commit to user
11
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Kerangka Teori
1. Tinjauan Umum Tentang Kasasi
a. Pengertian Kasasi
Lembaga kasasi sebenarnya berasal dari Perancis. Yang barasal dari kata casser yang artinya memecah. Pada asasnya
kasasi didasarakan pada pertimbangan bahwa terjadi kesalahan penerapan hukum atau hakim telah melampaui kekuasaan
kehakiman Andi Hamzah, 2002: 292. Pada tanggal 21 Agustus 1790 dibentuklah le tribunal de
cassation dan pada tahun 1810 de Cour de cassation telah terorganisasi dengan baik. Kemudian adanya lembaga kasasi
tersebut di tiru di negeri Belanda yang akhir juga dibawa ke Indonesia pada masa penjajahan Belanda Andi Hamzah, 2002:
292. Kasasi adalah pembatalan atas keputusan Pengadilan-
pengadilan yang lain yang dilakukan pada tingkat peradilan terakhir dan dimana menetapkan perbuatan Pengadilan-
pengadilan lain dan para hakim yang bertentangan dengan hukum, kecuali keputusan Pengadilan dalam perkara pidana yang
mengandung pembebasan terdakwa dari segala tuduhan, hal ini sebagaimana ditentukan dalam Pasal 16 UU No. 1 Tahun 1950
jo. Pasal 244 UU No. 8 Tahun 1981 dan UU No. 14 Tahun 1985 jo. UU No. 5 Tahun 2004 tentang Perubahan atas Undang-
Undang No. 14 Tahun 1985 tentang Mahkamah Agung.
commit to user
12
b. Alasan Kasasi
Kasasi dilakukan jika terdapat ketidakpuasan antara masing-masing
pihak yang
sedang berpekara.
Sebelum melakukan kasasi, masing-masing pihak harus terlebih dahulu
melakukan proses hukum pada tingkat pengadilan yang lebih tinggi hingga pada akhirnya sampai ke Mahkamah Agung.
Ketidak puasan tersebut dapat terjadi karena rasa keadilan yang diinginkan oleh kedua belah pihak belum terpenuhi secara
utuh sebagaimana yang mereka kehendaki. Alasan pengajuan kasasi berdasarkan ketentuan pasal 253
ayat Undang- Undang No. 8 Tahun 1981 tentang KUHAP, yaitu apakah benar suatu peraturan hukum tidak diterapkan atau
diterapkan tidak sebagaimana mestinya; apakah benar cara mengadili tidak dilaksanakan menurut ketentuan undang-undang;
atau apakah
benar pengadilan
telah melampaui
batas wewenangnya
c. Tujuan Kasasi
Adanya kasasi tersebut bertujuan untuk menciptakan kesatuan penerapan hukum dengan jalan membatalkan putusan yang
bertentangan dengan
undang-undang atau
keliru dalam
menerapkan hukum Andi Hamzah, 2002: 292 d.
Tata Cara Kasasi Pengajuan kasasi dalam perkara pidana menurut Pasal 54
Undang-UndangNo.14 Tahun 1985 yang menegaskan, dalam pemeriksaan kasasi untuk perkara pidana digunakan hukum acara
sebagaimana diatur dalam Kitab Undang-undang Hukum Acara Pidana.
Adapun prosedur pengajuan kasasi dalam perkara pidana diatur dalam pasal 254 KUHAP adalah Permohonan kasasi
commit to user
13
disampaikan oleh pemohon kepada panitera pengadilan yang telah memutus perkaranya dalam tingkat pertama, dalam waktu
14 empat belas hari sesudah putusan pengadilan yang dimintakan kasasi itu.diberitahukan kepada terdakwa. Permintaan
tersebut oleh panitera ditulis dalam sebuah surat keterangan yang ditandatangani oleh panitera serta pemohon, dan dicatat dalam
daftar yang dilampirkan pada berkas perkara. Dalam hal Pengadilan Negeri menerima permohonan kasasi, baik yang
diajukan oleh penuntut umun, atau terdakwa maupun yang diajukan oleh penuntut umum dan terdakwa sekaligus, maka
panitera wajib memberitahukan permintaan dari pihak yang satu kepada pihak yang lain.
Dalam pasal 246 KUHAP menegaskan bahwa Apabila tenggang waktu 14 hari telah lewat tanpa diajukan permohonan
kasasi oleh yang bersangkutan, maka yang bersangkutan dianggap menerima putusan. Apabila dalam tenggang waktu 14
hari, pemohon terlambat mengajukan permohonan kasasi maka hak untuk itu gugur. Atas anggapan menerima putusan atau
terlambat mengajukan permohonan kasasi, maka panitera mencatat dan membuat akta.mengenai hal itu serta melekatkan
akta tersebut pada berkas perkara. Selama perkara permohonan kasasi belum diputus oleh
Mahkamah Agung, permohonan kasasi dapat dicabut sewaktu- waktu dan dalam hal sudah dicabut, permohonan kasasi dalam
perkara itu tidak dapat diajukan lagi. Jika pencabutan dilakukan sebelum berkas perkara dikirim ke Mahkamah Agung, berkas
tersebut tidak jadi dikirimkan. Apabila perkara telah mulai diperiksa akan tetapi belum diputus, sedangkan sementara itu
pemohon mencabut permohonan kasasinya, maka pemohon
commit to user
14
dibebani membayar biaya perkara yang telah dikeluarkan oleh Mahkamah Agung hingga saat pencabutannya. Perlu diingat,
berdasarkan Pasal 247 ayat 4 UU No. 8 Tahun 1981 tentang Kitab Undang Hukum Acara Pidana, Permohonan kasasi hanya
dapat dilakukan satu kali. Pemeriksaan dalam tingkat kasasi dilakukan seperti halnya
dalam tingkat banding, atas dasar surat-surat, yaitu terutama putusan,
berkas perkara
dan risalah-risalah
kasasi. Permusyawaratan hakim untuk menentukan putusan dilakukan
dalam rapat tertutup, tetapi putusan diucapkan dalam sidang yang terbuka untuk umum.
Mengenai keputusan kasasi yang oleh Mahkamah Agung, pemohon kasasi akan diberitahu tentang hal tersebut melalui
Pengadilan Negeri atau Pengadilan Tingkat Pertama, dalam hal ini Jurusita pada Pengadilan Tingkat Pertama tersebut akan
memberitahukan putusan kasasi itu kepada kedua belah pihak yang berperkara.
2. Tinjauan Umum Tentang Pertimbangan Hakim