 8


(11)

commit to user xi

d. Unsur-unsur dalam Organisasi ... 11

e. Manajemen ... 12

f. Administrasi ... 13

g. Standarisasi Perkumpulan Renang ... 14

2. Pelatih ... 15

3. Pembinaan ... 18

a. Pemassalan Olahraga ... 19

b. Pembibitan Pemain ... 20

c. Pemanduan Bakat ... 21

4. Prasarana dan Sarana Renang ... 23

5. Program Latihan ... 24

a. Pengertian Latihan ... 24

b. Pengertian Program Latihan ... 26

c. Periodesasi Latihan ... 27

d. Prinsip Latihan ... 28

6. Prestasi ... 31

B. Studi Penelitian yang Sehubungan ... 32

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 33

A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 33

1. Tempat Penelitian ... 33

2. Waktu Penelitian ... 33

B. Metode Penelitian ... 33

C. Sumber Data ... 34

D. Teknik Pengumpulan Data ... 34

E. Teknik Analisis Data ... 35

BAB IV HASIL PENELITIAN ... 36

A. Deskripsi Data ... 36

1. Perkumpulan Renang (PR) Tirta Dharma ... 36


(12)

commit to user xii

b. Pelatih ... 38

c. Pembinaan ... 49

d. Prasarana dan sarana ... 40

e. Program Latihan ... 42

f. Prestasi ... 46

2. Perkumpulan Renang (PR) Pinguin ... 46

a. Organisasi Perkumpulan Renang (PR) Pinguin ... 46

b. Pelatih ... 48

c. Pembinaan ... 49

d. Prasarana dan sarana ... 49

e. Program Latihan ... 51

f. Prestasi ... 55

3. Perkumpulan Renang (PR) Maskarebet ... 55

a. Organisasi Perkumpulan Renang (PR) Maskarebet ... 55

b. Pelatih ... 57

c. Pembinaan ... 58

d. Prasarana dan sarana ... 59

e. Program Latihan ... 60

f. Prestasi ... 63

B. Kriteria Penelitian ... 64

C. Analisis Data ... 64

1. Perkumpulan Renang (PR) Tirta Dharma ... 64

a. Organisasi ... 64

b. Pelatih ... 65

c. Pembinaan ... 65

d. Prasarana dan sarana ... 65

e. Program Latihan ... 66

f. Prestasi ... 66


(13)

commit to user xiii

a. Organisasi ... 66

b. Pelatih ... 67

c. Pembinaan ... 67

d. Prasarana dan sarana ... 67

e. Program Latihan ... 67

f. Prestasi... 68

3. Perkumpulan Renang (PR) Maskarebet ... 68

a. Organisasi ... 68

b. Pelatih ... 68

c. Pembinaan ... 69

d. Prasarana dan sarana ... 68

e. Program Latihan ... 69

f. Prestasi ... 69

C. Simpulan Sementara ... 70

BAB V. SIMPULAN, IMPLIKASI SARAN ... 73

A. Simpulan ... 73

B. Implikasi ... 73

C. Saran ... 74

DAFTAR PUSTAKA ... 75


(14)

commit to user xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Nama-nama Pelatih di PR Tirta Dharma dan Lisensinya ……… 39

Tabel 2. Prasarana dan Sarana yang dimiliki PR Tirta Dharma ……… 40

Tabel 3. Jadwal Latihan PR Tirta Dharma ……… 45

Tabel 4. Prasarana dan Sarana yang dimiliki PR Pinguin ………. 50

Tabel 5. Jadwal Latihan PR Pinguin ………. 54

Tabel 6. Nama-nama Pelatih di PR Maskarebet dan lisensinya ………... 58

Tabel 7. Prasarana dan sarana yang dimiliki oleh PR Maskarebet ………... 59

Tabel 8. Jadwal Latihan PR Maskarebet ………... 63

Tabel 9. Kriteria Penelitian ……… 64


(15)

commit to user xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Daftar wawancara pada Perkumpulan Renang ……….. 76

Lampiran 2. Daftar Qoesioner ……… 78

Lampiran 3. Daftar Hasil Qoesioner ………... 79

Lampiran 4. Daftar Prestasi Renang Tirta Dharma…..………... 80

Lampiran 5. Data Perenang PR Tirta Dharma ………... 81

Lampiran 6. Data Perenang PR Pinguin ……… 83

Lampiran 7. Data Perenang PR Maskarebet ……….. 85

Lampiran 8. Dokumentasi ………. 86

Lampiran 9. Surat ijin penyusunan skripsi dan penelitian ……… 91


(16)

commit to user

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Salah satu olahraga yang digemari masyarakat Indonesia saat ini adalah olahraga renang. Renang merupakan olahraga yang baik bagi kesehatan tubuh, karena bila kita melakukan salah satu gaya dalam berenang, maka hampir seluruh otot tubuh bergerak, sehingga renang merupakan olahraga yang sangat bermanfaat bagi mereka yang mengutamakan kesegaran jasmani.

Renang masuk dalam induk organisasi PRSI (Persatuan Renang Seluruh Indonesia) dimana PRSI membawahi empat cabang olahraga air, antara lain loncat indah, polo air, renang indah dan renang. Akhir-akhir ini prestasi olahraga renang di Indonesia mengalami penurunan.

Untuk meningkatkan prestasi olahraga di Indonesia, khususnya cabang olahraga renang perlu didukung oleh pihak-pihak terkait bukan hanya pelatih dan atlet saja, tetapi berbagai pihak baik pemerintah, pengurus organisasi dan lembaga olahraga. Pembinaan yang terencana dan dilaksanakan terus menerus merupakan langkah yang harus ditempuh serta merupakan tanggung jawab dari semua pihak yang ikut berperan aktif dalam kegiatan olahraga renang tersebut.

Unsur-unsur yang penting serta mendukung dalam upaya meningkatkan prestasi renang antara lain pembinaan teknik, pembinaan fisik, dan pembinaan kematangan juara. Disamping itu masih banyak faktor eksternal yang dapat mempengaruhi peningkatan prestasi misalnya organisasi, pengurus, pelatih, atlet, orang tua atlet yang mendukung serta prasarana dan sarana.

Organisasi olahraga merupakan salah suatu wadah yang bergerak dalam olahraga yang bertujuan untuk mencapai prestasi maksimal dalam olahraga. Kerja sama antar orang-orang yang terlibat didalamnya harus terjalin dengan baik, rencana dan program kerja yang jelas. Melalui organisasi maka akan lebih jelas langkah-langkah yang harus ditempuh untuk mewujudkan tujuannya. Hubungan yang harmonis, kerjasama yang kompak, program kerja yang baik, sehingga organisasi dapat berjalan dengan lancar dan prestasi maksimal dapat tercapai.


(17)

commit to user

Kelangsungan dan kelancaran dari kegiatan organisasi tidak lepas dari pendanaan. Dengan adanya dana yang memadai, maka kegiatan akan berjalan dengan baik dan prestasi maksimal dapat tercapai. Suatu organisasi harus mampu mencarikan atau mendapatkan sumber dana. Sumber dana tersebut dapat berasal dari dalam anggota organisasi maupun dari anggota organisasi.

Kelancaran dan kualitas latihan harus didukung prasarana dan sarana yang baik. Prasaranan dan sarana yang berkualitas merupakan tuntutan yang harus dipenuhi guna menunjang kegiatan latihan. Tanpa adanya sarana dan prasarana, latihan akan terganggu bahkan mungkin akan terhenti, hal ini dapat menyebabkan tujuan latihan yaitu prestasi maksimal tidak akan tercapai.

Prestasi maksimal merupakan impian setiap atlet dari berbagai macam cabang olahraga. Keberhasilan prestasi tidak lepas dari dukungan berbagai pihak. Pelatih yang berkualitas memegang peranan penting terhadap peningkatan prestasi atletnya. Pelatih harus mampu menerapkan program latihan yang sesuai dengan kemampuan atletnya, memantau latihan dan membina secara terus menerus. Disamping itu pelatih harus mampu mengembangkan prestasi yang telah dicapai atletnya.

Prestasi maksimal bukan impian dari atlet saja, tetapi juga elemen-elemen didalam di perkumpulan renang itu sendiri. Banyak perkumpulan renang yang belum berhasil dan sedikit perkumpulan yang sukses mengantarkan atletnya di kejuaraan tingkat nasional bahkan sampai tingkat intermasional. Perkumpulan renang yang paling menonjol di Indonesia yang menempati peringkat pertama saat ini adalah ESG Bandung Jabar . ESG Bandung Jabar dalam Kejuaraan Renang Antar Perkumpulan Renang Seluruh Indonesia (KRAPSI) menduduki peringkat pertama. Seharusnya PR itu sebagai tolak ukur untung membandingkan bagaimana cara PR mempunyai prestasi seperti itu.

Saat ini jumlah perkumpulan renang di Eks karisidenan Surakarta selalu meningkat dari tahun ke tahun. Beberapa diantaranya adalah antara lain Perkumpulan renang Tirta Dharma, Pinguin, dan Maskarebet. Perkumpulan-perkumpulan tersebut dikelola dan dijalankan di bawah pengawasan PRSl.


(18)

commit to user

PR Tirta Dharma di dalam Kejuaraan Renang Antar Perkumpulan Seluruh Indonesia (KRAPSI) 2010 di Kolam Renang Jatidiri Semarang 27 - 30 Desember 2010 masih kurang dalam perolehan medali bahkan PR Tirta Dharma belum bisa masuk peringkat 10 besar. Disamping itu, PR Pinguin dan Maskarebet belum bisa mengirimkan atletnya dalam kejuaraan tersebut.

Berdasarkan permasalahan yang telah diungkapkan diatas, maka dapat memicu pertanyaan mengapa prestasi PR Tirta Dharma, PR Pinguin dan PR Maskarebet belum bisa bersaing dengan PR yang lainnya. Kurangnya prestasi perkumpulan tersebut dapat diketahui melalui pengkajian dari berbagai masalah, baik keberadaan organisasi , program latihan yang dilakukan, dan pendanaan yang diperlukan untuk menunjang pelaksanaan kegiatan. Sehubungan dengan hal tersebut, maka penelitian ini mengambil judul "Studi Tentang Perkembangan Perkumpulan Renang Tirta Dharma, Pinguin, dan Maskarebet Eks Karisidenan Surakarta 2005-2010.

