cara ekstensifikasi maupun intensifikasi pemungutan pajak melalui penyempurnaan peraturan berbagai jenis pajak.
2 Fungsi Mengatur regulerend. Pajak sebagai alat untuk mengatur atau melaksanakan kebijaksanaan
pemerintah dalam bidang sosial dan ekonomi. Misalnya, tarif pajak progresif dikenakan atas penghasilan, dimaksud agar pihak yang
memperoleh penghasilan tinggi dapat memberikan kontribusi membayar pajak yang tinggi pula, sehingga terjadi pemerataan
pendapatan.
c. Jenis Pajak
Menurut Waluyo 2008:12, terdapat berbagai jenis pajak yang dapat dikelompokan menjadi tiga, yaitu pengelompokan menurut
golongan, menurut sifat, dan menurut lembaga penelitian. 1 Menurut Golongan
a Pajak langsung Yaitu
pajak yang
pembebanannya tidak
dapat dilimpahkan kepada pihak lain, tetapi harus menjadi beban
langsung Wajib Pajak yang bersangkutan. Contohnya adalah Pajak Penghasilan.
b Pajak Tidak Langsung Yaitu pajak yang pembebanannya dapat dilimpahkan
kepada pihak lain. Contohnya adalah Pajak Pertambahan Nilai.
2 Menurut Sifat Pembagian pajak menurut sifat dimaksudkan pembedaan dan
pembagiannya bedasarkan ciri-ciri prinsip adalah sebagai berikut: a Pajak Subjektif
Yaitu pajak yang berpangkal atau berdasarkan pada subjeknya yang selanjutnya dicari syarat objektifnya, dalam arti
memperhatikan keadaan dari Wajib Pajak. Contohnya adalah Pajak Penghasilan.
b Pajak Objektif Yaitu pajak yang berpangkal atau berdasarkan pada
objeknya, tanpa memperhatikan keadaan dari Wajib Pajak. Contohnya adalah Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan
atas Barang Mewah. 3 Menurut Pemungutan dan Pengelolanya
a Pajak Negara Pajak Pusat Yaitu pajak yang dipungut oleh Pemerintah Pusat dan
digunakan untuk membiayai rumah tangga pada umumnya. Contohnya adalah Pajak Penghasilan, Pajak Pertambahan Nilai
dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah, Pajak Bumi dan Bangunan, dan Bea Meterai.
b Pajak Daerah Yaitu pajak yang dipungut oleh Pemerintah Daerah baik
daerah tingkat II pajak kabupaten kota dan digunakan untuk
membiayai rumah tangga daerah masing-masing. Contohnya adalah Pajak Reklame, Pajak Hiburan.
d. Sistem Pemungutan Pajak
Sistem perpajakan suatu negara terdiri atas tiga unsur, yakni Tax Policy, Tax Law dan Tax Administration. Sistem perpajakan dapat
disebut metode atau cara mengelola uang pajak terutang oleh Wajib Pajak dapat mengalir ke kas negara. Sistem pemungutan pajak dapat
dibagi menjadi tiga sistem Mardiasmo, 2009:7, yaitu sebagai berikut: 1 Official Assessment System.
Adalah suatu sistem pemungutan yang memberi wewenang kepada pemerintah fiskus untuk menentukan besarnya pajak yang
terutang oleh Wajib Pajak. Dalam sistem ini, inisiatif serta kegiatan menghitung dam memungut pajak sepenuhnya berada ditangan para
aparatur perpajakan. Dengan demikian, berhasil atau tidaknya pelaksanaan pajak tergantung pada aparatur perpajakan.
2 Self Asessment System. Adalah suatu sistem pemungutan pajak yang memberikan
wewenang kepada Wajib Pajak untuk menentukan sendiri besarnya pajak yang terutang. Dalam sistem ini, inisiatif serta kegiatan
menghitung dam memungut pajak sepenuhnya berada ditangan Wajib Pajak. Wajib Pajak diberi kepercayaan untuk : menghitung
sendiri pajak yang terutang, memperhitungkan sendiri pajak yang terutang, membayar sendiri pajak yang terutang, melaporkan sendiri
jumlah pajak yang terutang dan mempertanggungjawabkan pajak yang terutang.
3 With Holding System. Adalah suatu sistem pemungutan pajak yang memberi
wewenang kepada pihak ketiga bukan fiskus dan bukan Wajib Pajak yang bersangkutan untuk menentukan besarnya pajak yang
terutang oleh Wajib Pajak. Sistem ini tercermin pada pelaksanaan pengenaan Pajak Penghasilan dan Pajak Pertambahan Nilai.
e. Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan