Terbakar Sudah Proses Visualisasi

Dalam lukisan ini Point Of Interest titik pusat perhatian pada objek lukisan terlihat pada dua objek pohon yang paling besar berada disisi kanan dan kiri lukisan dengan banyak tunas tunas muda yang sudah mulai tumbuh kembali, harmoni atau keselarasan pada lukisan ini terlihat pada warna tanah dan objek pohon yang sudah mati tersebut yaitu dengan warna yang kecoklatan menyesuaikan warna asli pada objek sesungguhnya,kemudian keseimbangan pada objek satu dengan yang lain agar tidak ada ketimpangan dalam penempatan unsur elemen elemen rupa, pohon disisi kanan kiri lukisan juga untuk mewujudkan keseimbangan, tekstur semu nampak pada objek tanah yang tidak rata karena sudah bercampurnya tanah dengan sebagian ranting-ranting yang sudah lama. Pada objek lukisan pohon satu dengan lainya saling berdekatan secara warna dan bentuk serta baground lukisanagar terciptanya proporsi yang dinamis. Lukisan ini mengutamakan kesan cahaya yang nampak dihasilkan oleh matahari dengan sebagian gelap dan sebagian lagi terang, lukisan ini dikombinasikan dengan warna warna gelap, dianataranya Brown Umber,Brunt Sienna,dengan yellow ocher dan white titanium untuk menimbulkan sedikit tekstur tanah yang berserakan karna tertutupi oleh sebagian ranting yang sudah lama terpendam dan menyatu pada tanah. Pada objek ranting pohon pelukis menggunakan warna Green, Sapp Green,Yellow Ocher dengan sedikit campuran White Thitanium agar terlihat ranting tersebut masih muda dan tampak segar. Teknik yang digunakan sama dengan lukisan sebelumnya yaitu teknik campur yaitu mengkombinasikan teknik basah dan kering, dengan menggunakan Linseed Oil, kuas yang digunakan menggunakan kuas no 01 hingga no 12. Lukisan ini menceritakan tentang pohon yang sudah tampak lama mati, mungkin itu akibat ditebang , karena nampak jelas bekas potongan pada salah satu objek pohon, tanah yang tidak rata bercampur dengan bekas-bekas ranting yang sudah menyatu dengan tanah menandakan bahwa pohon tersebut pernah subur dimasanya, namun pohon tersebut kembali tumbuh dengan kuasa Nya, berusaha kembali bangkit dari kepunahan, dengan tampaknya tunas-tunas muda yang masih kecil diantara sela-sela lekukan pohon tersebut. Seolah tak mau kalah menyerah pada kondisi, setetes air cukuplah membasahkan tanah membuat batang batang ini tak pernah mati. Mungkin hanya dua batang, atau tiga, atau lima, entah. Tapi kita yakin ada banyak korban serupa, di tanah subur kita, lumbung oksigen sengaja dibabat oleh keserakahan anak adam. Memang sakit merasakan tipisnya udara bersih. Namun itulah yang terjadi jika penebangan diteruskan. Mungkin tunas muda itu tak banyak menahu untuk alasan apa mereka dibabat. Mungkin tiada yang memberi tahu mereka untuk alasan serupa. Mereka hanya tumbuh menjalankan hajat naturalnya saja, berkembang biak, merimbun, dan menaungi. Berbuah barangkali. Tanah subur seolah menjadi mesiah penyelamat balok merana dalam karya tersebut. Memberikan daya dukung untuk terus tumbuh mengulangi siklus. Tak pernah mati. Tidak, sampai kiamat.

4. Tepian Hutan

Gambar 16 : Tepian Hutan Cat Minyak di atas Kanvas, 2014 Ukuran 160x110 cm Objek utama pada lukisan ini adalah pepohonan yang subur yang berada ditepian jalan perbukitan dengan latar belakang langit yang biru, warna hijau muda dan tua serta coklat mendominasi pada lukisan ini,pembentukan bentuk objek pada lukisan kali ini berbeda dengan aslinya, pohon dan daun pada lukisan ini dibuat sedikit tidak terlalu rindang tidak terlalu menutupi pohon,hampir semua objek pada lukisan tersebut terlihat terkena cahaya matahari dan langit dibuat cerah dengan warna biru muda,kemudian jalan menikung yang belum diaspal dengan warna kecoklatan. Pengelolaan prinsip penyusunan elemen rupa,dalam lukisan ini penulis menggunakan garis sejajar vertikal pada objek lukisan yaitu barisan pepohonan yang lurus, objek pepohonan yang berbaris ditepian jalan tersebut ada yang besar juga ada yang kecil guna mewujudkan kesatuan unity, kemudian antara pohon satu dengan lainya yatu pada objek pohon yang besar mendominasi disisi kanan dan kiri lukisan agar terwujudnya ruang pada lukisan tersebut, yaitu antara pohon yang terlihat jauh dan dekat, perbedaan sedikit mencolok kontras terlihat pada warna objek jalan dengan pepohonan agar bisa membedakan warna tanahpada jalan tersebut dengan objek lainya. Warna daun pepohonan satu dengan lainya juga rerumputan saling berdekatan itu dibuat agar terciptanya keseimbangan balance pada setiap unsur elemen rupa pada lukisan ini. Untuk pewarnaan pada langit pelukis menggunakan Prussian Blue,White Titanium dan dicampur dengan yellow ocher agar menghasilkan keharmonisan warna, pada objek pohon menggunakan warna Brunt Sienna,Brown Umber dengan sedikit Yellow Ocher dan White Titanium sedangkan pada daun pelukis menggunakan warna Green,Sapp Green, Brunt Sienaa, Yellow Ocher dengan sedikit warna Brown Umber untuk bagian daun yang gelap,begitu juga pada bagian rumput. Tekhnik yang digunakan pada dasarnya sama dengan lukisan sebelumnya, menggunakan Linseed Oil goresan warna pada lukisan ini dibuat harmonis warna yang saling berkaitan satu objek dengan objek lainya seperti warna daun dan rumput juga warna langit agar tidak terlalu kontras.