Winda Yunica, 2015 Efektivitas Bimbingan Kelompok Menggunakan Teknik Exercise Untuk Pengembangan Resiliensi
Diri Siswa Penelitian Quasi Experiment Pada Siswa Kelas X Man Kinali, Sumatera Barat Tahun Ajaran 20142015
Universitas Pendidikan Indonesia
|
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu57
I. Kategorisasi Resiliensi Diri Siswa
Berdasarkan skor minimum dan skor maksimum yang digunakan pada angket
resiliensi diri
siswa diperoleh
rataan skor
sebesar 1,5
. Kategorisasi resiliensi diri siswa dilakukan berdasarkan kriteria berikut.
Tabel 3.6 Kategori Resiliensi Diri Siswa
Skor Resiliensi Kategori Resiliensi
Kuat Lemah
Keterangan: merupakan rataan skor yang diperoleh masing-masing siswa
J. Prosedur penelitian
Borg dan Gall 1989: 679 dalam Creswell. 2013: 148 menyimpulkan enam langkah yang biasanya digunakan dalam prosedur rancangan pre test post
test control group. Penelitian ini akan dilakukan sesuai dengan langkah-langkah tersebut, yaitu: 1 persiapan, 2 melakukan pre test terhadap keseluruhan
partisipan penelitian, 2 menempatkan partisipan secara berpasangan berdasarkan skor-skor pre test dalam ukuran yang telah ditetapkan, 3 menempatkan partisipan
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, 4 melakukan treatment, 5 melakukan post test terhadap keseluruhan partisipan, dan 6 melakukan analisa
data. Secara umum penelitian ini dilakukan melalui serangkaian prosedur sebagai berikut:
a. Rasional
Resiliensi adalah kapasitas individu untuk menghadapi, mengatasi, memperkuat diri dan tetap melakukan perubahan sehubungan dengan
masalah atau ujian yang dialami, setiap individu memiliki kapasitas untuk menjadi resilien. Kemampuan untuk melanjutkan hidup setelah ditimpa
kemalangan atau bertahan ditengah lingkungan dengan tekanan yang berat
Winda Yunica, 2015 Efektivitas Bimbingan Kelompok Menggunakan Teknik Exercise Untuk Pengembangan Resiliensi
Diri Siswa Penelitian Quasi Experiment Pada Siswa Kelas X Man Kinali, Sumatera Barat Tahun Ajaran 20142015
Universitas Pendidikan Indonesia
|
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu58
bukanlah sebuah keberuntungan, hal tersebut menunjukkan adanya kemampuan tertentu dalam diri individu yang dikenal dengan istilah
resiliensi Tugade Frederikson, 2004, hlm. 4. Resiliensi penting agar seseorang dapat menghadapi stress dalam kehidupan sehari-hari dan penting
untuk memperluas serta memperkaya kehidupan seseorang. Individu yang relisien adalah orang-orang yang terus berjuang beriringan dengan
kekecewaan. Dalam menghadapi tantangan dan penderitaan yang dialami tersebut terdapat kemungkinan ditemuinya kegagalan serta kekecewaan.
Namun, inti dari resiliensi adalah bagaimana ia dapat terus menerus bangkit dari kekecewaan tersebut
Liquanti 1992, hlm. 2 menyebutkan secara khusus bahwa resiliensi merupakan kemampuan yang dimiliki seseorang dimana mereka tidak
mengalah saat menghadapi tekanan dan perubahan dalam lingkungan. Mereka juga senantiasa terhindar dari penggunaan obat terlarang, kenakalan
remaja, kegagalan akademik, depresi, stres berkepanjangan, perilaku menyimpang dan gangguan mental. Artinnya resiliensi merupakan potensi
yang sudah dimiliki oleh setiap individu yang perlu dijaga dan dikembangkan.
Sebagian siswa atau remaja memiliki masa lalu yang kurang menguntungkan bagi perkembangan mereka. Bahkan setiap individu pernah
mengalami berbagai peristiwa yang kurang menyenangkan tetapi tidak dapat dihindarkan. Setiap individu pernah mengalami kegagalan dan masa-masa
yang penuh dengan kesulitan. Masa lalu memang tidak dapat diubah, tetapi pengaruh negatif masa lalu dapat dikurangi atau bahkan dihilangkan. Untuk
tujuan tersebut resiliensi individu perlu dikembangkan. Pengembangan resiliensi sangat bermanfaat sebagai bekal dalam menghadapi situasi-situasi
sulit yang tidak dapat dihindarkan.
