BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Uraian Teoritis
2.1.1 Stress Kerja
Ada beberapa alasan mengapa masalah stress yang berkaitan dengan organisasi perlu diangkat ke permukaan saat ini Nimran, 1999;79-
80. Di antaranya adalah: 1. Masalah stress adalah masalah yang akhir-akhir ini hangat dibicarakan,
dan posisi sangat penting dalam kaitannya dengan produktifitas kerja karyawan.
2. Selain pengaruhi oleh faktor-faktor yang bersumber dari luar organisasi, stress juga banyak dipengaruhi oleh faktor-faktor yang
berasal dari dalam organisasi. Oleh karenanya perlu disadari dan dipahami keberadaannya.
3. Pemahaman akan sumber-sumber stress yang disertai pemahaman terhadap cara-cara mengatasinya, adalah penting sekali bagi karyawan
dan siapa saja yang terlibat dalam organisasi demi kelangsungan organisasi yang sehat dan efektif.
4. Banyak diantara kita hampir pasti melupakan bagian dari satu atau beberapa organisasi, baik sebagai atasan maupun bawahan, pernah
mengalamai stress meskipun dalam taraf yang amat rendah.
Universitas Sumatera Utara
5. Dalam zaman kemajuan di segala bidang seperti sekarang ini manusia semakin sibuk. Disitu peralatan kerja semakin modern dan efisien, dan
dilain pihak beban kerja di satuan-satuan organisasi juga semakin bertambah. Keadaan ini tentunya akan menuntut energi pegawai yang
lebih besar dari yang sudah-sudah. Sebagai akibatnya, pengalaman- pengalaman yang disebut stress dalam taraf yang cukup tinggi menjadi
semakin terasa. Masalah-masalah tentang stress kerja pada seringnya sering dikaitkan
dengan pengertian stress yang sering terjadi di lingkungan pekerjaan, yaitu dalam proses interaksi antara seorang karyawan dengan aspek-aspek pekerjaannya. Di
dalam membicarakan stress kerja ini perlu terlebih dahulu mengerti pengertian stress secara umum.
2.1.2 Pengertian Stress
Menurut Spielberger, Charles D. 2003;6 menyebutkan bahwa stress adalah tuntutan-tuntutan eksternal yang mengenai seseorang, misalnya obyek-
obyek dalam lingkungan atau suatu stimulus yang secara objektif adalah berbahaya. Stress juga bias diartikan sebagai tekanan, ketegangan atau gangguan
yang tidak menyenangkan yang berasal dari luar diri seseorang. Menurut Bahram 2003;7 mengemukanan gejala stress dapat berupa
gejala-gejala berikut ini: 1. Fisik, yaitu sulit tidur atau tidur tidak teratur, sakit kepala, susah buang
air besar, adanya gangguan pencernaan, radang usus, kulit gatal-gatal,
Universitas Sumatera Utara
punggung terasa sakit, urat-urat pada bahu dan leher terasa tegang, keringat berlebihan, berubah selera makan, tekanan darah tinggi atau
serangan jantung, kehilangan energi. 2. Emosional, yaitu marah-marah, mudah tersinggung, dan terlalu sensitif,
gelisah dan cemas, suasana hati mudah berubah-ubah, sedih, mudah menagis dan depresi, gugup, agresif terhadap orang lain dan mudah
bermusuhan seta mudah menyerang, dan kelesuan mental. 3. Intelektual, yaitu mudah lupa, kacau pikirannya, daya ingat menurun,
sulit untuk berkonsentrasi, suka melamun berlebihan, pikiran hanya dipenuhi satu pikiran saja.
4. Interpersonal, yaitu acuh dan mendiamkan orang lain, kepercayaan pada orang lain menurun, mudah mengingkari janji pada orang lain, senang
mencari kesalahan orang lain atau menyerang dengan kata-kata, menutup diri secara berlebihan dan mudah menyalahkan orang lain.
Dari beberapa uraian diatas dapat disimpulkan bahwa stress merupakan kondisi ketegangan yang mempengaruhi emosi, proses berfikir dan kondisi
seseorang diamana dia terpaksa memberikan tanggapan melebihi kemampuan penyesuaian dirinya terhadap suatu tuntutan eksternal lingkungan. Stress yang
terlalu besar dapat mengancam kemampuan seseorang untuk mengahadapi lingkungannya. Sebagai hasilnya, pada diri karyawan berkembang berbagai
macam gejala stress yang dapat menggangu pelaksanaan tugas dan pekerjaan mereka.
Universitas Sumatera Utara
2.1.3 Pengertian Stress Kerja