26
Gambar 2.3.1.1 Sistem hematopoesis
27
Diferensiasi sel punca pada setiap sistem tubuh dipengaruhi oleh faktor lokal lingkungan dan faktor humoral.
28,32
Pada hematopoesis pertumbuhan koloni granulosit dan makrofag membutuhkan suatu
glikoprotein yaitu colony stimulating factor CSF.
27
Proliferasi dan diferensiasi neutrofil dan monosit dipengaruhi oleh interleukin 3 IL-3 dan IL-6,
granulocyte macrophage colony stimulating factor GM-CSF, macrophage colony stimulating factor M-CSF dan granulocyte colony stimulating factor
G-CSF.
29,30,33
2.3.2. Respon Imunitas Tubuh Terhadap Sepsis
Mikroorganisme yang masuk kedalam tubuh akan menimbulkan respon terhadap imunitas tubuh berupa pengenalan terhadap antigen.
Pengenalan antigen ini akan mengaktivasi toll-like receptor TLR.
33
TLR dapat mengenal antigen intraseluler dan ekstraseluler. Lipopolisakarida
endotoksin dari dinding sel bakteri yang merupakan pathogen associated molecular patterns PAMP pada bakteri gram negatif akan berikatan dengan
protein spesifik dalam plasma yaitu lipo binding protein LPB.
33,34
Kompleks lipopolisakarida-LPB akan berikatan dengan reseptor membran makrofag
Universitas Sumatera Utara
27
yaitu CD14 yang mempresentasikan lipopolisakarida kepada TLR4.
27,32,34
Lipotheichoic acid yang merupakan PAMP dari bakteri gram positif akan dipresentasikan pada TLR2. Pada keadaan infeksi bakteri gram negatif
maupun gram positif akan terjadi peningkatan dari TLR2 dan TLR4 dan menjadi sinyal untuk mengaktivasi makrofag.
33
Produksi sitokin dan kemokin merupakan respon dasar sistem imun terhadap masuknya organisme. Pada keadaan SIRS sitokin proinflamasi
yang pertama kali muncul adalah IL-1 dan tumor necrosis factor-alpha TNF- α karena respon dari suhu tubuh yang meningkat.
13
Peningkatan sitokin proinflamasi pada keadaan sepsis dalam 24 jam pertama adalah sitokin IL-
1β, IL-6, IL-8, IL-12, IL-18, interferon gamma INF-ɤ, dan TNF-α. Pada neonatus akan memproduksi lebih sedikit IL-
1β, IL-12, INF-ɤ, dan TNF-α daripada dewasa. Penurunan produksi sitokin karena penurunan produksi
mediator intraseluler dari sinyal TLR termasuk faktor diferensiasi mieloid.
33
Sitokin proinflamasi dapat mempengaruhi fungsi organ secara langsung atau tidak langsung melalui mediator inflamasi sekunder nitrit
oksida, tromboksan,
leukotrien, platelet
activating factor
PAF, prostaglandin, dan komplemen.
32
Sitokin-sitokin tersebut akan mengaktifkan sel-sel stroma dan limfosit T untuk menghasilkan jumlah koloni yang
merangsang faktor dan meningkatkan produksi sel mieloid.
28-30
Suatu mekanisme sistem imun yang menginduksi syok sepsis dimulai dari aktivasi
makrofag kemudian migrasi leukosit dan terjadi pembentukan mikrotrombin
Universitas Sumatera Utara
28
pada endotel pembuluh darah, kemudian endotel pembuluh darah akan mengalami kerusakan dan terjadi vasodilatasi pada pembuluh darah.
32,35
Kerusakan endotel pembuluh darah tersebut akan menyebabkan kerusakan organ ginjal, hati, paru-paru, jantung dan saraf pusat sehingga menginduksi
syok sepsis.
13,31
Komplemen adalah komponen imunitas bawaan yang memfasilitasi dalam membunuh bakteri melalui opsonisasi maupun secara langsung.
Komplemen memiliki sifat kemotaksis atau anafilaksis yang meningkatkan agregasi leukosit dan permeabilitas pembuluh darah pada lokasi invasi
bakteri. Komplemen akan mengaktifkan proses koagulasi, produksi sitokin proinflamasi, dan aktivasi leukosit.
16,33
Pada neonatus terutama pada neonatus kurang bulan akan ditemukan penurunan kadar komplemen, fungsi
komplemen, dan rendahnya opsonisasi complement-mediated.
33
Pengaktifan komplemen juga dapat menjadi penyebab vasodilasi pembuluh darah.
16
2.3.3. Perubahan Sistem Hematologi Pada Keadaan Sepsis