B. Identifikasi Masalah

Dari latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas, dapat mengarah pada pemikiran adanya berbagai masalah yang dapat diidentifikasikan sebagai berikut

1. Cabang olahraga renang di Indonesia perlu penanganan yang lebih baik.

2. Perlunya organisasi yang sehat dan baik untuk menangani suatu perkumpulan

renang agar dapat berprestasi maksimal.

3. Kinerja pelatih yang berkompeten dalam meningkatkan prestasi maksimal

dapat tercapai

4. Metode latihan yang diterapkan harus sesuai dengan karakteristik atlet agar

prestasi maksimal dapat tercapai.

5. Program latihan yang baik merupakan faktor untuk meningkatkan kualitas

prestasi olahraga renang.

6. Prasarana dan sarana yang lengkap dan memadai untuk kelancaran


(19)

commit to user

7. Tidak stabilnya prestasi yang diraih Perkumpulan Renang Tirta Dharma,

Pinguin, dan Maskarebet

C. Pembatasan Masalah

Dari masalah yang dapat diidentifikasikan, perlu adanya pembatasan masalah, maka permasalahan dalam penelitian ini dibatasi sebagai berikut :

1. Organisasi Perkumpulan Renang Tirta Dharma, Pinguin, dan Maskarebet

2005-2010.

2. Pelatih pada Perkumpulan Renang Tirta Dharma, Pinguin, dan Maskarebet

2005-2010.

3. Pembinaan pada Perkumpulan Renang Tirta Dharma, Pinguin, dan

Maskarebet 2005-2010.

4. Prasarana dan sarana Perkumpulan Renang Tirta Dharma, Pinguin, dan

Maskarebet 2005-2010.

5. Program latihan yang dilaksanakan pada Perkumpulan Renang Tirta

Dharma, Pinguin, dan Maskarebet 2005-2010.

6. Prestasi yang pernah diraih oleh Perkumpulan Renang Tirta Dharma, Pinguin,

dan Maskarebet 2005-2010.

D. Perumusan Masalah

Dari identifikasi masalah dan pembatasan masalah yang telah ada, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut :

1. Bagaimana organisasi Perkumpulan Renang Tirta Dharma, Pinguin, dan

Maskarebet 2005-2010.

2. Bagaimana kinerja pelatih Perkumpulan Renang Tirta Dharma, Pinguin, dan

Maskarebet 2005-2010.

3. Bagaimana pembinaan yang dilakukan Perkumpulan Renang Tirta Dharma,

Pinguin, dan Maskarebet 2005-2010.

4. Bagaimana prasarana dan sarana yang digunakan Perkumpulan Renang Tirta


(20)

commit to user

5. Bagaimana program latihan yang diterapkan oleh Perkumpulan Renang

Tirta Dharma, Pinguin, dan Maskarebet 2005-2010.

6. Prestasi apa sajakah yang diraih Perkumpulan Renang Tirta Dharma, Pinguin,

dan Maskarebet 2005-2010.

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan yang telah dikemukakan di atas, maka penelitian ini mempunyai tujuan sebagai berikut;

1. Untuk mengetahui organisasi Perkumpulan Renang Tirta Dharma, Pinguin,

dan Maskarebet 2005-2010.

2. Untuk mengetahui kinerja pelatih Perkumpulan Renang Tirta Dharma,

Pinguin, dan Maskarebet 2005-2010.

3. Untuk mengetahui pembinaan pada Perkumpulan Renang Tirta Dharma,

Pinguin, dan Maskarebet 2005-2010.

4. Untuk mengetahui prasarana dan sarana Perkumpulan Renang Tirta Dharma,

Pinguin, dan Maskarebet 2005-2010.

5. Untuk mengetahui program latihan Perkumpulan Renang Tirta Dharma,

Pinguin, dan Maskarebet 2005-2010.

6. Untuk mengetahui prestasi yang diraih Perkumpulan Renang Tirta Dharma,

Pinguin, dan Maskarebet 2005-2010.

F. Manfaat Penelitian

Dari hasil penelitian ini diharapkan dapiit memiliki manfaat antara lain:

1. Bagi Perkumpulan Renang Tirta Dharma, Pinguin, dan Maskarebet

2005-2010 dapat sebagai bahan evaluasi untuk mempertahankan dan meningkatkan kualitas prestasi atletnya.

2. Dapat memberikan motifasi yang positif bagi pengurus dan pelatih

Perkumpulan Renang Tirta Dharma, Pinguin, dan Maskarebet 2005-2010 untuk senantiasa meningkatkan pembinaan yang dilaksanakan.


(21)

commit to user

6

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka 1. Organisasi a. Pengertian Organisasi

Organisasi merupakan suatu sistem yang saling berpengaruh antar orang dalam kelompok berkerjasama untuk mencapai tujuan tertentu. Organisasi bukan hanya bertalian dengan angka bangunan semata, akan tetapi dengan badan seluruhnya, serta fungsi yang berhubungan dengannya.

Pada prinsipnya organisasi merupakan kumpulan orang-orang yang bekerja sama untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan bersama. Banyak para ahli mengemukakan batasan-batasan mengenai pengertian tentang organisasi. Berikut ini beberapa pengertian batasan organisasi tersebut :

1) Organisasi menurut Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi yang dikutip oleh

Suratmi WS. (1991 : 8) bahwa, "Organisasi adalah sistem kerja sama antar dua orang atau lebih yang secara sadar dimaksudkan untuk mencapai tujuan".

2) Organisasi menurut Dwight Waldo yang dikutip Soebagio Hartoko (1990 : 13)

bahwa, "Organisasi adalah struktur hubungan pribadi dalam wewenang formil dan kebiasaan di dalam sistem organisasi.

3) Organisasi menurut Harold Koontz dan Cryil O'donnel yang dikutip oleh

Dalimin (1991 : 80) bahwa, "Organisasi adalah suatu hubungan wewenang dengan maksud untuk mengurus kedua koordinasi struktural, baik vertikal maupun horizontal, kearah mana tugas khusus yang diinginkan itu dipergunakan untuk mencapai tujuan".

Dari berbagai pengertian organisasi diatas maka dapat disimpulkan bahwa organisasi adalah suatu hubungan yang didalamnya terdapat sistem kerjasama dua orang atau lebih yang mempunyai tugas untuk djalankan guna mencapai tujuan. Istilah organisasi memiliki dua arti umum, arti yang pertama mengacu pada suatu lembaga atau kelompok fungsional sebagai contoh adalah perusahaan, rumah sakit, klub atau badan pemerintahan. Arti kedua mengacu pada proses


(22)

commit to user

pengorganisasian yaitu pengaturan pekerjaan dan pengalokasian pekerjaan di antara anggota organisasi sehingga tujuan dapat dicapai secara efisien.

Dalam setiap kegiatan baik yang individu maupun kelompok tidak akan lepas dari adanya organisasi dan manajemen. Organisasi sebagai wadah interaksi antar manusia menurut A.P.Pandjaitan (1992: ) mcmpunyai ciri-ciri scbagai berikut :

1. Adanya suatu kelompok orang.

2. Adanya kegiatan yang berbeda, tetapi satu sama lain saling berkaitan yang

merupakan kesatuan kegiatan.

3. Tiap-tiap anggota memberikan sumbangan tenaganya.

4. Adanya kewenangan, koordinasi, dan pengawasan.

5. Adanya suatu tujuan (the idea of goals).

Sedangkan prinsip-prinsipnya menurut A.P.Pandjaitan (1992: ) adalah sebagai berikut:

1. Prinsip bahwa organisasi harus mempunyai tujuan yang jelas

2. Prinsip kesatuan komando

3. Prinsip pertanggungjawaban

4. Prinsip pembagian kerja

5. Prinsip kepemimpinan

Organisasi mempunyai peranan yang sangat penting terhadap kegiatan olahraga, karena organisasi di dalam olahraga adalah merupakan wadah untuk mencapai tujuan. Pada prinsipnya kegiatan yang dilakukan oleh setiap unsur organisasi, sehingga organisasi menjadi sehat dan berjalan dengan baik (T.Hani Handoko : 1994). Menurutnya unsur-unsur tersebut adalah sebagai berikut:

1) Pengurus

2) Anggota

3) Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga

4) Anggaran Belanja


(23)

commit to user b. Jenis Organisasi

Berdasarkan tujuannya organisasi dapat dibedakan menjadi beberapa macam. Jenis organisasi yang dapat dilihat dari aktifitas dan tujuan yang dilakukan, sehingga dengan demikian organisasi tersebut dapat diketahui status organisasi. Begerak dalam suatu bidang tertentu dan berjalan dengan baik akan memberi gambaran yang jelas tentang jenis organisasi tersebut. Menurut Soedarno (1991: 9) jenis organisasi dapat dibedakan menjadi,

1) Organisasi formal yaitu bila tujuannya dinyatakan lebih formal secara tertulis

berdasarkan peraturan atau hukum yang berlaku, menetapkan pola kegiatan dengan menekankan kepada koordinasi dan hirarkis kewenangan. Termasuk golongan ini adalah perusahaan, sekolah, organisasi politik massa.

2) Organisasi Sosial yaitu organisasi yang dibentuk berdasarkan tujuan yang

tidak dinyatakan secara formal tetapi secara implisit dengan pola kerja yang longgar dan bahkan tidak ada kewenangan yang hirarkis. Termasuk dalam golongan ini misalnya perkumpulan sahabat untuk mengisi waktu senggang, reuni dan lain-lain,

3) Organisasi Informal yaitu organisasi yang terbentuk dalam bentuk formal,

tetapi tidak termasuk dalam struktur organisasi seperti yang digariskan secara formal. Organisasi ini timbul secara spontan dan didorong oleh kebutuhan akan pergaulan, persahabatan, rasa arnan diantara anggota organisasi formal yang bersangkutan. Termasuk golongan ini seperti arisan, persahabatan, kegiatan hobi, dan rekreasi diantara karyawan.

Jenis organisasi formal mempunyai kedudukan paling baik dan kuat bila dibandingkan dengan jenis organisasi sosial dan informal, apabila dijabarkan secara luas organisasi formal memuat hal-hal mengenai tujuan yang jelas secara tertulis, kegiatan yang jelas, koordinasi dan hirarkis kewenangan, dimana-mana hal tersebut kesemuanya dibutuhkan bagi keberadaan sebuah organisasi.