Winda Yunica, 2015 Efektivitas Bimbingan Kelompok Menggunakan Teknik Exercise Untuk Pengembangan Resiliensi
Diri Siswa Penelitian Quasi Experiment Pada Siswa Kelas X Man Kinali, Sumatera Barat Tahun Ajaran 20142015
Universitas Pendidikan Indonesia
|
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu59
Dari beberapa teori bimbingan konseling yang dapat digunakan salah satunya yang dianggap dapat digunakan adalah bimbingan kelompok untuk
membantu siswa mengembangkan potensi resliensi diri yang dimilikinya, maka dari itu bimbingan kelompok dengan menggunakan teknik group
exercise dianggap sesuai untuk mengembangkan potensi resiliensi siswa.
b. Tujuan
Program intervensi ini secara umum bertujuan untuk menguji matode teknik groub exercise yang paling efektif dalam mengembangkan potensi
resiliensi diri siswa. Metode yang dimaksud adalah 1 dyat and triad, 2 creative props, 3 written, 4 Rounds. Metode teknik group exercise yang
paling efektif adalah teknik yang dapat meningkatkan karakteristis resiliensi diri siswa yakni:
1. Emotions regulations
a. Siswa mampu mengendalikan rasa sedih.
b. Siswa mampu mengendalikan rasa marah
c. Siswa mampu mengendalikan rasa bersalah dalam diri
2. Impulse control
a. Siswa mampu mengendalikan pikiran
b. Siswa mampu mengendalikan perilaku
3. Optimism; siswa memiliki keyakinan tentang masa depan yang lebih
baik. 4.
Casual analysis; siswa memiliki kemampuan untuk mengidentifkasi atau menganalisis masalah.
5. Empathy; siswa memiliki kemampuan untuk merasakan perasaan orang
lain 6.
Self-efficacy; siswa memiliki kemampuan untuk memecahkan masalah memecahkan masalah
Winda Yunica, 2015 Efektivitas Bimbingan Kelompok Menggunakan Teknik Exercise Untuk Pengembangan Resiliensi
Diri Siswa Penelitian Quasi Experiment Pada Siswa Kelas X Man Kinali, Sumatera Barat Tahun Ajaran 20142015
Universitas Pendidikan Indonesia
|
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu60
7. Reaching out; siswa mampu bangkit dari masalah dan keterpurukan.
c. Asumsi Dasar
Asumsi yang mendasari intervensi teknik group exercise dalam mengembangkan resiliensi diri siswa adalah:
1. Idividu memiliki kemampuan untuk menilai, mengatasi, dan
meningkatkan diri ataupun mengubah dirinya dari keterpurukan atau kesengsaraan dalam hidup. Karena setiap orang itu pasti mengalami
kesulitan ataupun sebuah masalah dan tidak ada seseorang yang hidup di dunia tanpa suatu masalah ataupun kesulitan. Grotberg, 1995, hlm. 10.
Itu artinya resiliensi merupakan potensi yang harus dikembangkan dari siswa.
2. Asumsi mendasar dalam studi mengenai resiliensi adalah bahwa beberapa
individu tetap baik-baik saja meskipun telah mengalami situasi yang sarat adversitas dan beresiko, sementara beberapa individu lainnya gagal
beradaptasi dan terperosok dalam adversitas atau resiko yang lebih berat lagi
Schoon, 2006:9. 3.
Individu memiliki kemampuan untuk 1 mengatasi perubahan yang mengganggu, 2 menjaga kesehatan dan energi dibawah tekanan, 3
bangkit kembali dari keterpurukan, 4 mengatasi kemalangan, 5 mengubah cara berpikir dan bekerja ketika cara lama sudah tidak
mungkin untuk dilakukan, 6 melakukan semua poin di atas tanpa merusak dan membahayakan. Al Siebert, 2005, hlm. 5.
4. Individu memiliki kapasitas untuk merespon secara sehat dan produktif
ketika menghadapi kesulitan atau trauma, dimana hal itu penting untuk mengelola tekanan hidup sehari-hari. Reivich dan Shatte, 2000, hlm. 26,
5. Teknik group excercise membantu individu untuk merangsang diskusi
tentang topik dan isu-isu, Mensimulasikan kepada anggota kelompok
Winda Yunica, 2015 Efektivitas Bimbingan Kelompok Menggunakan Teknik Exercise Untuk Pengembangan Resiliensi
Diri Siswa Penelitian Quasi Experiment Pada Siswa Kelas X Man Kinali, Sumatera Barat Tahun Ajaran 20142015
Universitas Pendidikan Indonesia
|
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu61
untuk mempelajari lebih dalam pikiran dan perasaan, merangsang pembahasan dan diskusi terkait dengan dinamika kelompok dan proses
kelompok. Jacobs, 2009, hlm. 258 6.
