Analisis 4A Pengembangan ekowisata di desa Tlogo Dringo Kecamatan Tawangmangu Kabupaten Karanganyar hamzah

commit to user 36

B. Analisis 4A

1. Amenities Sarana dan Prasarana Tlogo Dringo a. Akses Jalan Raya Jalan Raya di kawasan Tlogo Dringo sudah sangat memadai, jalan akses ke desa juga sudah menggunakan cor blok. Untuk akses ke hutan terdapat jalan setapak yang tersusun dari batu. b. Lapangan Sepak Bola Terdapat sebuah lapangan sepak bola yang biasa digunakan warga Desa Tlogo Dringo untuk berolah raga. Biasanya digunakan oleh anak-anak yang masih berusia sekolah. Sering juga digunakan untuk menggembalakan ternak warga, terutama sapi. c. Tempat Parkir Tidak ada tempat parkir resmi yang disediakan untuk pengunjung, hanya saja setiap rumah penduduk yang mempunyai halaman atau teras rumah yang agak luas biasa dijadikan lahan parker. Untuk biaya menyesuaikan dengan pemilik rumah atau lahan, bahkan juga dengan biaya sukarela. d. Home Stay Rumah Penduduk Bagi pengunjung yang berasal dari luar kota atau menginginkan tinggal di Kawasan Tlogo Dringo, rumah penduduk di sana juga bisa menjadi alternatif home stay selama berkunjung ke kawasan Tlogo Dringo. Selain itu juga bisa melihat kehidupan masyarakat sekitar lebih dekat. Tidak ada tarif khusus commit to user 37 untuk penginapan di rumah penduduk, tergantung dari kesepakatan pengunjung dan empunya rumah. e. Sumber Mata Air Air di Desa Tlogo Dringo sangat melimpah, dikarenakan air yang mengalir di desa ini langsung berasal dari mata air Pegunungan Lawu Selatan. Disamping sejuk udaranya, juga air yang ada di desa ini juga sangat bersih dan cocok untuk dijadikan kawasan wisata ekologi. f. Pusat Penjualan Stroberi Sebagai penghasil stroberi di Kabupaten Karanganyar, Tlogo Dringo tentu saja mempunyai keuntungan karena selain hasil yang melimpah dan masih segar, pengunjung juga bisa memetik sendiri dari kebun petani. Sehingga, lebih menambah keunggulan dari wisata pedesaan Tlogo Dringo. Lagipula, kebun stroberi tersebut adalah salah satu atraksi utama dari Kawasan Tlogo Dringo. g. Tempat Ibadah Di Desa Tlogo Dringo ini terdapat tempat ibadah bagi para pemeluk agama Islam, yaitu masjid. Terdapat pula tempat ibadah agama Buddha, yaitu Vihara Lawu. Juga ada Padepokan yang disediakan untuk orang ziarah. h. Sarana Pendidikan Satu-satunya sekolah di Desa Tlogo Dringo adalah SD N 03 Gondosuli. Sekolah ini ada di kompleks perkampungan atas, dan terletak berdekatan commit to user 38 dengan masjid. Karena hanya ada sekolah tersebut, murid-muridnya berasal dari berbagai dusun sekitar Desa Tlogo Dringo. i. Warung Makan Walaupun secara resmi bukanlah sebagai tempat wisata, tetapi di tempat sudah tersedia warung makan yang diperuntukan pengunjung yang mendatangi vihara atau padepokan untuk berziarah. j. Pemandu Hiking Bagi pengunjung yang ingin melakukan perjalanan naik gunung, maka di desa ini menyediakan jasa untuk menjadi penunjuk jalan ke beberapa gunung di sekitar Desa Tlogo Dringo. 2. Accessable Akses Tlogo Dringo Di kawasan Tlogo Dringo, hanya terdapat satu jalan besar yang menghubungkan Jawa Tengah dan Jawa Timur. Hal ini membuat area yang dilewati oleh orang-orang yang melakukan perjalanan ke Jatim menjadi ramai, terutama sektor pariwisata, akomodasi dan kuliner. Begitu juga di Desa Tlogo Dringo, jalan raya yang disebut-sebut sebagai jalan raya tertinggi se-Pulau Jawa ini mempunyai ketinggian di atas 1800 mdpl. Akses untuk ke Tlogo Dringo bisa ditinjau dari batas letak desa tersebut, diantaranya: a. Sebelah Timur : Kawasan Cemoro Kandang b. Sebelah Utara : Area Kebun Balai Pengembangan Tanaman Obat c. Sebelah Selatan : Kawasan Hutan Perhutani commit to user 39 d. Sebelah Barat : Area Kebun Balai Pengembangan Tanaman Obat Untuk menuju ke kawasan ini terdapat 2 gerbang pintu masuk, yaitu melalui Jawa Timur dan Jawa Tengah, berikut skema perjalanan ke kawasan Tlogo Dringo: 1. Dari Surakarta, Jawa Tengah, semua moda transportasi transit di Kota Surakarta. Pesawat melalui Bandara Internasional Adi Soemarmo, Kereta api melalui Stasiun Solo Balapan, Stasiun Jebres, dan Stasiun Purwosari. Sedang Jalur Transportasi angkutan umum bermuara di Terminal Tirtonadi. Selanjutnya, menggunakan bus umum jurusan Tawangmangu, setelah sampai Terminal Tawangmangu dilanjutkan menggunakan angkutan pedesaan menuju Desa Tolo Dlingo. 