Jenis organisasi lainnya yang sering kita jumpai didalam masyarakat salah satunya adalah organisasi olahraga. Organisasi olahraga tidaklah berbeda dengan organisasi pada umumnya. Perbedaannya hanya terletak pada kegiatan atau aktivitas yang dijalankan dalam suatu organisasi dan tujuan dari organisasi


(24)

commit to user

olahraga tersebut Organisasi olahraga merupakan usaha dari sekelompok orang yang bergerak dalam bidang otahraga tertentu dan saling kerjasama untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan yaitu prestasi maksimal.

Sebagai induk organisasi olahraga di Indonesia adalah Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONl) Pusat yang berkedudukan di Jakarta. KONI pusat ini membawahi dan mengkoordinir semua organisasi-organisasi olahraga di Indonesia. Dengan demikian akan terjalin kerjasama yang baik antar organisasi olahraga, baik di tingkat daerah maupun pusat. Sehingga tujuan organisasi olahraga yaitu prestasi maksimal dapat tercapai dengan baik.

Olahraga renang merupakan salah satu olahraga yang berkembang di Indonesia. Di Indonesia olahraga renang dijalankan dan dikelola penuh oleh suatu organisasi tersendiri yaitu PRSI ( Persatuan Renang Seluruh Indonesia ). Didalam struktur kepengurusan PRSI membawahi dan mengawasi PRSI ditingkal propinsi daerah, selanjutnya PRSl daerah membawahi dan mengelola ditingkat cabang kota, dan struktur selanjutnya PRSl cabang kota membavvahi dan mengelola klub-klub atau perkumpulan renang yang ada di wilayahnya. Keberadaan PRSI didalam keorganisasian olahraga di Indonesia posisinya berada dibawah naungan dan pengawasan KONl Pusat bersama PB olahraga lainnya.

c. Struktur dan Bagan Organisasi

Struktur organisasi merupakan gambaran kedudukan seseorang dalam sebuah organisasi. Hakekatnya suatu organisasi itu tidak terwujud, atas dasar itu disamping memiliki nama tertentu, maka organisasi harus membentuk struktur organisasi serta menuangkan struktur tersebut kedalam bagan organisasi. Untuk dapat menyusun struktur organisasi yang baik, dimungkinkan apabila senantiasa berpegang teguh dan menerapkan organisasi secara baik dan benar.

Bagan organisasi merupakan gambar dari struktur organisasi berupa kotak-kotak yang disalurkan dengan garis wewenang antara yang satu dengan yang lainnya. Dengan melihat bagan organisasi, maka juga dapat dilihat bagaimana kedudukan seseorang dalam sebuah organisasi. Kedudukan yang ditempati seseorang dalam sebuah organisasi harus mampu melaksanakan tugas-tugasnya


(25)

commit to user

dan hubungan kerjasama yang baik dengan yang lainnya, sebab apabila tidak mampu melaksanakan tugasnya dan tidak ada kerjasama yang baik, maka organisasi tersebut tidak sehat dan tidak bejalan lancar.

Menurut Soebagio Hartoko (1996 : 6) mengemukakan bahwa "Bagan organisasi adalah gambar struktur organisasi yang di tunjukan dengan kotak-kotak atau garis-garis yang disusun menurut kedudukannya yang masing-masing memuat fungsi tertentu, yang satu sama yang lainnya dihubungkan dengan garis-garis saluran wewenang dan tanggung jawab".

Berdasarkan bentuk dan isi bagan organisasi maka akan memudahkan dalam menentukan bentuk badan organisasi yang sesuai dengan organisasi yang dijalankan. Organisasi yang sehat dan baik adalah organisasi yang setiap satuan tertentu mampu melaksanakan tugasnya dengan baik dan menghasilkan kualitas yang baik pula, sehingga membawa kemajuan organisasi. Setiap bagian tertentu harus mampu menjalankan tugasnya dengan baik dan menghasilkan kerja yang efektif dan efisien.

Soebagio Hartoko (1996 : 2) mengemukakan bahwa rangkaian aktifitas dalam olahraga meliputi :

1) Menyusun bentuk dan pola usaha kerjasama

2) Menggolongkan tindakan yang harus dijalankan dalam kesatuan-kesatuan

tertentu

3) Menentukan tugas pekerjaan bagi orang-orang yang tergabung dalam

usaha kerjasama itu

4) Membagi wewenang masing-masing

5) Menetapkan jalinan hubungan kerja diantara mereka serta saluran

pemerintah dan tanggung jawab.

Kemampuan untuk melaksanakan tugas-tugas sesuai dengan

kedudukannya merupakan cermin kerja yang baik. Rangkaian yang harus dilaksanakan, proses kerjasama yang baik, serta pembagian tugas yang tepat, sehingga akan meningkatkan kualitas oganisasi.


(26)

commit to user d. Unsur-unsur dalam Organisasi

Di dalam sebuah organisasi terdapat beberapa unsur atau unit pejabat yang menduduki suatu bidang tertentu. Unsur-unsur organisasi tersebut mempunyai tugas tertentu sesuai dengan jabatannya dan saling berhubungan satu sama lainnya. Pada prinsipnya kegiatan yang dilakukan oleh setiap unsur organisasi bertujuan untuk menghasilkan kualitas kerja yang baik dan memajukan organisasi, sehingga organisasi menjadi sehat dan berjalan dengan baik. (Menurut T.Hani Handoko : 1994)

Unsur-unsur organisasi tersebut adalah :

1) Pengurus

Pengurus merupakan orang yang mempunyai tugas dan tanggung jawab cukup besar dalam organisasi. Pengurus merupakan orang yang mcmegang kendali jalannya kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh suatu oganisasi. Maju atau mundurnya suatu organisasi tergantung dari suatu aktivitas para pengurusnya. Pengurus dalam suatu organisasi, biasanya dipegang oleh seorang pejabat tertentu. Pejabat yang bertindak menjadi pengurus dalam organisasi dapat disusun dengan format sebagai berikut

a) Ketua Umum b) Wakil Ketua Umum c) Sekretaris

d) Bendahara e) Seksi-Seksi f) Penaschat

2) Anggota

Selain pengurus unsur yang tidak kalah pentingnya dalam organisasi adalah anggota. Keterlibatan seorang anggota di dalam suatu organisasi sangat diperlukan, meskipun keberadaan anggota dalam organisasi tidak begitu aktif bila dibandingkan dengan keterlibatan seorang pengurus. Kewajiban pokok seorang anggota dalam organisasi adalah mentaati segala peraturan yang telah ditetapkan.

3) Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga

Anggaran Dasar adalah merupakan landasan pokok dan sebagai dasar pelaksana kegiatan yang memuat aturan-aturan yang berlaku sesuai dengan ketentuan dalam organisasi. Anggaran Rumah Tangga merupakan petunjuk pelaksanaan kegiatan dalam organisasi. Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah


(27)

commit to user

Tangga keduanya merupakan dasar dan petunjuk bagi pelaksanaan kegiatan yang diarahkan kepada pencapaian tujuan yang telah diletapkan sebelumnya.

4) Rencana Kerja

Untuk mencapai tujuan yang telah di tetapkan perlu dibuat adanya rencana kerja. Dalam rencana kerja tersebut memuat kegiatan-kegiatan yang akan dilaksanakan sesuai dengan jangka waktu yang telah ditetapkan. Agar rencana kerja dapat terlaksana dengan baik, maka diperlukan kerja sama yang baik antara unsur-unsur yang terlibat di dalam organisasi.

5) Anggaran Belanja

Anggaran Belanja merupakan salah satu bentuk dari berbagai rencana kerja yang telah disusun dalam organisasi. Dalam menyusun anggaran belanja harus disesuaikan dengan keadaan organisasi. Anggaran Belanja yang dibuat hendaknya bersifat realitis, luwes dan kontinyu. Anggaran yang dibuat harus mampu mengatasi kemungkinan-kemungkinan yang terjadi dan dapat berubah sesuai dengan keadaan, serta jangan sampai Anggaran Belanja yang dibuat tidak sesuai dengan perhitungan yang sudah direncanakan.

e. Manajemen

Manajemen erat hubungannya dengan organisasi. Demikian pula dengan organisasi olahraga yang dalam pelaksanaannya harus sesuai dengan rencana yang telah ditentukan dan disepakati bersama, baik anggota maupun pengurus dalam keorganisasian harus berdasarkan anggaran dasar dan anggaran rumah tangga. Sebelum diberikan kepastian tentang pengertian manajemen, ada baiknya dikutip pendapat tentang manajemen dari beberapa ahli yang dirangkap oleh Subagio Hartoko, Dalimin dan Soemarno (1998);

1) Sp. Siagian : Manajemen adalah kemampuan atau ketrampilan untuk

memperoleh suatu hasil dalam rangka pencapai tujuan melalui kegiatan orang lain.

2) The Liang Gie : Manajemen itu sebagai tindakan-tindakan atau proses

menggerakkan tindakan dalam usaha kerjasama manusia sehingga tujuan yang telah ditentukan benar-benar tercapai.

3) GR Terry : Manajemen adalah pencapai tujuan yang telah ditetapkan terlebih


(28)

commit to user

Dari berbagai pengertian manajemen diatas maka dapat disimpulkan bahwa manajemen adalah kemampuan untuk bertindak melalui kegiatan orang lain dalam rangka untuk mencapai tujuan. Dari berbagai batasan manajemen tersebut diatas satu dengan yang lainnya tidak sama, akan tetapi mempunyai unsur-unsur yang sama. Unsur-unsur itu adalah :

1) Adanya tujuan yang telah ditetapkan.

2) Tujuan itu telah ditetapkan melalui orang lain. 3) Diperlukannya bimbingan dan pengawalan.

f. Administrasi

Suatu rangkaian kegiatan organisasi agar dapat berjalan dengan lancar, maka perlu disusun dan diatur agar mengarah pada tujuan yang telah ditetapkan. Agar hasil tersebut tercapai, maka perlu adanya administrasi yang baik karena hal ini akan membantu di dalam penyelenggaraan kegiatan. Administrasi adalah suatu rangkaian kegiatan atau sekelompok orang yang memperdayagunakan sumber-sumber daya, fasilitas, ide-ide dan orang-orang yang tergabung dalam suatu unit kerja atau organisasi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya sehingga lebih efektif dan efisien.

Administrasi yang dikutip dari Dalimin (1998 :6), adalah sebagai berikut :

1) Jhon M Griffuer : Administrasi dapat dirumuskan sebagai

pengorganisasian dan pengarahan sumber daya manusia atau tenaga kerja dan materi untuk rnencapai tujuan yang dicapai

2) Luther Gulich : Administrasi adalah bertalian dengan pencapaian tujuan

yang telah ditetapkan.

