Hal-hal Yang Mempengaruhi Tingkat Pengetahuan

yang telah paham tentang objek atau materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpan, meramalkan terhadap objek yang dipelajari. 3. Aplikasi Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah di pelajari pada situasi dan kondisi sebenarnya. 4. Analisis Analisis adalah kemampuan untuk menjabarkan materi atau objek kedalam komponen-komponen, tetapi masih didalam suatu struktur organisasi tersebut dan masih ada kaitannya satu sama lain. 5. Sintesis Sintesis merujuk kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian didalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Misalnya dapat menyusun, dapat merencanakan, dapat menyesuaikan dan sebagainya terhadap suatu teori yang telah ada. 6. Evaluasi Evaluasi ini barkaitan dengan kemampuan untuk melakukan penilaian terhadap suatu stimulus atau objek, misalnya dapat membandingkan antara yang cukup gizi dengan yang tidak.

2.1.2 Hal-hal Yang Mempengaruhi Tingkat Pengetahuan

Pengetahuan bukanlah sesuatu yang sudah ada dan tersedia dan sementara orang lain tinggal menerimanya. Pengetahuan adalah sebagai suatu pembentukan Universitas Sumatera Utara yang terus menerus oleh seseorang yang setiap saat mengalami reorganisasi karena adanya pemahaman -pemahaman baru. Menurut Notoatmodjo 2005 ada beberapa faktor yang memengaruhi pengetahuan seseorang yaitu : 1. Pendidikan. Pendidikan adalah suatu usaha untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan didalam dan di luar sekolah dan berlangsung seumur hidup. Pendidikan mempengaruhi proses belajar, makin tinggi pendidikan seeorang makin mudah orang tersebut untuk menerima informasi. Dengan pendidikan tinggi maka seseorang akan cenderung untuk mendapatkan informasi, baik dari orang lain maupun dari media massa. Semakin banyak informasi yang masuk semakin banyak pula pengetahuan yang didapat tentang kesehatan. Pengetahuan sangat erat kaitannya dengan pendidikan dimana diharapkan seseorang dengan pendidikan tinggi, maka orang tersebut akan semakin luas pula pengetahuannya. Namun perlu ditekankan bahwa seorang yang berpendidikan rendah tidak berarti mutlak berpengetahuan rendah pula. Peningkatan pengetahuan tidak mutlak diperoleh dipendidikan formal, akan tetapi juga dapat diperoleh pada pendidikan non formal. Penyuluhan merupakan salah satu kegiatan pendidikan non formal yang dapat dilakukan dengan berbagai metode. Metode yang digunakan dalam pelaksanaan kegiatan penyuluhan memiliki peranan yang sangat penting dalam meningkatkan pengetahuan sasaran penyuluhan. 2. Mass media informasi. Informasi yang diperoleh baik dari pendidikan formal maupun non formal dapat memberikan pengaruh jangka pendek immediate impact sehingga Universitas Sumatera Utara menghasilkan perubahan atau peningkatan pengetahuan. Majunya teknologi akan tersedia bermacam – macam media massa yang dapat memengaruhi pengetahuan masyarakat tentang inovasi baru. Sebagai sarana komunikasi, berbagai bentuk media massa seperti televisi, radio, surat kabar, majalah, dan lain-lain mempunyai pengaruh besar terhadap pembentukan opini dan kepercayaan orang. Dalam penyampaian informasi sebagai tugas pokoknya, media massa membawa pula pesan - pesan yang berisi sugesti yang dapat mengarahkan opini seseorang. Adanya informasi baru mengenai sesuatu hal memberikan landasan kognitif baru bagi terbentuknya pengetahuan terhadap hal tersebut. 3. Sosial budaya dan ekonomi. Kebiasaan dan tradisi yang dilakukan orang-orang tanpa melalui penalaran apakah yang dilakukan baik atau buruk. Dengan demikian seseorang akan bertambah pengetahuannya walaupun tidak melakukan. Status ekonomi seseorang juga akan menentukan tersedianya suatu fasilitas yang diperlukan untuk kegiatan tertentu, sehingga status sosial ekonomi iniakan memengaruhi pengetahuan seseorang. 4. Lingkungan. Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di sekitar individu, baik lingkungan fisik, biologis, maupun sosial. Lingkungan berpengaruh terhadap proses masuknya pengetahuan kedalam individu yang berada dalam lingkungan tersebut. Hal ini terjadi karena adanya interaksi timbal balik ataupun tidak yang akan direspon sebagai pengetahuan oleh setiap individu. Universitas Sumatera Utara 5. Pengalaman. Pengalaman sebagai sumber pengetahuan adalah suatu cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan dengan cara mengulang kembali pengetahuan yang diperoleh dalam memecahkan masalah yang dihadapi masa lalu. Pengalaman belajar dalam bekerja yang dikembangkan memberikan pengetahuan dan keterampilan profesional serta pengalaman belajar selama bekerja akan dapat mengembangkan kemampuan mengambil keputusan yang merupakan manifestasi dari keterpaduan menalar secara ilmiah dan etik yang bertolak dari masalah nyata dalam bidang kerjanya. 6. Umur. Umur memengaruhi terhadap daya tangkap dan pola pikir seseorang. Semakin bertambah usia akan semakin berkembang pula daya tangkap dan pola pikirnya, sehingga pengetahuan yang diperolehnya semakin membaik. Pada usia madya, individu akan lebih berperan aktif dalam masyarakat dan kehidupan sosial serta lebih banyak melakukan persiapan demi suksesnya upaya menyesuaikan diri menuju usia tua, selain itu orang usia madya akan lebih banyak menggunakan banyak waktu untuk membaca. Kemampuan intelektual, pemecahan masalah, dan kemampuan verbal dilaporkan hampir tidak ada penurunan pada usia ini. 2.2 Sikap 2.2.1. Defenisi Sikap

