9
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Tentang Anak Tunarungu
1. Pengertian Anak Tunarungu
Anak tunarungu merupakan anak yang mengalami kerusakan pada organ pendengarannya baik sebagian maupun seluruh organ
pendengaran. Banyak istilah lain yang digunakan untuk seseorang yang mengalami hambatan pada fungsi pendengarannya seperti, bisu-
tuli, anak tuli, cacat dengar, tunarungu, dan gangguan pendengaran. Menurut Edja Sadjaah 2005: 69 menguraikan bahwa anak tunarungu
adalah anak yang karena berbagai hal menjadikan pendengarannya mendapatkan gangguan atau mengalami kerusakan sehingga sangat
mengganggu aktivitas kehidupannya. Berbagai hal yang dapat menyebabkan gangguan pendengarannya mengalami kerusakan
misalnya karena trauma atau kecelakaan, virus, ataupun penyakit. Tin Suharmini 2007: 57 mengatakan bahwa anak tunarungu
adalah anak yang mengalami kerusakan pada indera pendengaran, sehingga tidak dapat menangkap dan menerima rangsang suara melalui
pendengaran. Kerusakan indera pendengaran ini dapat terjadi di bagian luar, tengah, maupun di dalam telinga. Apabila dilihat secara fisik,
anak tunarungu tidak berbeda dengan anak dengar pada umumnya, tetapi ketika anak berkomunikasi barulah diketahui bahwa anak
tersebut adalah tunarungu.
10
Pengertian tunarungu menurut Haenudin 2013: 56 anak tunarungu adalah seseorang yang mengalami kekurangan atau
kehilangan kemampuan mendengar baik sebagian atau seluruh alat pendengaran, sehingga anak tidak dapat menggunakan alat
pendengarannya dalam kehidupan sehari-hari yang membawa dampak dalam kehidupan secara komplek.
Berdasarkan pendapat para ahli di atas maka dapat disimpulkan bahwa pengertian anak tunarungu adalah anak yang mengalami
hambatan dalam pendengarannya sebagian maupun seluruhnya sehingga anak mengalami keterbatasan dalam menerima informasi
yang dapat berdampak pada kehidupannya sehari-hari sehingga membutuhkan pendidikan secara khusus.
2. Karakteristik Anak Tunarungu