Melalui bimbingan kelompok dengan teknik latihan exercise dapat digunakan untuk mengembangkan potensi diri siswa melalui partisipasi
dengan mengangkat suatu fokus dalam memberikan kesempatan belajar bagi siswa untuk mendapatkan informasi serta memberikan rileksasi,
kesenangan dan kenyamanan kepada siswa.
d. Kompetensi Konselor
Dalam melaksanakan bimbingan kelompok dengan menggunakan teknik group exercise untuk meningkatkan resiliensi diri siwa harus
didukung oleh kompetensi memadai yang dimiliki oleh peneliti yang sekaligus berperan sebagai pemberi intervensi. Berbagai sumber menyatakan
bahwa groub exercise dapat diberikan oleh berbagai kalangan dan tidak menuntut lisensi profesional tertentu. Beberapa kalangan yang terbiasa
memberikan intervensi ini diantaranya adalah Guru, Guru BK, Konselor, dan Terapis. Hal ini mengimplikasikan bahwa peneliti memenuhi syarat untuk
melaksanakan bimbingan kelompok dengan menggunakan teknik group exercise. Kompetensi lainnya adalah:
1. Memiliki pemahaman dan pengetahuan yang memadai mengenai konsep
resiliensi diri siswa. 2.
Memiliki pemahaman, pengetahuan, dan keterampilan yang memadai dalam dalam bimbingan kelompok dengan menggunakan groub exercise.
3. Memahami karakteristik siswa di MAN Kinali yang merupakan subjek
dari penelitian ini. 4.
Menunjukkan penerimaan tanpa syarat terhadap konseli sebagai manusia yang tidak lepas dari kesalahan.
Winda Yunica, 2015 Efektivitas Bimbingan Kelompok Menggunakan Teknik Exercise Untuk Pengembangan Resiliensi
Diri Siswa Penelitian Quasi Experiment Pada Siswa Kelas X Man Kinali, Sumatera Barat Tahun Ajaran 20142015
Universitas Pendidikan Indonesia
|
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu62
e. Sasaran Intervensi
Populasi yang menjadi subjek penelitian ini adalah siswa kelas X MAN kinali yang teridentifikasi memiliki resiliensi yang lemah. Sasaran
intervensi adalah peserta didik yang memiliki skor rendah pada aspek karakterisitik resiliensi, yaitu pada aspek Emotions regulations, Impulse
control, Optimism, Casual analysis, Empathy, Self-efficacy, Reaching out.
f. Prosedur Pelaksanaan Intervensi Bimbingan
Secara keseluruhan intervensi group exercise dilaksanakan beberapa kali sesi intervensi untuk kelompok eksperimen. Pelaksanaan intervensi
dilakukan secara fleksibel, artinya pelaksanaan intervensi dapat dilakukan di dalam ruangan kelas atau dilapangan MAN Kinali. Lamanya intervensi
ditentukan oleh exercise yang akan diberikan. Untuk mendokumentasikan hasil penelitian, peneliti bekerja sama dengan guru pembimbing di MAN
Kinali dalam proses perekaman, membagikan instrumen dan memberikan penjelasan tambahan kepada siswa yang belum memahami cara mengisi
instrumen. Pertama peneliti menyebarkan pree test kepada siswa kelas X MAN
kinali. Pengisian pree test berlangsung selama 15 menit dengan terlebih dahulu peneliti menjelaskan prosedur pengisian instrumen dan sesi tanya
jawab. Pree test ini dimaksudkan untuk menentukan populasi resliensi diri siswa yang terindikasi lemah, kemudian menentukan sampel untuk dijadikan
kempok eksperimen dan kelompok kontrol secara acak. Selanjudnya pelaksanaan penelitian yaitu memberikan intervensi group exercise untuk
mengembangkan aspek resiliensi diri siswa yaitu Emotions regulations, Impulse control, Optimism, Casual analysis, Empathy, Self-efficacy,
Winda Yunica, 2015 Efektivitas Bimbingan Kelompok Menggunakan Teknik Exercise Untuk Pengembangan Resiliensi
Diri Siswa Penelitian Quasi Experiment Pada Siswa Kelas X Man Kinali, Sumatera Barat Tahun Ajaran 20142015
Universitas Pendidikan Indonesia
|
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu63
Reaching out, dengan tujuh kali sesi intervensi. Masing-masing sesi mengintervensi satu aspek resiliensi.