Dokumen yang terkait

PENGARUH PROMOSI KESEHATAN TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP Pengaruh Promosi Kesehatan tentang Kesehatan Reproduksi terhadap Pengetahuan dan Sikap Remaja tentang Seks Pranikah di SMA Muhammadiyah 4 Surakarta.

0 4 16

PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN REPRODUKSI MELALUI MEDIA ELEKTRONIK VIDEO TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN Pengaruh Penyuluhan Kesehatan Reproduksi Melalui Media Elektronik Video Terhadap Tingkat Pengetahuan Kesehatan Reproduksi Pada Siswa SMP Negeri 9 Surakar

0 1 12

PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN REPRODUKSI MELALUI MEDIA ELEKTRONIK VIDEO TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN Pengaruh Penyuluhan Kesehatan Reproduksi Melalui Media Elektronik Video Terhadap Tingkat Pengetahuan Kesehatan Reproduksi Pada Siswa SMP Negeri 9 Surakar

0 2 13

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA VIDEO DAN MEDIA LEAFLET TERHADAP PERUBAHAN PENGETAHUAN DAN SIKAP SISWA Efektivitas Penggunaan Media Video Dan Media Leaflet Terhadap Perubahan Pengetahuan Dan Sikap Siswa Tentang Bahaya Napza Di Smp Negeri 3 Mojosongo Boyolal

0 1 18

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA VIDEO DAN MEDIA LEAFLET TERHADAP PERUBAHAN PENGETAHUAN DAN SIKAP SISWA Efektivitas Penggunaan Media Video Dan Media Leaflet Terhadap Perubahan Pengetahuan Dan Sikap Siswa Tentang Bahaya Napza Di Smp Negeri 3 Mojosongo Boyolal

0 1 16

PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI MELALUI MEDIA CETAK (LEAFLET) DAN MEDIA ELEKTRONIK (VIDEO) DI SMA N 1 BAGAN SINEMBAH

0 0 55

Pengetahuan dan Sikap Remaja Tentang Kesehatan Reproduksi Melalui Media Cetak (Leaflet) dan Media Elektronik (Video) Terhadap di SMA N 1 Bagan Sinembah

0 2 33

PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI MELALUI MEDIA CETAK (LEAFLET) DAN MEDIA ELEKTRONIK (VIDEO) DI SMA N 1 BAGAN SINEMBAH TAHUN 2014 SKRIPSI

0 0 15

EFEKTIVITAS KURIKULUM KESEHATAN REPRODUKSI TERHADAP SIKAP DAN PENGETAHUAN REMAJA TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI DI SMA N 1 LENDAH DAN SMA N 1 GALUR KULON PROGO

0 0 14

EFEKTIVITAS PENDIDIKAN KESEHATAN MELALUI MEDIA FLIP CHART DAN MEDIA VIDEO TERHADAP PENGETAHUAN REMAJA TENTANG HIVAIDS DI SMA NEGERI 10 GOWA

1 5 147