2. Dari Magetan Jawa Timur, semua moda transportasi akan bermuara di Maospati, dilanjutkan ke Plaosan, sebuah kawasan di bawah lereng Gunung lawu. Stelah Palosan, menggunakan angkutan umum ke Tawangmangu dan turun di Desa Tlogo Dringo. 3. Attraction Potensi Ekowisata Tlogo Dringo 1. Kebun Buah Stroberi Kebun Stroberi di Tlogo Dringo ini sudah dikembangkan selama 3 tahun. Perkembanganya sangat bagus, menurut petani di Desa Gondosuli, tanah di Tlogo Dringo sangat cocok untuk produksi stroberi. Di lahan seluas 5,6 hektar, produksi stroberi akan berlangsung sepanjang tahun. Dimulai dari bulan Januari yaitu penanaman bibit, tiga bulan kemudian tanaman sudah mulai berbunga dan berbuah, commit to user 40 puncak panennya adalah bulan maret. Setelah itu, jika cuaca cerah dan panas, maka buah stroberi bisa dipanen setiap 2-3 hari sekali. Setiap panen raya kebun buah stroberi di Tlogo Dringo bisa menghasilkan 8-10 kwintal buah stroberi yang akan dipasok ke wilayah Magetan, Nganjuk, Madiun, Ngawi, Solo, dan tentu saja Karanganyar. Setiap hari kebun ini bisa dipanen dengan system panen berkala. Ada yang dipanen hari senin-rabu-jumat, ada juga yang dipanen hari selasa-kamis-dan sabtu. Untuk buah yang telah masak sempurna, hanya bisa bertahan sampai 2-3 hari, dan setelah itu akan membusuk dan tidak akan laku dijual. Maka dari itu buah yang hari ini diproduksi harus lgsung laku pada hari itu atau besoknya. Dengan produksi sebanyak itu, kebun buah Tlogo Dringo ini sangat berpotensi untuk dijadikan obyek wisata ekologi. Akan lebih optimal jika pihak- pihak yang andil dalam proses produksi ini turut memajukan pemasaran dari buah stroberi ini. 2. Bentang Alam Keberadaan daerah pedesaan di dekat kawasan hutan lindung memiliki potensi yang cukup besar bagi keberlangsungan kegiatan ekowisata. Di Tlogo Dringo, hal ini menjadi potensi utama dari konsep yang bisa diangkat melalui pendekatan yang berprinsip pada tindakan konservasi. Modal utamanya adalah keadaan bentang alam yang masih alami dan terjaga kebersihannya dan keseimbangannya. commit to user 41 Di Kawasan Tlogo Dringo ini sendiri terdapat beberapa tempat-tempat yang merupakan atraksi alam bebas yang bisa dimanfaatkan untuk tujuan ekowisata, misal wisata perjalanan ke puncak gunung, melihat kehidupan liar di hutan hujan tropis yang lembab, penelusuran kawasan hutan dengan berbagai jenis flora dan fauna, pengamatan burung, pengamatan primate, serta wisata ilmiah mengenai dasar-dasar pengenalan konservasi alam. Pengalaman inilah yang menjadikan wisata alam adalah wisata yang unik karena tidak ditemukan di tempat lain. Setiap perjalan di alam akan mempunyai eksotisme masing-masing. Sudut pandang wisata alam di Gunung Bromo tentu saja berbeda dengan Sudut pandang di Gunung Lawu, pengamatan satwa liar di Savana Baluran tentu saja berbeda dengan penelusuran hutan basah Tlogo Dringo, Hal ini yang mendorong orang berkunjung ke tempat yang berbeda untuk mendapat hasil yang berbeda pula. 3. Kebun Balai Pengembangan Tanaman Obat Kebun yang dimaksud adalah kebun tanaman obat yang terletak di sebelah utara Tlogo Dringo atau di depan dusun. Area yang dijadikan pusat perkembangbiakan tanaman herbal ini nantinya akan dijadikan pusat kajian terhadap tanaman yang bisa meningkatkan taraf kesehatan masyarakat sekitar Kabupaten Karanganyar. Di kebun BPTO tersebut terdapat tanaman obat yang menjadi andalan yang diyakini oleh masyarakat tradisional dan diakui oleh internasional. Khasiat- khasiat yang bisa dirasakan dibuktikan dengan tidak pernah sepinya pengunjung commit to user 42 yang dating ke klinik pengobatan yang terletak di akses jalan masuk ke Grojogan Sewu Tawangmangu. Keberadaan kebun tanaman obat ini diharapkan masa wisata ke kawasan Tlogo Dringo akan lebih lama sehingga manfaat yang dirasakan masyarakat Tlogo Dringo juga lebih mengena. Terlebih lagi hal ini menjadi hal yang tidak ditemukan di