Winda Yunica, 2015 Efektivitas Bimbingan Kelompok Menggunakan Teknik Exercise Untuk Pengembangan
Resiliensi Diri Siswa Penelitian Quasi Experiment Pada Siswa Kelas X Man Kinali, Sumatera Barat Tahun Ajaran 20142015
Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu5
resiliensi atau daya lentur. Daya lentur resilience merupakan kapasitas manusiawi yang dimiliki seseorang dan berguna untuk menghadapi,
memperkuat diri atau bahkan mengubah kondisi kehidupan yang tidak menyenangkan traumatik menjadi suatu hal yang wajar untuk diatasi Juke,
2003, hlm. 63. Tanpa adanya resiliensi tidak akan ada keberanian, ketekunan, tidak ada rasionalitas, tidak ada insight Desmita, 2013, hlm. 227.
Kemampuan individu dalam kesiapannya menghadapi tantangan hidup yang serba tak pasti dan daya saing yang ia miliki salah satunya ditentukan dengan
kemampuan individu dalam menghadapi permasalahan yang dihadapinya.
B. Identifikasi Dan Rumusan Masalah
Sebagian siswa atau remaja memiliki masa lalu yang kurang menguntungkan bagi perkembangan mereka. Bahkan setiap individu pernah
mengalami berbagai peristiwa yang kurang menyenangkan tetapi tidak dapat dihindarkan. Setiap individu pernah mengalami kegagalan dan masa-masa
yang penuh dengan kesulitan. Masa lalu memang tidak dapat diubah, tetapi pengaruh negatif masa lalu dapat dikurangi atau bahkan dihilangkan. Untuk
tujuan tersebut resiliensi individu perlu dikembangkan. Pengembangan resiliensi sangat bermanfaat sebagai bekal dalam menghadapi situasisituasi
sulit yang tidak dapat dihindarkan. Beberapa dari hasil studi penelitian mengenai resiliensi mangatakan
bahwa beberapa individu tetap baik-baik saja meskipun telah mengalami situasi yang sarat adversitas dan beresiko, sementara beberapa individu lainnya
gagal beradaptasi dan terperosok dalam adversitas atau resiko yang lebih berat lagi Schoon, 2006, hlm. 9. Sedangkan hasil penelitian lain mengungapkan
bahwa rendahnya tingkat resiliensi dalam diri individu akan menimbulkan kerentanan terhadap resiko dari adversitas. Masten 1994 dalam Davis, 1999,
hlm. 1 melakukan penelitian longitudinal dan cross sectional. Topik yang diteliti adalah tingkat resiliensi anak dikaitkan dengan berbagai permasalahan
keluarga disfungsi seperti orangtua dengan gangguan jiwa, kesulitan finansial, ibu remaja, penyakit kronis, kriminalitas, penelantaran dan penganiayaan.
Setelah 20 tahun masa penelitian diperoleh hasil yang mengindikasikan bahwa
Winda Yunica, 2015 Efektivitas Bimbingan Kelompok Menggunakan Teknik Exercise Untuk Pengembangan
Resiliensi Diri Siswa Penelitian Quasi Experiment Pada Siswa Kelas X Man Kinali, Sumatera Barat Tahun Ajaran 20142015
Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu6
anak yang tumbuh dalam keluarga disfungsi, atau yang mengalami penelantaran dan penganiayaan cenderung memiliki resiliensi diri yang rendah
dan tumbuh menjadi orang dewasa yang rentan, dikarenakan dalam perkembangannya lebih banyak peristiwa yang memicu stress dan kurang
mampu mengatasi tekanan yang ditimbulkan oleh peristiwa tersebut. Liquanti 1992, hlm. 2 menyebutkan secara khusus bahwa resiliensi
merupakan kemampuan yang dimiliki seseorang dimana mereka tidak mengalah saat menghadapi tekanan dan perubahan dalam lingkungan. Mereka
juga senantiasa terhindar dari penggunaan obat terlarang, kenakalan remaja, kegagalan akademik, depresi, stres berkepanjangan, perilaku menyimpang dan
gangguan mental. Artinnya resiliensi merupakan potensi yang sudah dimiliki oleh setiap individu yang perlu dijaga dan dikembangkan.