Prosedur pelaksanaan bimbingan kelompok dengan menggunakan teknik exercise adalah :
1. Tahap awal, yaitu orientasi peserta pembinaan hubungan baik, adalah
proses pembentukan kelompok dan pembinaan hubungan yang baik dalam sebuah kelompok. Pada tahap ini peserta diberikan permainan
yang bersifat pengakraban dan penjajagan antara peserta. 2.
Tahap transisi, yaitu orientasi permainan kelompok. Tahap ini merupakan tahap pengembangan arah dan tujuan kelompok sehingga
akan tercapai kesepakatan dalam diri anggota kelompok untuk melakukan apa dan bagaimana proses dari kegiatan yang akan
dilakukan. Pada tahap ini konselor memberikan penjelasan sebagai berikut:
a. Tujuan group exercise yang meliputi tujuan umum dan tujuan
khusus permainan kelompok yang akan dilaksanakan secara singkat.
b. Tata cara group exercise secara umum yang meliputi cara memulai,
melaksanakan dan mengakhiri exercise. c.
Peran peserta dan peran fasilitator. 3.
Tahap kerja atau tahap inti, yaitu pelaksanaan group exercise. Pada tahap ini seluruh peserta diajak untuk terlibat aktif dalam permainan
kelompok yang dilaksanakan. Di samping itu fasilitator memberikan dorongan empatik dan penguatan kepada peserta pada saat exercise
berlangsung. Pada inti dari pelaksanaan penelitian yaitu memberikan
intervensi group exercise untuk mengembangkan aspek resiliensi diri siswa yaitu Emotions regulations, Impulse control, Optimism, Casual
Winda Yunica, 2015 Efektivitas Bimbingan Kelompok Menggunakan Teknik Exercise Untuk Pengembangan Resiliensi
Diri Siswa Penelitian Quasi Experiment Pada Siswa Kelas X Man Kinali, Sumatera Barat Tahun Ajaran 20142015
Universitas Pendidikan Indonesia
|
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu64
analysis, Empathy, Self-efficacy, Reaching out, dengan tujuh kali sesi intervensi. Masing-masing sesi mengintervensi satu aspek resiliensi.
Intervensi group exercise dengan menggunkan metode, 1 dyat and triad, 2 creative props, 3 written, 4 Rounds. Berikut penjelasan setiap
sesi yang akan dilaksanakan: a
Sesi Pertama Sesi pertama intervensi group exercise pada kelompok
eksperimen adalah metode dyiat and triad dengan materi obrolan orang tua. Aspek resliensi yang diintervensi yakni emotions regulation.
Obrolan orang tua ini akan diperankan oleh masing siswa dengan tema sesuai aspek yang ingin dicapai. Tujuan dari intervensi ini adalah agar
siswa mampu mengendalikan emosi yang dirasakan dengan terkontrol. Setelah exercise dyiat and triad ini dilakukan kemudian peneliti akan
merefleksikan yang dirasakan oleh siswa dari kekgiatan yang sudah dilakukan, dilanjutkan dengan diskusi tentang kegiatan tadi yang
mengacu pada pembahasan aspek yang ingin dicapai. b
Sesi Kedua Sesi kedua intervensi group exercise adalah metode creative
props, aspek resiliensi yang diintervensi yakni impulse contol. Tujuan dari intervensi ini adalah agar siswa mampu mengendalikan
impulsivitas dengan mencegah terjadinya kesalahan pemikirian dan tindakan, sehingga dapat memberikan repon yang tepat pada
permasalahan yang ada. Exercise yang akan dilakukan adalah menjernihkan pikiran kegiatan terlampir.
c Sesi Ketiga
Sesi ketiga intervensi group exercise adalah seni dan written dengan aspek resiliensi yang diintervensi yakni optimism. Tujuan dari
intervensi ini adalah membangun kepercayaan dalam diri siswa akan
Winda Yunica, 2015 Efektivitas Bimbingan Kelompok Menggunakan Teknik Exercise Untuk Pengembangan Resiliensi
Diri Siswa Penelitian Quasi Experiment Pada Siswa Kelas X Man Kinali, Sumatera Barat Tahun Ajaran 20142015
Universitas Pendidikan Indonesia
|
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu65
terwujudnya masa depan yang lebih baik jika diiringi dengan segala usaha untuk mewujudkan hal tersebut. Exercise yang diberikan adalah
menulis cita-citaku.