lokasi kegiatan ekowisata lainnya. Dinilai dari segi keilmuan tentang khasiat tanaman, keindahan alam, ragam flora, dan pendukung kegiatan konservasi alam. 4. Sosial Budaya Masyarakat Tlogo Dringo Salah satu daya tarik wisata ekologi adalah keunikan budaya masyarakat Tlogo Dringo. Di desa ini terdapat beberapa hal yang berkaitan dengan budaya masyarakat Tlogo Dringo dan sampai sekarang masih dilakukan. Berdirinya Vihara Lawu pada tahun 1987 menjadikan kawasan ini tempat sembahyang bagi pemeluk agama Budha, setiap tahun pada bulan-bulan tertentu. Pada bulan Suro, ada tradisi mempersembahkan sesaji di petilasan pendiri desa, yaitu petilasan Mbah Kertorejo. Petilasan ini terletak di sebelah utara lapangan sepak bola dan menghadap tepat ke gunung tertinggi di Lawu Selatan ini. Selain itu, terdapat beberapa artefak babi hutan yang disebut Dadung Awuk dan juga arca lesung dan alu yang terdapat di Lembah Mrutu. Konon menurut cerita penduduk tempat ini tidak ramah untuk orang asing. Banyak cerita jika ada orang yang mendatangi lembah tersebut dan pulang setelah matahari terbenam, dipastikan ia akan tersesat dan tidak menemukan jalan pulang sampai terbit matahari. Satu lagi aspek sosial budaya di Tlogo Dringo, yaitu wisata commit to user 43 ziarah Padepokan Kismoyojati, yaitu makam Mbah Sarimin yang menjadi tokoh masyarakat pada waktu itu. Padepokan tersebut ramai dikunjungi oleh peziarah pada Bulan Suro dan pada saat jatuhnya wuku galungan yang terjadi setiap 6bulan sekali. Hal tersebut menambah kelengkapan dari atraksi wisata ekologi yang menjadi potensi Kawasan Tlogo Dringo. Ada benarnya sosial budaya tersebut benar-benar terjadi menurut kepercayaan masyarakat Tlogo Dringo, tapi di sisi lain pembuktian rasional tentu lebih masuk akal. 4. Ancillary Kebijakan Instansi Terkait Menurut penjelasan dari perangkat desa, tidak ada kebijakan khusus yang diterapkan untuk kawasan Tlogo Dringo. Kebijakan yang ditujukan untuk desa tersebut sama dengan mayoritas kebijakan yang ditujukan untuk desa-desa yang lain. Termasuk di dalamnya kebijakan mengenai administratif, kependudukan, birokrasi dan lain-lain. Tetapi ada hal lain yang mendukung Tlogo Dringo menjadi kawasan yang strategis untuk dikunjungi. Kebijakan pemerintah kabupaten yang telah membangun sarana jalan raya praktis saja memudahkan akses ke kawasan ini. Kebijakan pemerintah yang memberikan ijin usaha di sepanjang jalan Jawa Tengah- Jawa Timur atau Karanganyar-Magetan telah memberikan gambaran bahwa masyarakat bisa mencari penghidupan dari kebijakan tersebut, misalnya berdirinya warung-warung di pinggir jalan yang memudahkan wisatawan dalam memenuhi kebutuhannya. Ada satu jkkebijakan yang bisa mendukung desa Tlogo Dringo ini commit to user 44 menjadi objek wisata, yaitu kebijakan pemerintah yang menyetujui pembangunan Erboretum yang akan di bangun di kawasan Tlogo Dringo ini. Erboretum adalah sebuah area yang dikhususkan untuk tujuan kunjungan wisata yang di dalamnya terdapat beberapa atraksi wisata yang disajikan, contohnya adalah kolam renang, wisata agro, perkebunan buah, taman bermain untuk anak-anak, wisata ekologi, out bound area, dan camping resort. Erboretum ini akan dibangun melalui kerjasama antara Pemerintah setempat dan PT. Daerah Aliran Sungai Bengawan Solo Surakarta. Rencana pembangunan tempat tersebut sudah dicanangkan sejak tiga tahun lalu, hanya saja prosesnya terhenti karena beberapa hal. Disebabkan oleh proses pembebasan lahan yang begitu lama dan tidak transparan, pendanaan yang kurang lancar disebabkan birokrasi dan pihak swasta yang ikut mendukung pembangunan Erboretrum tersebut. Hal ini akan menambah daya tarik wisata Desa Tlogo Dringo. Di sisi lain, dilihat dari segi ekologi pembangunan ini sedikit banyak berpengaruh terhadap kelangsungan wisata ekologi yang mengedepankan kelestarian alam dan kegiatan wisata yang bertanggung jawab. Kepedulian pemerintah setempat dan kesadaran masyarakat dan pengunjung akan pentingnya natural based orientation sangat diharapkan demi kelangsungan alam pedesaan Tlogo Dringo. commit to user 45

C. Pengembangan Ekowisata Desa Tlogo Dringo 1.