Dari pengertian administrasi diatas, diperoleh unsur-unsur administrasi antara lain

:

1) Sekelompok manusia, dua orang atau lebih.

2) Proses kerja sama dengan rangkaian kegiatan yang menyeluruh dan


(29)

commit to user

3) Tujuan bersama yang telah ditetapkan sebelumnya.

4) Pencapaian tujuan secara efektif dan efisien.

5) Pendayagunaan sumber personil dan material.

Unsur-unsur diatas dapat dirangkum dalam satu definisi administrasi yaitu rangkaian kegiatan dalam sumber personil dan material untuk mencapai tujuan bersama secara efektif dan efisien.

g. Standarisasi Perkumpulan Renang

Standarisasi suatu Perkumpulan Renang hingga saat ini tidak di bukukan, untuk mendapatkan standarisasi suatu Perkumpulan Rcnang ini pcnulis melakukan wawancara dengan Bapak Jhony Tanasa sebagai pelatih PR Tirta Dharma.

Menurut Bapak Jhony Tanasa standarisasi suatu perkumpulan Renang di Eks Surakarta adalah sebagai berikut:

1) Dalam suatu perkumpulan renang jumlah pemang minimal 30 orang,

2) Perkumpulan renang harus memiliki AD/ART.

3) Suatu perkumpulan harus punya jadwal latihan yang tetap agar tujuan

tercapai.

4) Harus didaftarkan ke PRSI.

5) Memiliki Prasarana dan Sarana yang memadai seperti :

a.Kolam Renang yang memadai sepanjang 50 meter.

b.Memiliki tempat latihan beban atau fisik.

c.Memiliki Pace clock, stop watch untuk perlengkapan yang lain atlet

memiliki atlet sendiri.

6) Pelatih harus sudah bersertifikat minimal mempunyai lisensi D yaitu tingkat

Kabupaten. Adapun urutan penataran kepelatihan renang adalah sebagai berikut :

a. Penataran D tingkat Kabupaten. b. Penataran C tingkat Propinsi. c. Penaiaran B tingkat Nasional.


(30)

commit to user

7) Mengikuti perkembangan gaya-gaya renang dan peraturan yang sedang

berlaku.

8) Organisasi.

Struktur organisasi sebaiknya terdiri dari :

1. Ketua Umum

2. Ketua 1 Bidang Umum : Seksi Kesehalan

Seksi Dana

Seksi Dokumentasi Seksi Publikasi Seksi Humas

3. Ketua 2 Bidang Pembinaan dan Prestasi : Seksi Kepelatihan

Seksi Pembinaan

4. Ketua 3 Bidang Prasarana dan Sarana : Seksi Sarana

5. Sekretaris

6. Bendahara

2. Pelatih

Pelatih yang berkualitas adalah seorang pelatih yang disamping memberikan latihan-latihan fisik dan teknik juga mampu memberikan jalan keluar dari setiap masalah yang ada pada atlet baik jasmani, mental, emosional maupun sosial. Seorang pelatih perlu membekali diri dengan hal-hal yang berhubungan dengan tugasnya, sehingga didalam melatih tidak akan mengalami kesulitan yang mengakibatkan gagalnya dalam mencapai tujuan.

Seorang pelatih yang berkualitas harus sadar akan kenyataan bahwa ia dapat benar-benarr mempengaruhi dan membentuk watak (karakter) dan kepribadian atlet dalam hal tertentu. Pengaruh-pengaruh ini dapat berakibat positif

maupun negatif, bermanfaat, dan dapat merusak atau mengganggu, dan yang jelas

dapat berpengaruh relatif tahan lama atau permanen pada seluruh kehidupan atlet asuhannya.

Menurut Harsono yang dikutip A. Hamidsyah Noer (1990 4 -5) mengemukakan bahwa, Seorang pelatih harus dapat bertindak pula sebagai


(31)

commit to user

pendidik, guru atau bertindak sebagai ahli jiwa bahkan dapat menjadi tokoh-tokoh lainnya misalnya :

1) Sebagai bapak atau teman akrab guna mencurahkan isi hati atau pelindung.

2) Sebagai polisi atau hakim yang selalu mengawasi atau menghukum

apabila terjadi pelanggaran atau keteledoran.

3) Sebagai pemimpin, tetapi juga dapat bertindak sebagai pelayan.

4) Disamping tugas-tugas yang diperankan itu, seorang pelalih masih dituntut

dengan tugas-tugas lain :

a) Mengadakan pemanduan

b) Menyusun program latihan

c) Menyusun strategi, menentukan taktik, serta sistem pertandingan

d) Evaluasi hasi pertandingan

e) Mengadakan penyelidikan serta menambah dan mengembangkan

pengetahuan sesuai dengan cabang olahraga yang diasuhnya.

Menurut tugas diatas jadi sangatlah jelas bahwa tugas seorang pelatih cukup berat dan kompleks. Menurut Mackinney bagaimana dikutip Yusuf Hadisasmila dan Aip Syarifuddin ( 1996 :27 - 28 ) berpendapat bahwa pelatih yang baik mempunyai kemampuan sebagai berikut :

1) Mempunyai kemampuan untuk membantu atlet dalam

mengaktualisasikan potensinya.

2) Bila membentuk tim, didasarkan pada ketrampilan individu yang telah

diajarkannya.

3) Mempunyai ketrampilan dan teknis yang seimbang.

4) Mempunyai kemampuan untuk menyesuaikan tingkat intelektual dengan

kemampuan atletnya.

5) Mampu menerapkan prinsip-prinsip ilmiah dalam membentuk kondisi

atlet.

6) Lebih mementingkan pada unsur pendidikan secara utuh, baru kemudian


(32)

commit to user

7) Membenci kekalahan, tetapi tidak mencari kemenangan dengan berbagai

cara atau yang tidak etis.

8) Mempunyai kemampuan untuk mengendalikan dirinya kearah

penyimpangan profesinya.

9) Mempunyai kemampuan untuk selalu dihormati oleh allet dan

teman-temannya.

10)Mempunyai dedikasi yang tinggi terhadap profesinya.

Berdasarkan pendapat diatas, maka seorang pelatih yang berkualitas harus dibekali dengan beberapa syarat, dimana dengan bekal tersebut pelatih mampu menjalankan tugasnya dengan baik serta mampu menciptakan atlet-atlet yang profesional. Tanpa memiliki persyaratan-persyaratan tersebut diatas, maka hasil pembinan yang dilakukan menjadi kurang baik.

Menurut Sudjarwo (1993 : 3) tugas-tugas pokok yang harus dilakukan seorang pelatih, antara lain :

1) Mengadakan pemanduan untuk memilih bibit unggul atlet.

2) Menyusun program latihan untuk jangka pendek maupun latihan jangka

panjang.

3) Menyusun strategi dan menentukan taktik dalam menghadapi

pertandingan.

4) Mengadakan evaluasi setelah selesai melakukan latihan atau setelah

pertandingan.

5) Selalu berusaha meningkatkan pengetahuan, baik secara teori maupun

praktek dalam cabang olahraga yang dibinanya.

Pelatih mempunyai peranan yang menentukan dalam usaha mencapai tujuan latihan. Prestasi yang maksimal merupakan tujuan dari setiap latihan olahraga disamping mempertahankan kesegaran jasmani. Hal ini sesuai dengan pendapat Sudjarwo (1993 : 23 ) mengemukakan bahwa, ”ujuan pokok latihan ialah prestasi maksimal, disamping kesehatan dan kesegaran jasmani".

Pelatih memegang peranan penting bagi setiap pencapaian prestasi, jadi kualitas pelatih yang profesional harus mampu mengarabkan anak buahnya dalam


(33)

commit to user

membina dan harus mampu mengontrol, mengevaluasi setiap latihan. Menurut Sudjarwo (1993 : 7) syarat-syarat seorang pelatih meliputi :

1) Harus mempunyai latar belakang pendidikan yang sesuai dengan tugasnya

sebagai seorang pelatih olahraga

2) Menguasai ketrampilan cabang olahraga yang diminati, baik secara teori

maupun prektek

3) Memiliki kondisi fisik yang baik, seperti kesegaran jasmani, kemampuan

gerak, dan proporsi tubuh yang sesuai dengan cabang olahraga yang dibinanya.

4) Mempunyai pengalaman yang cukup dan selalu berusaha meningkatkan

ilmunya, terutama dalam cabang olahraga yang diminatinya.

5) Dapat bekerjasama dengan atlet, pembantu-pembantunya, dan para ahli

dibidang lain yang mcnunjang peningkatan prestasi.

6) Mempunyai sikap pemimpin yang berwatak dan berkepribadian.

Pelatih memegang peranan penting dalam usaha mencapai prestasi maksimal, disamping faktor lainnya. Berhasil dan tidaknya tujuan dari latihan tergantung dari pelatih dan atlet atau pemainnya. Jadi antara pelatih dan atletnya harus saling bekerjasama secara harmonis untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

3. Pembinaan

Dalam kamus buku besar pengertian pembinaan adalah upaya yang dilakukan agar sedikit lebih maju atau sempuma, Sedangkan pengertian dari pembinaan prestasi adalah upaya yang dilakukan untuk memajukan atau menyempumakan siswa (atlet) agar dapat berprestasi lebih baik. Karakteristik utama dari pembinaan olahraga prestasi, selalu berorientasi jauh kedepan untuk mencapai pestasi tinggi menuju ke taraf internasional. Perencanaan tersebut dapat dikembangkan dengan baik apabila ditunjang dan ditumbuhkan dengan suatu sistem pembinaan yang mantap, yang diorganisasikan untuk pcmbinaan olahraga


(34)

commit to user

secara terpadu dan berkesinambungan (Yusuf Hadisasmita dan Aip Syarifudin, 1996:11).

Dalam pembinaan harus menempuh pola yang tepat dan dilakukan dengan tahap-tahap tertentu.,sehingga potensi yang dimiliki atlet dapat berkembang secara maksimal. Untuk mencapai prestasi yang maksimal bukan kegiatan mudah. Karena semua itu dipengaruhi oleh banyak faktor, memerlukan proses dan waktu yang cukup lama, sumber dana atau biaya yang cukup, sarana dan prasarana yang memadai, dan juga dukungan dari masyarakat maupun pemerintah.

