BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Lokasi Penelitian
Penelitian dilakukan di Kecamatan Sinunukan Kabupaten Mandailing Natal Provinsi Sumatera Utara. Peningkatan produktivitas kelapa sawit memberikan
konstribusi besar bagi masyarakat di Kecamatan Sinunukan. Sejak tahun 2007 Kecamatan Sinunukan adalah Kecamatan penghasil kelapa sawit terbesar di
Kabupaten Mandailing Natal. Penelitian dilaksanakan di Desa dengan perkebunan kelapa sawit yang sudah berproduksi.
3.2. Populasi dan Sampel
Pengambilan Populasi dalam Penelitian dilakukan di Kecamatan Sinunukan, dimana desa yang terkait dengan Pola Kemitraan Pengembangan Perkebunan adalah
desa Sinunukan I, Sinunukan II, Sinunukan III dan Sinunukan IV. Teknik pengambilan sampel desa di Kecamatan Sinunukan dilakukan dengan Puposive
Sampling yaitu penarikan sampel hanya pada desa yang terkait dengan pola kemitraan di Kecamatan Sinunukan. Penentuan sampel di desa terkait dilakukan
sesuai metode Gay dan Diehl 1992 dalam Mustafa, 2000 yaitu 10 dari total populasi secara acak.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 1. Penentuan Sampel berdasarkan Pola Kemitraan No.
Nama Desa Pola Kemitraan
Jumlah AnggotaKK
Leas Lahan
Ha Jumlah
Sampel
PIR Profit
Share 1
Sinunukan I √
500 1000
50 2
Sinunukan II √
600 1120
60 3
Sinunukan III √
500 1000
50 4
Sinunukan IV √
610 1098
61
Jumlah 221
Sumber : Diolah dari Data Primer, 2011 3.3. Data dan Sumber Data
Data penelitian terdiri dari data primer dan sekunder. Data primer merupakan data yang diperoleh melalui kuisioner dengan menggunakan daftar pertanyaan yang
telah dipersiapkan terlebih dahulu dan diskusi dengan pemuka masyarakat berupa pendapatan, modal, luas lahan dan tenaga kerja. Data sekunder terdiri dari data yang
diperoleh data-data yang telah ada diinstansi terkait seperti Badan Pusat Statistik Kabupaten Mandailing Natal, Bappeda dan Dinas Perindustrian Perdagangan,
Koperasi, UKM dan Pasar. Data yang dikumpulkan adalah data letak geografis Kecamatan Sinunukan, jumlah Desa di Kecamatan Sinunukan, jumlah penduduk,
jumlah desa yang terkait pola kemitraan perkebunan beserta jenis pola kemitraan. 3.4. Metode Analisis
Untuk mengetahui dampak pola kemitraan perkebunan terhadap faktor produksi perkebunan rakyat dan pengembangan wilayah di Kecamatan Sinunukan digunakan
analisis deskriptif. Analisis uji t independen digunakan untuk dapat menganalisis perbedaan pendapatan antara pola kemitraan PIR dan Profit Share yaitu dengan
Universitas Sumatera Utara
membandingkan dua program pola kemitraan yang berbeda dengan data penghasilan petani yang seragam setelah perkebunan kelapa sawit berproduksi. Variasi
pendapatan tidak ditemukan karena responden merupakan anggota kelompok tani yang tergabung dalam koperasi, dimana petani di Sinunukan I merupakan anggota
Koperasi Harapan, petani Sinunukan II anggota Koperasi Cerah, petani Sinunukan III dengan Koperasi Cahaya, dan Koperasi Hemat dengan Sinunukan IV. Keanggotaan
petani dalam KUD menyebabkan petani memperoleh pendapatan yang sama dari hasil perkebunan kelapa sawit setiap bulan untuk setiap KUD di setiap Desa.
Sehingga diambil rata-rata pendapatan selama 2 tahun terakhir atau 24 bulan. dengan rumus :
2 2
2 1
2 1
2 1
n SD
n SD
x x
t +
− =
Dimana : t
= Nilai t hitung
1
x = Rata-rata pendapatan petani dengan pola PIR
2
x
= Rata-rata pendapatan petani dengan pola Profit Share Sd
1
Sd = Standart deviasi sampel pola PIR
2
n = Standart deviasi sampel pola Profit Share
1
n = Sampel pola PIR
2
Sudjana, 2005 = Sampel pola Profit Share
Universitas Sumatera Utara
Untuk mengetahui perbedaan pendapatan petani sebelum dan sesudah melaksanakan pola kemitraan PIR dilakukan dengan uji beda rata-rata satu sampel.
Uji beda rata-rata satu sampel digunakan karena petani plasma memiliki pendapatan yang berbeda sebelum melakukan pola kemitraan dan memiliki pendapatan yang
sama setelah melakukan pola kemitraan. Kesamaan pendapatan karena petani merupakan anggota koperasi, petani di Desa Sinunukan I merupakan anggota
Koperasi Harapan, petani Sinunukan III dengan Koperasi Cahaya.
n SD
x x
t −
=
Dimana : t
= Nilai t hitung x
= Nilai rata-rata pendapatan petani sesudah mengikuti pola kemitraan PIR x
SD = Standart deviasi
= Nilai rata-rata pendapatan petani sebelum mengikuti pola kemitraan PIR
n = Jumlah Sampel
Sudjana, 2005 Demikian halnya untuk mengetahui perbedaan pendapatan petani sebelum dan
sesudah melaksanakan pola kemitraan Profit Share digunakan uji beda rata-rata satu sampel, karena petani plasma memiliki pendapatan yang sama setelah melakukan
pola kemitraan. Kesamaan pendapatan karena petani merupakan anggota koperasi,
Universitas Sumatera Utara
petani di Sinunukan II merupakan anggota Koperasi Cerah, dan Koperasi Hemat dengan Sinunukan IV.
Dimana : t
= Nilai t hitung x = Nilai rata-rata pendapatan petani sesudah mengikuti pola kemitraan
Profit Share x
Profit Share = Nilai rata-rata pendapatan petani sebelum mengikuti pola kemitraan
SD = Standart deviasi
n =
Jumlah Sampel Sudjana, 2005
3.5. Defenisi Operasional Penelitian