Dalam mengembangkan resiliensi remaja untuk siap menghadapi tekan dan pemasalahan tersebut memerlukan sebuah upaya bantuan. Sebagai bagian
integral dalam pendidikan, bimbingan dan konseling memegang peranan penting dalam membantu siswa mengatasi berbagai permasalahan pribadi yang
dapat menghambat perkembangan siswa. Salah layanan yang dapat digunakan dalam bimbingan dan konseling adalah bimbingan kelompok. Dalam beberapa
penelitian bimbingan kelompok terbukti dapat membantu mengoptimalkan dan meningkatkan atau pengembangkan potensi siswa, seperti yang sudah
dilakukan oleh Aini, L. K, Nursalim, M 2012 bahwa bimbingan kelompok dengan teknik sosiodrama mampu meningkatkan kemampuan interaksi siswa
dilingkungan sekolah dari hasil penelitain dapat dijelaskan nilai p=0,01 α= 0,05, maka Ho ditolak dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ada
pengaruh posotif penggunaan bimbingan kelompok dengan teknik sosiodrama terhadap peningkatan kemampuan interaksi sosial pada siswa kelas VII SMP.
Aswida. W. dkk. 2012 juga menggunakan bimbingan kelompok untuk mengurangi kecemasan berkomunikasi siswa. Berdasarkan hasil analisis
data penelitian dan pembahasannya maka dapat ditarik kesimpulan: 1 tingkat kecemasan berkomunikasi siswa sebelum diberikan layanan bimbingan
kelompok berada pada kategori tinggi. 2 tingkat kecemasan berkomunikasi siswa setelah diberikan layanan bimbingan kelompok berada pada kategori
Winda Yunica, 2015 Efektivitas Bimbingan Kelompok Menggunakan Teknik Exercise Untuk Pengembangan
Resiliensi Diri Siswa Penelitian Quasi Experiment Pada Siswa Kelas X Man Kinali, Sumatera Barat Tahun Ajaran 20142015
Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu7
rendah. 3 terdapat perbedaan yang signifikan antara tingkat kecemasan berkomunikasi siswa sebelum dan setelah diberikan layanan bimbingan
kelompok, dimana tingkat kecemasan berkomunikasi siswa mengalami penurunan dari tingkat kecemasan berkomunikasi kategori tinggi menjadi
rendah. mengacu kepada penjelasan diatas dengan menggunakan dinamika kelompok dapat membantu siswa untuk mengembangkan potesi yang ada pada
siswa, termasuk kemampuan dalam bertahan menghadapi masalah kehidupan resiliensi. Sesuai dengan yang dijelaskan oleh Rusmana 2009, hlm. 13
bim bingan kelompok adalah sebagai “suatu proses pemberian bantuan kepada
individu melalui suasana kelompok yang memungkinkan setiap anggota untuk belajar berpartisipasi aktif dan berbagi pengalaman dalam upaya
pengembangan wawasan, sikap dan atau keterampilan yang diperlukan dalam upaya mencegah timbulnya masalah atau dalam upaya pengembangan pribadi”.
Dari beberapa peneliti yang sudah menggunakan bimbingan kelompok untuk membantu siswa mengembangkan potensi yang dimilikinya, maka dari
itu saya dalam penelitian ini juga akan menggunakan bimbingan kelompok untuk membantu siswa meningkatkan potensi resiliensi diri dengan
menggunakan salah satu teknik yang ada dalam bimbingan kelompok yaitu teknik group exercise.
Berdasarkan identifikasi masalah, rendahnya resiliensi anak bangsa bukanlah suatu hal yang layak dibiarkan, remaja perlu diajari bagaimana
mengembangkan resiliensi dalam diri mereka, agar mereka memiliki bekal kemampuan untuk bangkit dan bertahan dalam situasi yang sarat perubahan
dan tekanan seperti yang sedang terjadi di era globalisasi saat ini. Sehingga
rumusan masalah dalam penelitian ini adalah perlu dikembangkan resiliensi diri bagi remaja yang memiliki resiliensi yang lemah. Berdasarkan rumusan
masalah, maka pertanyaan penelitan dalam tesis ini adalah:
1. Apakah efektif bimbingan kelompok dengan menggunakan teknik group
exercise dalam pengembangan resiliensi diri siswa.
Winda Yunica, 2015 Efektivitas Bimbingan Kelompok Menggunakan Teknik Exercise Untuk Pengembangan
Resiliensi Diri Siswa Penelitian Quasi Experiment Pada Siswa Kelas X Man Kinali, Sumatera Barat Tahun Ajaran 20142015
Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu8
C. Tujuan Penelian