Dalam melakukan pembinaan harus dilakukan melalui tahap-tahap tertentu, dimana tahapan tersebut merupakan salah salu proses untuk mengembangkan dan meningkatkan kualitas dan kemampuan pemain pada periode tertentu. Menurut Soegiyono (1994 : 6) mengemukakan bahwa tahap pembinaan prcstasi yaitu :

a. Tahap latihan persiapan dcngan pcmassalan, pembibitan dan pemanduan

bakat.

b. Tahap latihan pembentukan dengan modal pembinaan prestasi.

c. Tahap latihan pernantapan dengan modal puncak prestasi

Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa proses pembinaan olahraga prestasi dibutuhkan tahap persiapan meliputi pemassalan, pembibitan, dan pemanduan bakat agar dihasilkan bibit-bibit atlet yang berkualitas sehingga mampu menciptakan prestasi maksimal.

a. Pemassalan olahraga

Pemassalan merupakan suatu upaya untuk mengikutsertakan seluruh lapisan masyarakat dengan sasaran melibatkan semua kelompok umur. Pelaksanaan kegiatan pemassalan harus dilakukan secara terus menerus, sehingga nantinya mampu menciptakan bibit-bibit atlet yang baik. Hal ini seperti dikemukakan Yusuf Hadisasmita dan Aip Syarifudin (1996 : 36) bahwa "Pemassalan olahraga ialah suatu proses dalam upaya mengikutsertakan peserta sebanyak mungkin supaya mau terlibat dalam kegiatan olahraga dalam rangka pencarian bibit-bibit atlet yang berbakat yang dilakukan dengan cara teratur dan terus-menerus".


(35)

commit to user

Tujuan pemassalan olahraga yang dilaksanakan antara lain agar masyarakat menyadari pentingnya olahraga prestasi, sehingga akan memunculkan bibit-bibit atlet yang baik. Mcnurut Soegiyono (1994 : 12) mengemukakan bahwa : "Tujuan pemassalan adalah melibatkan sebanyak-banyaknya atlet dalam olahraga prestasi sehingga timbul kesadaran masyarakat terhadap pentinganya olahraga prestasi sebagai bagian upaya peningkatan prestasi olahraga secara nasional.

Berdasarkan pendapat tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa tujuan pemassalan olahraga disamping untuk mendapatkan bibit-bibit atlet yang baik, juga untuk menyadarkan masyarakat tentang arti pcntingnya olahraga tcrhadap peningkatan prestasi olahraga.

Agar masyarakat dapat terlibat sccara aktif dalam pcmassalan olahraga prestasi, maka perlu ditempuh langkah-Iangkah yang baik dan tepat. Langkah-langkah yang ditempuh tersebut diharapkan mampu mcwujudkan tujuan pemassalan olahraga yang telah dilaksanakan. Menurut Yusuf Hadisasmita dan Aip Syarifudin (1996 : 37) strategi pemassalan olahraga antara lain :

1. Menyediakan sarana dan prasarana olahraga yang memadai sesuai dengan

tujuan yang diharapkan. Apabila pemassalan olahraga ini akan diterapkan disekolah-sekolah, maka yang perlu disediakan sarana dan prasarana yang sesuai dengan kemampuan masing-masing tingkatannya.

2. Menyediakan penyiapan pengadaan tenaga pengajar atau pelatih olahraga

yang benar-benar memiliki kemampuan untuk menggerakan olahraga pada anak-anak usia muda disekolah.

3. Mengadakan berbagai bentuk pertandingan cabang olahraga bagi

anak-anak sekolah, baik pertandingan antar kelas, sekolah maupun antara perkumpulan.

4. Mengadakan demontrasi pertandingan antar atlet-atlet yang berprestasi.

5. Mengadakan kerjasama antara sekolah dengan orang tua siswa.

6. Memberikan motifasi kcpada para siswa untuk mau berolahraga.

7. Merangsang minat para sisvva dengan melalui media masa maupun


(36)

commit to user

Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa pemassalan olahraga dapat dilakukan disekolah-sekolah maupun diluar sekolah. Pemassalan dapat berjalan dengan baik, apabila didukung sarana dan prasarana yang memadai, tenaga pengajar atau pelatih, diadakan pertandingan olahraga, ditambahkan minat berolahraga pada siswa, serta adanya kerjasama dengan para orang tua siswa.

Strategi diatas perlu diperhatikan agar tujuan dalam pemassalan olahraga dapat tercapai yaitu diperolehnya bibil-bibit atlet yang baik. Bibit-bibit atlet yang baik tersebut akan menopang dalam pembinaan olahraga selanjutnya, sehingga potensi yang ada pada dirinya dapat dikembangkan dan prestasi maksimal dapat diciptakan.

b. Pembibitan pemain

Prestasi maksimal bukan merupakan hal yang mudah dicapai. Prestasi maksimal dapat dihasilkan melalui proses yang panjang. Latihan sejak dini atau usia muda merupakan salah satu proses mencapai prestasi maksimal. Karena pada usia muda dimungkinkan dapat dilakukan pembinaan dalam rentang waktu yang relatif panjang. Disamping latihan sejak dini, bibit-bibit pemain yang baik mempunyai pengaruh terhadap pencapaian prestasi. Bibit pemain yang baik dan berbakat, maka akan lebih mudah untuk mengembangkan potensi yang dimiliki sampai pada batas kemampuan maksimal. Pengertian pcmbibitan menurut Soegiyono (1994 : 14) mcngcmukakan bahwa "Pembibitan adalah upaya yang diterapkan untuk menjaring atlet berbakat dalam olahraga prestasi, yang diteliti secara terarah dan intensif melalui orang tua, guru dan pelatih pada suatu cabang olahraga".

Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa pembibitan merupakan usaha untuk mendapatkan atlet yang baik dan berbakat. Dimana atlet yang berbakat tersebut dapat diketahui melalui penelitian secara intensif dan terarah dari orang tua, guru atau pelatih olahraga. Atlet yang berbakat adalah seseorang yang memiliki kemampuan yang menonjol baik intelegensi secara umum maupun khusus dan kemampuan gerak yang baik.


(37)

commit to user c. Pemanduan bakat

Bakat merupakan salab satu faktor penting didalam mencapai prestasi yang tinggi pada suatu cabang olahraga. Bakat merupakan potensi dalam diri pemain yang dapat dikembangkan. Tanpa memiliki bakat yang sesuai dengan olahraga yang dipelajari maka prestasi maksimal akan sulit tcrcapai

Pada setiap individu terdapat semua faktor yang diperlukan dalam olahraga, hanya saja dengan perbandingan atau porsi yang berlainan. Untuk itu ciri-ciri yang terdapat dalam individu perlu dikenali agar dihasilkan bibit-bibit pemain yang berkualitas. Untuk mengetahui apakah seseorang memiliki bakat dalam cabang olahraga tersebut dibutuhkan sistem yang disebut pemanduan bakat. Pemanduan bakat ini didasarkan pada kriteria-kriteria tertentu yang mengacu pada cabang olahraga yang dipelajarinya. Menurut Soegiyono (1994 : 14) mengemukakan bahwa "Pemanduan bakat merupakan usaha yang dilakukan untuk memperkirakan peluang atlet yang berbakat dalam berolahraga prestasi untuk dapat berhasil didalam menjalani program latihan sehingga mencapai prestasi puncak".

Pemanduan bakat mempunyai peranan penting untuk mendapatkan bibit atlet yang baik. Pemanduan bakat merupakan upaya untuk memprediksi dengan probilitas yang tinggi seberapa bcsar peluang seseorang untuk mencapai prestasi maksimalnya dan apakah seorang atlet muda mampu untuk secara sukses mcnyelesaikan atau melewati program latihan dasar untuk kemudian ditingkatkan latihannya menuju prestasi puncaknya. Pemanduan bakat dapat dilakukan melalui pengamatan terhadap bibit atlet yang dibinanya. Pengamatan tersebut meliputi antara lain minat terhadap olahraga, kemampuan fisik dan sebagainya.

Menurut Yusuf Hadisasmita dan Aip Syarifudin (1996 : 7 ) langkah-langkah pemanduan bakat antara lain :

1. Adakan pengamatan terhadap sikap peserta didik pada kegiatan olahraga,

baik disekolah maupun diluar sekolah atau dilingkungan tempat tinggalnya.


(38)

commit to user

2. Adakan pengamatan terhadap karakteristik dari peserta didiknya, baik

mengenai kemampuan fisiknya, bentuk fisiknya, ukuran fisik atau tubuhnya, sifatnya atau asal usulnya.

3. Adakan pengamatan terhadap perkembangan fisik dari peserta didik

tersebut.

4. Setelah mengadakan pengamatan yang dilakukan secara cermat dan penuh

ketelitian, kemudian untuk langkah berikutnya coba adakan pemilihan atau penyaringan atau seleksi secara umum atau khusus dengan mcnggunakan alat yang dipakai untuk mengukur atau instrument dari cabang olahraga yang bersangkutan.

5. Di dalam mengadakan seleksi tersebut, hendaknya didasarkan pada

karakteristik antropometrik, serta kemampuan dan perkembangan dari fisik peserta didik.

Langkah-langkah pemanduan bakat tersebut mempunyai arti penting untuk mendapatkan bibit-bibit atlet yang baik. Hal ini disebabkan pemanduan bakat merupakan langkah yang tepat, karena melalui proses tertentu atau penyaringan yang lebih teliti melalui alat ukur atau instrument terhadap cabang olahraga yang dibinanya. Dengan demikian akan diketahui seberapa besar bakat yang dimiliki bibit atlet tersebut, sehingga untuk melaksanakan pembinaan dapat lebih baik.

3. Prasarana dan Sarana Renang

Guna memperlancar dan mcningkatkan kualitas pembinaan prestasi renang, maka diperlukan fasilitas dan prasarana, perlengkapan atau sarana dan alat-alat yang memadai. Menurut Dedeng Kumia (1994) yang mengacu pada peraturan fasilitas standar FINA, untuk pelaksanaan pertandingan supaya diusahakan kolam renang serta perlengkapan-perlengkapannya yang memenuhi syarat-syarat sebagai berikut, yaitu :

1. Panjang 50,00 meter.

Bila panel sentuhan peralatan penjurian otomatik dipasang pada ujung tempat start, atau ditambah pada ujung tempat pembalikan, maka panjang


(39)

commit to user

kolam haruslah sedemikian hingga terjamin ukuran jarak 50,00 meter yang diisyaratkan antara kedua panel.