d Sesi Keempat
Sesi keempat intervensi group exercise adalalah creative props, aspek resiliensi yang diintervensi casual analysis. Tujuan dari
intervensi adalah siswa mampu mengidentifikasikan semua penyebab yang menyebabkan kemalangan yang menimpa mereka tanpa
menyalahkan orang lain atas kesalah yang mereka perbuat. Kegiatan exercise yang dilakukan adalah membangun menara kegiatan
terlampir e
Sesi Kelima Sesi kelima intervensi group exercise adalah rouds, yang
dimaksud dalam kegiatan ini adalah, siswa memiliki kemampuan untuk merasakan perasan orang lain dengan melatih kepekaan mereka
terhadap sentuhan verbal dan non verbal dari orang lain. Aspek resiliensi yang diintervensi adalah aspek empathy. Exercise yang
diberikan adalah bebas bereksperesi kegiatan terlampir. f
Sesi Keenam Sesi keenam intervensi group exercise adalah creative props
dengan aspek resiliensi yang diintervensi adalah self efficacy. Tujuan dari intervensi ini adalah siswa merasa memiliki kemampuan dalam
memecahkan masalah yang mereka hadapi. Exercise yang deberikan adalah sembilan titik kegitan terlampir
g Sesi ketujuh
Winda Yunica, 2015 Efektivitas Bimbingan Kelompok Menggunakan Teknik Exercise Untuk Pengembangan Resiliensi
Diri Siswa Penelitian Quasi Experiment Pada Siswa Kelas X Man Kinali, Sumatera Barat Tahun Ajaran 20142015
Universitas Pendidikan Indonesia
|
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu66
Sesi ketujuh intervensi group exercise adalah menuli Creative porps, aspek resiliensi yang diintervensi adalah reaching out. Tujuan
dari intervensi ini adalah membantu siswa agar memiliki kemampuan meraih aspek positif dari kehidupan setelahkemalangan yang menimpa
mereka, sehingga siswa benar-benar dapat bangkit dari masalah dan keterpurukan yang mereka alami. Exercise yang diberikan adalah bola
mental. 4.
Tahap terminasi, yaitu tahap refleksi dan pengakhiran group exercise. Pada tahap ini peneliti membantu peserta dalam menyerap pengalaman,
wawasan dan hikmah yang diperoleh setelah mengikuti group exercise. Adapun contoh yang dilakukan oleh peneliti pada tahap ini adalah:
a. Memberikan kesempatan kepada setiap peserta untuk menjelaskan
pengalaman apa yang didapatkan dalam exercise yang diberikan. b.
Memberikan kesempatan setiap peserta exercise untuk menjelaskan masalah yang dihadapi dalam pelaksanan permainan dan
penanganannya. c.
Memberikan kesempatan kepada peserta untuk menjelaskan pelajaran yang diperoleh dari group exercise yang telah diikuti.
d. Mengarahkan peserta group exercise untuk membahas proses
pelaksanaan dan hasil exercise berkaitan dengan permasalahan dan pengaplikasian dalam kehidapan sehari-hari peserta.
g. Evaluasi
Untuk mengukur keberhasilan keseluruhan intervensi group execise maka dilakukan penilaian terhadap proses dan hasil exercise. Penilaian
terhadap proses exercise difokuskan pada keterlaksanaan sesi intervensi konseling berdasarkan tahapan-tahapan yang telah ditetapkan. Sedangkan
Winda Yunica, 2015 Efektivitas Bimbingan Kelompok Menggunakan Teknik Exercise Untuk Pengembangan Resiliensi
Diri Siswa Penelitian Quasi Experiment Pada Siswa Kelas X Man Kinali, Sumatera Barat Tahun Ajaran 20142015
Universitas Pendidikan Indonesia
|
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu67
penilaian terhadap hasil difokuskan terhadap perubahan sikap konseli setelah mengikuti keseluruhan sesi intervensi konseling.
Penilaian terhadap proses bimbingan dilakukan dengan mengamati dan menganalisis secara seksama mulai dari tahap awal, tahap inti, sampai
tahap akhir pelaksanaan intervensi bimbingan adalah melalui post-test yang bertujuan untuk mengetahui keefektifan bimbingan kelompok menggunakan
group exercise untuk meningkatkan resiliensi diri siswa. Adanya peningkatan rata-rata dan persentase antara sebelum pemberian intervensi
exercise pre test dengan setelah pemberian intervensi exercise post test, hai ini merupakn indikator keberhasilan intervensi bimbingan kelompok
menggunakan teknik exercise. Selain itu, indikator keberhasilan setiap sesi intervensi bimbingan ditentukan oleh penguasaan peserta terhadap
pengetahuan dan keterampilan tertentu sebagaimana disebutkan dalam garis besar isi intervensi bimbingan yang dirangkup dari jurnal harian siswa.
K. Teknik analisis data