33 Dalam lembaga pendidikan terdapat Sembilan kategori
pendanaan Made Pidatra, 2005: 136, kategori tersebut yaitu: a Dana cadangan untuk keperluan khusus, seperti halnya dana
sosial, dana pelayanan tamu, dana untuk membayar hutang, dan sebagainya.
b Dana untuk membeli barang-barang, dana gaji, dan dana untuk kesejahteraan para personalia.
c Dana belanja untuk keperluan barang habis pakai. d Dana belanja untuk keperluan berbagai fungsi pengajaran,
seperti halnya dana untuk mengadakan media pembelajaran, berbagai macam layanan, komunikasi, dan sebagainya.
e Dana belanja untuk perawatan prasarana dalam menunjang kegiatan pembelajaran.
f Dana belanja untuk program-program penunjang, seperti halnya pelatihan, seminar, dan sebagainya.
g Dana pajak tahunan. h Dana belanja untuk keperluan kelembagaan. Seperti halnya
perbaikan dan pengembangan kurikulum. i Dana untuk berbagai proyek atau dana pembangunan.
Dalam setiap perencanaan harus memperhatikan kesembilan kategori tersebut, dana harus dialokasikan secara merata, maka
dari itu diperlukan data yang akurat sebelum melakukan perencanaan. Data yang dimaksud yaitu segala informasi yang
berhubungan dengan program-program yang akan dilaksanakan oleh lembaga. Data ini mencakup orang-orang yang terlibat, biaya
34 yang dibutuhkan pada setiap kegiatan, dan tingkat efektivitas kerja
organisasi Made Pidatra, 2005: 136.
3. Perencanaan Pendidikan dalam Konteks Wilayah
Setelah berlaku praktik pemerintahan otonomi daerah, banyak hal berlangsung berbeda, salah satunya dalam bidang pendidikan. Dengan
berlakunya otonomi
daerah, kabupatenkota
harus melakukan
perencanaan pendidikan secara mandiri. Perencanaan pendidikan harus berorientasi pada sistem perencanaan yang lebih terbuka dan fleksibel,
maka dari itu perlu adanya pergeseran dari perencanaan yang bersifat birokratik kearah perencanaan partisipatoris. Oleh karena itu, dalam
rangka merumuskan rencana pendidikan di daerah, diperlukan adanya upaya peningkatan kemampuan sumber daya manusia, agar sumber daya
manusia tersebut mampu dalam melakukan penyusunan rencana, penyediaan perangkat pendukung, dan pengelolaan sistem informasi
Manap Somantri, 2014: 10-13. Perencanaan pendidikan dalam konteks wilayah berpusat pada
perencanaan pendidikan tingkat pusat. Perencanaan pendidikan yang dibuat oleh pemerintah pusat, kemudian diturunkan kedalam perencanaan
pendidikan tingkat provinsi, dari tingkat provinsi tersebut kemudian diturunkan lagi kedalam tingkat kabupatenkota, setelah itu barulah tingkat
sekolah. Sehingga sekolah dalam menyusun renstra sekolah rencana kerja sekolah haruslah mengacu pada renstra pendidikan kabupatenkota,
renstra pendidikan provinsi, dan renstra pendidikan diektorat pembinaan sekolah serta renstra pendidikan kementrian pendidikan dan kebudayaan
RI.
35 Berikut merupakan hubungan perencanaan pendidikan berdasarkan
konteks wilayah.
Gambar 7. Bagan Perencanaan Pendidikan dalam Konteks Wilayah
a. Perencanaan Pendidikan Tingkat Pusat
Perencanaan pendidikan ditinjau dari segi waktu ada 3, yaitu perencanaan jangka panjang, perencanaan jangka menengah atau
renstra, dan perencanaan jangka pendek atau renop rencana operasional. Perencanaan pendidikan tingkat pusat disusun oleh
Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan
RI. Penyusunan
perencanaan pendidikan didasarkan pada Undang-Undang Dasar Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, Undang-
Undang Nomor 25 Tahun 2004 Tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, serta peraturan-peraturan lain yang relevan,
seperti halnya Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 Tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2015-