2. Toleransi dimensional

Berlawanan dengan ukuran panjang nominal 50,00 meter, diberikan toleransi sebanyak plus 0,03 meter minus 0,00 pada semua tempat di ujung kolam dari 0,3 meter di atas permukaan air dan 0,8 meter dibawah permukaan air. Ini berlaku untuk kedua dinding ujung kolam.

3. Kedalaman air, diisyaratkan minimum 1,0 meter.

4. Lebar minimum 25,00 meter.

5. Dinding-dinding

a. Dinding-dinding kedua kolam harus paralel pada kolam dan

permukaan air dan harus terbuat dari bahan yang padat dan pada ketinggian 0,8 meter dibawah permukaan air dengan permukaan tidak licin . Dengan demikian dapat digunakan oleh peta peserta untuk melakukan pembalikan dan finish dengan selamat.

b. Tonjolan injakan pada seluruh dinding kolam diperkenankan ada.

Tetapi harus terletak paling sedikit 1,2 meter di bawah permukaan air dan lebarnya 0,1 meter sampai dengan 0,15 meter.

6. Parit-parit

Boleh dibuat pada keempat dinding kolam. Parit-parit di ujung ko1am, kalau ada harus memungkinkan tidak terganggunya pemasangan panel sentuhan sampai 0,3 meter diatas pcrmukaan air . Parit-parit ini harus ditutupi dengan ruji-ruji atau tirai yang sesuai dan harus dilengkapi dengan katup-katup yang dapat diatur, agar air selalu pada ketinggian yang tetap.

7. Lebar lintasan.

Lebar lintasan sekurang-kurangnya 2,0 meter, dimana pada sisi luar lintasan satu dan lintasan terakhir ada ruang selebar sekurang-kurangnya 0,2 meter.

8. Tali-tali lintasan.

Haruslah terentang sepenuhnya sepanjang lintasan, dengan ujung-ujung dikaitkan pada kait-kait yang terpasang terutama pada dinding-dinding ujung kolam. Setiap tali lintasan terdiri dari pelampung-pelampung yang berderet rapat dengan ukuran garis tengah pelampung-pelampung ini adalah 0,05 meter sampai 0,15 meter. Sepanjang 5,00 meter dari masing-masing ujung kolam, warna pelampung-pelampung ini harus berbeda dari


(40)

commit to user

selebihnya. Tidak boleh ada lebih dari satu tali lintasan diantara tiap lintasan. Tali lintasan harus terentang kencang.

9. Penerangan.

Intensitas penerangan diatas tempat start dan ujung tempat pembalikan harus tidak kurang dari 600 lux.

10.Tanda-tanda Garis Lintasan.

Garis-garis dibuat pada dasar, kolam dengan warna gelap nyata, terletak di dasar kolam di tengah-tengah tiap lintasan. Lebar minimum 0,2 meter dan maksimum 0,3 meter, panjang 46,0 meter.

5. Program Latihan a. Pengertian latihan

Banyak orang merasa berlatih tetapi sebenarnya itu hanya perasaan rnereka saja. Pada umumnya yang bersangkutan kurang memahami pengertian tentang latihan yang sebenarnya. A Hamidsyah Noer. (1996 :6) mengemukakan pendapatnya tentang pengertian latihan yaitu "suatu proses yang sistematis dari latihan atau bekerja yang dilaksanakan berulang-ulang secara kontinyu yang semakin hari semakin bertambah beban latihannnya guna mencapai tujuan".

Hal serupa juga diungkapkan oleh Soeharsono (1992 ;2) yang mengemukakan tentang pengertian latihan berdasarkap ciri-ciri pelatih yang baik, maka latihan dapat diartikan sebagai "proses yang sistematis dari berlatih yang dilakukan secara berulang-ulang, dengan kian hari menambah beban latihan serta intensitas latihannya. Di dalam latihan terdapat proses yang sistematis, dilakukan

berulang-ulang dan ajeg dengan selalu meningkatkan beban latihan untuk

mencapai tujuan. Tujuan pokok dari latihan adalah pencapaian prestasi maksimal. Dari beberapa pengertian latihan diatas, didapat unsur-unsur latihan antara lain :

1) Sistematis yaitu berencana, menurut jadwal, menurut pola dan sistem tertentu, metodis, dari yang sederhana ke yang Iebih rumit.

2) Berulang-ulang yaitu setiap teknik haruslah diulang sesering mungkin, dimaksudkan agar gerakan-gerakan yang semula sukar dilakukan menjadi mudah, dan otomatis pelaksanaanya menjadi menghemat energi.


(41)

commit to user

3) Kian hari bertambah beban yaitu setiap kali, secara periodik, segera setelah tiba saatnya beban latihan ditambah. Jika beban tidak bertambah prestasi pun sulit meningkat.

Menurut Sudjarwo (1993 : 23) tujuan pokok dari latihan ialah prestasi maksimal disamping kesehatan serta kesegaran jasmani bagi atlet. Sesuai dengan tujuan maka urutan penekanan atau aspek dalam latihan adalah sebagai berikut :

1) Pembentukan Kondisi fisik ( Physical Bild Up)

Unsur-unsur yang harus dibcntuk dan dikembangkan meliputi kekuatan, kecepatan, daya tahan, kelincahan, kelentukan, ketepatan, keseimbangan dan koordinasi.

2) Pembentukan Teknik (Technical Build Up)

Pembentukan Teknik adalah latihan yang khusus yang dimaksudkan untuk membentuk dan mengembangkan kebiasaan-kebiasaan motorik dan neuromuscular. Pembentukan teknik harus dimulai dari teknik dasar ke teknik tinggi yang akhirnya menuju kepada gerakan-gerakan otomatis.

3) Pembentukan Taktik (Tactical Build Up)

Pembentukan Taktik meliputi petahanan maupun penyerangan termasuk di dalamnya penyusunan strategi, sistem, pola dan tipe.

4) Pembentukan Mental (Mental Build Up)

Pembentukan Mental untuk bertanding dengan unsur psychologis sesuai dengan cabang olahraga yang digeluti.

5) Pembentukan Kematangan Juara

Dengan bekal fisik, teknik, taktik yang didukung dengan mental bertanding akan merupakan keselarasan yang matang antara tindakan dan proses mental bertanding tersebut. Latihannya dengan jalan mengadakan berbagai pertandingan dengan segala variasi.

b. Pengertian Program Latihan

Program latihan merupakan bahan atau kegiatan yang harus dilakukan dalam latihan. Dalam menentukan program latihan harus mengacu pada beberapa faktor yang mendukung keberhasilan latihan. Penerapan program latihan yang tepat dan disesuaikan dengan kemampuan pemainmya akan meningkatkan kualitas pemain secara maksimal. Untuk menghasilkan program latihan yang baik, peranan seorang pelatih mempunyai arti yang penting dalam menentukan program


(42)

commit to user

latihan. Dalam menentukan program latihan harus mengacu pada tujuan yang hendak dicapai. Tujuan pokok dari program latihan adalah unuk meningkatkan kemampuan pemain dan mencapai prestasi yang maksimal.

Program latihan merupakan rencana kegialan yang sudah tersusun dan harus dilaksanakan di dalam latihan. Dalam menentukan program latihan harus menyatu pada beberapa faktor yang mendukung keberhasilan latihan. Pcnerapan program latihan yang tepat dan disesuaikan dengan kemampuan atletnya akan meningkatkan kualitas atlet secara maksimal. Suatu ha1 yang harus diperhatikan dalam menyusun program latihan adalah, menentukan terlebih dahulu tujuan latihan atau target yang hendak dicapai. Hal itu penting agar atlet dapat berlatih dengan motifasi unuk mencapai sasaran.

Penyusunan program latihan harus memperhitungkan periodisasi latihan. Dimana dalam pembagian waktu latihan harus tepat sasarannya. Sehingga dalam periode latihan yang satu dengan periode yang lain dapat berjalan sesuai dengan

rencana. Dengan memperhatikan periode latihan dan musim latihan, maka dalam

menentukan tahap-tahap latihan lebih cermat, tepat dan menyasar, sehingga kemampuan pemain akan meningkat lebih baik dan prestasi maksimal dapat dicapai.

Dalam menyusun program latihan harus direncanakan dan diperhitungkan dengan matang, sehingga pada waktu yang telah ditetapkan prestasi yang diinginkan dapat diraihnya. Untuk membina atlet agar dapat meningkatkan pestasi setinggi-setinggmya, diperlukan waktu yang lama. Oleh karena itu, maka latihan-latihan tersebut dilaksanakan secara bertahap yang terdiri dari program jangka panjang, dan jangka tahunan. ( Yusuf Hadisasmita dan Aip Syarifudin : 1996 : ).

Menurut Sudjarwo (1993 : 81) penyusunan program latihan dapat dibagi menjadi:

1) Program Jangka Panjang.

Program jangka panjang berhubungan dengan program latihan untuk sasaran dua tahun keatas, misalnya untuk PON atau Olympiade.

2) Program Jangka Menengah.

Program jangka menengah adalah program latihan yang disusun untuk jangka waktu satu tahun.


(43)

commit to user

3) Program Jangka Pendek.

Program latihan jangka pendek merupakan penyusunan program latihan kurang dari satu tahun.

c. Periodesasi Latihan

Tuntutan latihan adalah mencapai prestasi semaksimal mungkin. Latihan yang sudah terprogram akan memerlukan waktu yang panjang, untuk itu dibuatlah suatu jadwal latihan. Jadwal latihan perlu dibagi-bagi menjadi beberapa tahapan. Pembagian tahapan dalam program latihan ini disebut sebagai periodesasi latihan. Periodisasi adalah dasar dari rencana pelatihan seorang atlet. Istilah periodisasi berasal dari kata periode. Yaitu cara menggambarkan suatu porsi atau pembagian waktu.

periodisasi adalah metode dimana pelatihan dibagi menjadi lebih kecil, kemudahan mengelola segmen yang biasanya disebut sebagai fase pelatihan. periodisasi pelatihan telah berkembang selama berabad-abad, banyak ilmuwan olahraga dan penulis memberikan kontribusi untuk pengembangannya (Tudor O. Bompa and G. Gregory Haff)

Yusuf Hadisasmita dan Aip Syarifudin (1996 : 128) menyatakan bahwa periodesasi latihan adalah "suatu proses pembagian latihan dari rencana latihan tahunan kedalam tahapan yang lebih kecil "Adapun kegunaan dari periodisasi latihan adalah sebagai berikut :

1)Pelatih akan dapat mengatur setiap komponen-komponen latihan dari

rencana tahunan.

2)Membantu pelatih dalam menentukan puncak latihan yang tepat,

pertandingan-pertandingan sasaran (dintara pertandingan utama selama kalender tahunan).

Pembagian waktu latihan harus tepat sasarannya, sehingga antara periode latihan yang satu dengan periode latihan yang lain dapat berjalan sesuai dengan rencana. Menurut Sudjarwo (1993 : 82) periodesasi latihan dapat dijabarkan sebagai berikut;

1)Latihan dibagi menjadi tiga periode yaitu :


(44)

commit to user

b. Periode Pertandingan (Competation Period) c. Periode Peralihan (Transation Period )

2)Dilihat dari musim latihan dibagi menjadi:

a. Preliminary season b. Early sEason c. Midseason d. late season e. Post season

Dengan memperhatikan periode latihan dan musim latihan, maka dalam menentukan tahap-tahap latihan lebih cermat, tepat dan menyasar, sehingga kemampuan pemain akan meningkat lebih baik dan prestasi yang maksimal dapat tercapai.

d. Prinsip-Prinsip Latihan

Latihan yang baik harus menganut beberapa prinsip latihan, sehingga dalam memberi atau meningkatkan beban latihan tidak menganut pada prinsip latihan yang tepat akan merusak kondisi atletnya. Hal yang demikian ini harus dihindari serta dalam memberi bcban latihan harus disesuaikan kemampuan dari masing-masing atletnya.

Dengan mengetahui prinsip-prmsip latihan diharapkan prestasi seorang atlet dapat cepat meningkat. Tanpa mengetahui hal ini seorang atlet atau pelatih tidak mungkin akan berhasil dalam latihannya. Sudjarwo (1993 : 21-23} mcnyarankan agar seluruh program latihan sebaiknya menerapkan prinsip-prinsip latihan sebagai berikut:

1) Prinsip Individu

Pemberian latihan harus selalu mengingat kemampuan dan kondisi individu masing-masing atlet. Faktor-faktor individu yang harus mendapat perhatian misalnya, tingkat ketangkasan atlet, umur atau lamanya atlet berlatih harus dibedakan, kcsehatan dan kesegaran jasmaninya, psikologisnya atau mentalnya.


(45)

commit to user

2) Prinsip Penambahan Beban (Overload Principle)

Penambahan beban latihan harus dilakukan tahap demi tahap secara teratur dan ajeg. Beban latihan berat yang diberikan secara terus menerus justru akan mcnghentikan kenaikan prestasi. Sebaiknya setetah dua atau tiga kali latihan kemudian beban ditingkatkan itupun tergantung dari kemampuan atletnya.

3) Prinsip Interval

Latihan interval merupakan serentetan latihan yang diselingi dengan istirahat tertentu. Prinsip latihan interval ini dapat digunakan untuk suatu rencana latihan harian, mingguan, bulanan dan tahunan.

4) Prinsip Penekanan Beban (Stress)

Pemberian bcban latihan pada suatu saat harus dilaksanakan dengan tekanan yang berat. Penekanan beban latihan tersebut harus sampai menimbulkan kelelahan secara bersungguh-sungguh. Beban berat ini diberikan guna meningkatkan kemampuan organisme, kekuatan mental yang sangat diperlukan untuk menghadapi pertandingan.

5) Prinsip Makanan Baik (Nutrition)

Kalori yang masuk harus sesuai dengati kalori yang dikeluarkan untuk latihan. Untuk seorang atlet diperlukan 25-35% lemak, 15% putih telur, 50-60% hidrat arang dan vitamin serta mineral lainnya.

6) Prinsip Latihan Sepanjang Tahun

Suatu latihan harus diakukarn secara sistematis yang dilaksanakan sepanjang tahun tanpa berseling.

Sedangkan Yusuf Hadisasmita dan Aip Syarifudin (1996 : 130) mcnyarankan agar dalam latihan sebaiknya menerapkan prinsip-prinsip sebagai berikut:

1) Prinsip Beban Lebih (overload)

Prinsip beban lebih adalah prinsip latihan yang menekankan pada pembebanan latihan yang lebih berat dari pada yang mampu dilakukan oleh atlet. Seorang atlet harus berlatih dengan beban yang lebih berat, namun beban tersebut harus sesuai dengan kemampuan atlet.

2) Prinsip Perkembangan Multi lateral

Prinsip ini sebaiknya diterapkan pada attet-atlet muda. Pada permulaan belajar mereka harus dilibatkan dalam beragam kegiatan agar dengan demikian mereka memiliki dasar-dasar yang lebih kokoh untuk menunjang ketrampilan spekulasinya kelak.


(46)

commit to user

3) Prinsip Intensitas Latihan

Perubahan fisiologis dan psikologis yang positif hanyalah mungkin apabila atlet dilatih atau berlatih melalui suatu program latihan yang intensif, dimana pelatih secara progresif menambahkan beban kerja. Jumlah pengurangan gerakan (repetition) serta kadar intensitas dari repetisi tersebut.

4) Prinsip Kualitas Latihan

Latihan dikatakan berkualitas apabila latihan dan dril-dril yang diberikan memang benar-benar bermanfaat dan sesuai dengan kebutuhan atlet. Koreksi-koreksi yang tepat dan konstruksi sering diberikan, pengawasan dilakukan oleh pelatih sampai sedetail gerakan dan setiap kesalahan segera diberikan, prinsip-prinsip overload diterapkan, baik dalam aspek fisik maupun mental.

5) Prinsip Berpikir Positif

Jika ingin berprestasi, atlet harus berani sakit dalam latihan. Pelatih harus tahu bagaimana kata hati atlet, apa yang mereka katakan kepada dirinya sendiri. Dan pelatih harus mempengaruhi kata hatinya, mclatih atlet untuk selalu berfikir positif dan optimis, mengubah sikap bahwa berpikir positif lebih baik dari pada negatif.

6) Variasi dalam Latihan

Latihan yang dilakukan biasanya banyak menuntut waktu, pikiran, dan tenaga. Karena itu bukan mustahil jika latihan yang intensif dan terus-menerus terkadang akan menimbulkan rasa bosan pada atlet. Jika sudah bosan, maka gairah pada atlet dan motifasmya untuk berlatih biasanya menurun atau bahkan hilang sama sekali. Karena itu perlu dilakukan usaha-usaha untuk mencegah timbulnya kebosanan berlatih, misalnya dengan cara merencanakan dan menyelenggarakan variasi-variasi dalam latihan.

7) Prinsip Individualisasi

Setiap individu berbeda dalam segi fisik maupun mental, maka setiap individu akan memberikan reaksi yang berbeda-beda terhadap suatu beban yang diberikan pelatih. Latihan merupakan suatu persoalan pribadi bagi atlet dan tidak dapat di sama ratakan bagi semua atlet. Latihan harus direncanakan dan discsuaikan bagi setiap individu atlet agar dapat menghasilkan prestasi yang baik.

8) Penetapan Sasaran (Goal Setting)

Seringkali suatu tim atau atlet tidak berlatih bersungguh-sungguh, atau kurangnya motivasi untuk berlatih karena tidak ada tujuan atau sasaran


(47)

commit to user

yang jelas untuk apa atlet berlatih. Karena itu menetapkan sasaran latihan untuk atlet sangat penting.

9) Prinsip Perbaikan Latihan

Kalau atlet sering melakukan kesalahan gerak, maka pada waktu memperbaiki kesalahan tersebut pelatih harus menekankan pada penyebab terjadinya kesalahan.

5. Prestasi

Dalam setiap cabang olahraga prestasi yang maksimal merupakan tujuan utama yang harus dicapai oleh setiap klub dan atlet. Kenyataan menunjukan bahwa prestasi yang dicapai oleh klub akan mengharumkan nama klub itu sendiri serta para atletnya di dalamnya dan juga pelatih yang menanganinya. Untuk mencapai tersebut bukan suatu pekerjaan yang mudah, karena memerlukan waktu yang lama, sumber dana yang besar dan prasarana dan sarana yang memadai.

Faktor-faktor lain yang mempengaruhi pencapaian prestasi maksimal dalam olahraga antara lain atlet, pelatih dan lain-lain. Faktor atlet menjadi faktor utama dalam pencapaian prestasi maksimal karena atlet sebagai pelaku utama dalam suatu perlombaan. Begitu pula dengan olahraga renang, atletnya dituntut menguasai ketrampilan secara menyeluruh. Tugas dan tanggung jawab seorang pelatih dalam sebuah klub renang sangat dominan. Untuk dapat mencapai tujuan yang maksimal seorang pelatih haruslah kompeten dengan membekali diri dengan hal-hal yang berhubungan dengan tugasnya.

B. Studi Penelitian yang Sehubungan

Penelitian dewasa ini berarti pencarian teori, pengujian teori, atau pemecahan masalah. Ini berarti bahwa masalah itu telah ada dan telah diketahui bahwa pemecahan masalah tersebut sangat diperlukan. Penelitian sebagai cara pemecahan yang dapat di pahami dalam ilmu pengetahuan merupakan cara-cara yang lebih dikenal di dunia pendidikan. Maka perlu kiranya diadakan penelitian terhadap perkembangan Perkumpulan Renang Tirta Dharma, Pinguin dan maskarebet Eks karisidenan Surakarta tahun 2005-2010, dikarenakan belum


(48)

commit to user

pernah diadakan suatu penelitian terhadap perkembangan perkumpulan renang tersebut. Beberapa penelitian yang sehubungan dengan penelitian ini antara lain : • Studi Tentang Prestasi Perkumpulan Renang Bina Taruna Purwokerto Dari Tahun 1999 Sampai Dengan 2004, oleh Nur Indah Pangastuti.

Tujuan Penelitian :

a. Untuk mengetahui organisasi Perkumpulan Renang Bina Taruna

Purwokerto Dari Tahun 1999 Sampai Dengan 2004.

b. Untuk mengetahui pembinaan pada Perkumpulan Renang Bina

Taruna Purwokerto Dari Tahun 1999 Sampai Dengan 2004.

c. Untuk mengetahui prasarana dan sarana Perkumpulan Renang Bina

Taruna Purwokerto Dari Tahun 1999 Sampai Dengan 2004.

d. Untuk mengetahui program latihan Perkumpulan Renang Bina

Taruna Purwokerto Dari Tahun 1999 Sampai Dengan 2004.

e. Untuk mengetahui prestasi yang diraih Perkumpulan Renang Bina

Taruna Purwokerto Dari Tahun 1999 Sampai Dengan 2004.

• Studi Perkembangan Klub Sepak Bola PSS Sleman Dari Tahun 2000 Sampai Dengan 2005, oleh Setyo Septri Hermadi.

Tujuan Penelitian :

a. Untuk mengetahui organisasi Klub Sepak Bola PSS Sleman

b. Untuk mengetahui pembinaan pada Klub Sepak Bola PSS Sleman

c. Untuk mengetahui prasarana dan sarana Klub Sepak Bola PSS

Sleman

d. Untuk mengetahui program latihan Klub Sepak Bola PSS Sleman

e. Untuk mengetahui prestasi yang diraih Klub Sepak Bola PSS


(1)

commit to user

iii. Perkumpulan Renang (PR) Maskarebet

a) Organisasi

1) PR Maskarebet mempunyai tujuan untuk meramaikan persaingan renang

dan menciptakan atlet renang yang mampu bersaing di kejuaraan.

2) PR Maskarebet mempunyai susunan pengurus tahun 2005 sampai tahun

2010.

3) PR Maskarebet tidak mempunyai bagan struktur kepengurusan tahun 2005

sampai tahun 2010.

4) PR Maskarebet didalamnya terdapat unsur-unsur organisasi.

5) Manajemen PR Maskarebet terdapat perencanaan dan pengaturan didalam

fungsi pengendalian, pengkoordinasian, fungsi memerintah, fungsi mengorganisasi dan fungsi perencanaan.

6) Administrasi seluruhnya dipegang oleh sekretaris, sedangkan untuk

administrasi perlombaan dipegang oleh sekretaris dibantu oleh seksi kepelatihan.

b) Pelatih

1) Peran pelatih sangat dirasakan bagi para perenang PR Maskarebet.

2) Pelatih di PR Maskarebet sudah berlisensi dan ada yang belum.

3) Pelatih di PR Maskarebet hanya memiliki dua pelatih.

e. Pembinaan

PR Maskarebet menerapkan pembinaan yang meliputi pemassalan, pembibitan perenang, pemanduan bakat dan seleksi perenang.

d. Prasarana dan sarana

1) Prasarana dan sarana latihan PR Maskarebet belum memadai dan

mendukung.

2) Prasarana untuk tempat penyimpanan alat, pakaian dan tas perenang belum

ada.

3) Prasarana dan sarana kolam renang di PR Maskarebet kurang standar


(2)

commit to user

e. Program latihan

1) Program latihan yang dilaksanakan di PR Maskarebet terprogram menurut

kelompok umur.

2) Pelaksanaan latihan di PR Maskarebet meliputi latihan fisik, latihan

teknik, latihan taktik, mental dan kematangan bertanding.

3) Adanya isi materi dalam program latihan yang meliputi pemanasan, latihan

inti dan pendinginan.

4) Periodesasi atau tahapan dalam latihan di PR Maskarebet dipersiapkan

untuk mengikuti kompetisi.

5) Program latihan yang diterapkan didalamnya terkandung prinsip-prinsip

latihan.

6) Berbagai kegiatan kejuaraan renang telah diikuti yang diadakan PR lain.

f. Prestasi

1) Prestasi-prestasi yang diperoleh PR Maskarebet dari tahun 2005 sampai

tahun 2010 tidak tertulis dan tersimpan dalam dokumen ataupun arsip pembukuan.

2) Hasil prestasi PR Maskarebet dari tahun 2005 sampai dengan 2010

ditingkat Eks Karesidenan Surakarta adalah kurang

3) Hasil Prestasi PR Maskarebet dari tahun 2005 sampai tahun 2010 ditingkat

nasional adalah kurang sedang ditingkat Boyolali adalah baik.

D. Simpulan Sementara

1. Perkumpulan Renang (PR) Tirta Dharma

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di PR Tirta Dharma, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

a) Organisasi di PR Tirta Dharma adalah kurang baik karena walaupun sudah

memenuhi standarisasi PRSI tetapi pengurus tidak menjalankan tugasnya masing-masing.

b) Pelatih PR Tirta Dharma adalah kurang baik karena ada pelatih yang belum

bersertifikasi.

c) Metode pembinaan yang dilakukan oleh PR Tirta Dharma adalah baik karena


(3)

commit to user

d) Prasarana dan sarana yang dimiliki PR Tirta Dharma adalah baik karena dapat

mendukung kelancaran kegiatan-kegiatan yang dilakukan untuk memajukan prestasi atlet sesuai dengan standarisasi perkumpulan renang.

e) Program latihan yang dilakukan oleh PR Tirta Dharma adalah baik karena

program latihan yang diberikan sesuai dengan tingkat usia dan kemampuan atlet. Selain itu latihannya juga memakai periodesasi dan memuat adanya prinsip-prinsip latihan.

f) Prestasi yang diraih PR Tirta Dharma di tingkat nasional adalah kurang,

sedangkan untuk di tingkat Daerah dan Karisidenan Surakarta adalah baik karena selalu menguasai event-event yang diikuti.

2. Perkumpulan Renang ( PR) Pinguin

Berdasar hasil penelitian yang dilakukan di PR Piguin maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

a) Organisasi di PR Pinguin adalah kurang baik dikarenakan kurang seksi-seksi

dalam organisasi dan belum berfungsinya secara maksimal dalam kepengurusannya.

b) Pelatih PR Pinguin adalah kurang baik karena walaupun sudah bersertifikasi

namun jumlah pelatihnya kurang.

c) Metode pembinaan yang dilakukan oleh PR Pinguin adalah baik karena ada

metode pembinaan menurut kelompok umur.

d) Prasarana dan sarana yang dimiliki PR Pingun adalah kurang baik karena

belum dapat mendukung kelancaran kegiatan-kegiatan yang dilakukan untuk memajukan prestasi atlet sesuai dengan standarisasi perkumpulan renang.

e) Program latihan yang dilakukan oleh PR Pinguin adalah baik karena program

latihan yang diberikan sesuai dengan tingkat usia dan kemampuan atlet. Selain itu latihannya juga memakai periodesasi dan memuat adanya prinsip-prinsip latihan.

f) Prestasi yang diraih PR Pinguin di tingkat nasional dan karesidenan

Surakarta adalah kurang, sedangkan untuk di tingkat daerah adalah baik karena sebagian besar menguasai event-event yang diikuti.


(4)

commit to user

3. Perkumpulan Renang (PR) Maskarebet

Berdasar hasil penelitian yang dilakukan di PR Maskarebet maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

a) Organisasi di PR Maskarebet adalah kurang baik karena dalam

kepengurusannya belum berjalan sesuai ddengan jabatannya.

b) Pelatih PR Maskarebet adalah kurang baik karena walaupun sudah

bersertifikasi namun jumlah pelatihnya kurang.

c) Metode pembinaan yang dilakukan oleh PR Maskarebet adalah baik karena

ada metode pembinaan menurut kelompok umur.

d) Prasarana dan sarana yang dimiliki PR Maskarebet adalah kurang karena

belum mendukung kelancaran kegiatan-kegiatan yang dilakukan untuk memajukan prestasi atlet sesuai dengan standarisasi perkumpulan renang.

e) Program latihan yang dilakukan oleh PR Maskarebet adalah baik karena

program latihan yang diberikan sesuai dengan tingkat usia dan kemampuan atlet. Selain itu latihannya juga memakai periodesasi dan memuat adanya prinsip-prinsip latihan.

f) Prestasi yang diraih PR Maskarebet di tingkat nasional dan eks Karisedenan

Surakarta adalah kurang, sedangkan untuk di tingkat daerah adalah baik karena sebagian besar menguasai event-event yang diikuti.


(5)

commit to user

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A.Simpulan

Tabel 9. Kesimpulan hasil Penelitian

No Spesifikasi Tirta Dharma Pinguin Maskarebet

1 Organisasi kurang (1) kurang (1) kurang (1)

2 Pelatih sedang ( 3) kurang (1) kurang (1)

3 Metode Pembinaan Baik ( 5) Baik (5) Baik (5)

4 Prasarana dan

Sarana Baik (5) Kurang (2) Kurang (2)

5 Program Latihan Baik (5) Baik (5) Baik (5)

6 Prestasi Nasional baik (5) kurang (0) kurang (0)

Karisidenan baik (5) sedang (3) Kurang (1)

Daerah baik (5) baik (5) Baik (5)

jumlah nilai Baik (34) Sedang (22) Sedang (20)

Ket

Nilai 30 – 40 : Baik Nilai 20 – 30 : sedang Nilai < 20 : Kurang

B. Implikasi

Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran dan masukan kepada para pengurus dan pelatih PR Tirta Dharma, Pinguin dan Maskarebet mengenai pestasi yang diraih selama ini. Pelaksanaan pembinaan hendaknya ditingkatkan, kelemahan dan kekurangan hendaknya diperbaiki dan dibenahi.

Dari hasil penelitian ini semoga dapat digunakan sebagai motivasi bagi kemajuan prestasi para atlet renang dan perkumpulan-perkumpulan renang yang ada di eks karisidenan Surakarta, sehingga keberadaan PR Tirta Dharma, Pinguin


(6)

commit to user

dan maskarebet dapat semakin berkembang dan dapat memberikan sumbangan yang berharga bagi peningkatan renang di Indonesia.

C. Saran

Berdasarkan hasil penelitian di PR Tirta Dharma, Pinguin dan Maskarebet maka dapat diajukan beberapa saran sebagai berikut :

1. Untuk para pengurus organisasi PR Tirta Dharma, Pinguin dan Maskarebet

perlu meningkatkan keberadaanya yang selama ini kurang berjalan dengan baik dan perlu membuat bagan struktur organisasi agar terlihat lebih jelas tugas, tanggung jawab dan kewenangannya.

2. Prasarana dan sarana yang dimiliki harus dirawat dengan baik dan memenuhi

bagi peralatan yang kurang.

3. Prestasi yang telah diraih selama ini supaya dipertahankan dan lebih baik

ditingkatkan.

4. Untuk para pelatih diharapkan selalu meningkatkan ilmu yang dimiliki

dengan cara mengikuti penataran pelatih yang diselenggarakan oleh PRSI dan juga mencari di internet