Wajib Pajak terhadap Pelayanan Fiskus, sikap Wajib Pajak terhadap Kesadaran perpajakan terhadap Kepatuhan Wajib Pajak.
Metode penelitian yang digunakan adalah metode kuesioner. Populasi dalam penelitian ini adalah Wajib Pajak Orang Pribadi yang ada
di Kota Semarang. Teknik sampling yang digunakan adalah proportional sampling. Metode analisis data yang digunakan adalah persamaan regresi
berganda. Uji asumsi klasik yang digunakan adalah uji normalitas data, uji heteroskedastisitas, dan uji multikolinearitas. dan Pengujian hipotesis
yang digunakan adalah uji t dan uji F. Berdasarkan hasil analisis data dalam penelitian ini, menunjukan bahwa sikap Wajib Pajak terhadap
sanksi denda, sikap Wajib Pajak terhadap pelayanan fiskus, dan sikap Wajib Pajak terhadap kesadaran perpajakan menunjukan pengaruh positif
yang secara signifikan terhadap kepatuhan Wajib Pajak. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian peneliti adalah penelitian
ini menggunakan variabel dependen kepatuhan Wajib Pajak, sedangkan peneliti variabel dependen kemauan membayar pajak. Pada penelitian ini
menggunakan proportional sampling, sedangkan peneliti menggunakan convenience sampling.
C. Kerangka Berpikir 1.
Pengaruh Kesadaran Membayar Pajak terhadap Kemauan Membayar Pajak
Kesadaran membayar pajak adalah keadaan seseorang yang mengetahui atau mengerti, sedangkan perpajakan adakah perihal pajak.
Sehingga kesadaran pajak adalah keadaan mengetahui atau mengerti perihal pajak. Dalam penelitian Widayati dan Nurlis 2010 kesadaran
tidak berpengaruh signifikan terhadap kemauan untuk membayar pajak. Sedangkan dalam penelitian Desy Anggraeni 2011 mengemukakan
semakin meningkatnya kemauan membayar pajak dipengaruhi oleh kesadaran membayar pajak hal ini disebabkan karena Wajib Pajak
didorong oleh adanya penerapan kebijakan sunset policy yang dilakukan. Sunset policy merupakan kebijakan pemberian fasilitas perpajakan yang
berlaku hanya tahun 2008 dalam bentuk penghapusan sanksi administrasi perpajakan berupa bunga. Sedangkan menurut Utami 2012 juga
mengemukakan bahwa kesadaran membayar pajak berpengaruh positif terhadap kepatuhan membayar pajak.
Wajib Pajak Orang Pribadi yang memiliki Sikap mendukung terhadap perilaku kepatuhan pajak maka cenderung berperilaku patuh
terhadap pajak. Sebaliknya, jika Wajib Pajak Orang Pribadi memiliki Sikap yang tidak mendukung terhadap kepatuhan pajak, maka cenderung
untuk tidak melaksanakan kepatuhan pajak.
2. Pengaruh Pengetahuan dan Pemahaman tentang Peraturan
Perpajakan terhadap Kemauan Membayar Pajak
Pengetahuan pajak adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seorang Wajib Pajak atau kelompok Wajib Pajak dalam usaha
mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan. Pengetahuan akan peraturan perpajakan masyarakat melalui pendidikan
formal maupun non formal akan berdampak positif terhadap kesadaran Wajib Pajak untuk membayar pajak. Pengetahuan peraturan perpajakan
dalam sistem perpajakan yang baru, Wajib Pajak wajib melakukan sistem menghitung, memperhitungkan, membayarkan, dan melaporkan sendiri
pajak yang terutang. Dengan adanya sistem ini diharapkan Wajib Pajak mengetahui akan fungsi dari pajak itu.
Wajib Pajak wajib memahami peraturan perpajakan yang sudah ada, guna mempermudah melakukan kewajibannya. Wajib Pajak yang tidak
memahami peraturan perpajakan secara jelas maka akan cenderung akan menjadi Wajib Pajak yang tidak taat atas kewajibannya. Semakin Wajib
Pajak paham terahadap peraturan perpajakan, maka akan semakin paham juga atas sanksi yang akan diterima bila melalaikan kewajibannya. Wajib
Pajak yang benar-benar paham, mereka akan tau sanksi administrasi dan sanksi pidana sehubungan dengan SPT dan NPWP. Menurut penelitian
Utami 2012 menunjukan hasil pengetahuan dan pemahaman tentang peraturan perpajakan akan berpengaruh positif terhadap kepatuhan
membayar pajak.
3. Pengaruh Persepsi yang baik atas Efektifitas Sistem Perpajakan
terhadap Kemauan Membayar Pajak
Persepsi dapat dinyatakan sebagai suatu proses pengorganisasian, pengintepretasian terhadap stimulus oleh organisasi atau individu
sehingga merupakan suatu yang berarti dan merupakan aktivitas integrated dalam diri individu. Sedangkan efektifitas memiliki pengertian suatu
pengukuran yang menyatakan seberapa jauh target kualitas, kuantitas dan waktu yang telah tercapai Widayati dan Nurlis, 2010.
Dengan adanya sistem pajak yang sudah menggunakan basis internet, Wajib Pajak dapat mengakses dan mendaftarkan data
perpajakannya. Dalam penelitian Widayati dan Nurlis 2010 persepsi yang baik atas efektifitas sistem perpajakan tidak berpengaruh signifikan
terhadap kemauan membayar pajak karena Wajib Pajak masih belum banyak yang menggunakan media online sebagai sarana pembayaran
pajak. Jika Wajib Pajak dapat memaksimalkan sistem perpajakan yang
baru dengan basis internet, Wajib Pajak akan dapat mudah dalam membayarkan pajaknya. Wajib Pajak hanya membuka situs yang sudah
dibuat oleh Dirjen pajak dan mengisikan kolom yang sudah tersedia. Data yang sudah diisikan akan aman kerena tersimpan dalam bentuk elektrik
dan enkripsi memiliki sandi kunci. Selain adanya data perpajakan Wajib Pajak Dirjen pajak sudah adanya sistem pelaporan dalam bentuk elektrik
yang disebut e-SPT dan e-Filling yang mempermudahkan Wajib Pajak Dalam melaporkan pajaknya.
4. Pengaruh Sanksi Pajak terhadap Kemauan Membayar Pajak
Selama ini ada anggapan dalam masyarakat bahwa akan dikenakan sanksi hanya jika tidak membayar pajak. padahal, dalam kenyataannya
banyak hal yang membuat masyarakat atau Wajib Pajak terkena sanksi, baik berupa sanksi administrasi maupun sanksi pidana. Secara umum ada
dua macam sanksi yaitu sanksi positif dan sanksi negatif. Menurut Ilyas Burton Harjanti Puspa Arum, 2012 sanksi positif merupakan suatu
imbalan, sedangkan sanksi negatif merupakan suatu hukuman. Namun pemberian imbalan apabila Wajib Pajak patuh dan telah memasukan surat
pemberitahuan tepat pada waktunya. Dirjen pajak sekarang berfokus pada pemberian sanksi negatif kepada Wajib Pajak supaya Wajib Pajak patuh
terhadap peraturan perpajakan. Namun jika dikaitkan dengan UU perpajakan yang berlaku, menurut Ilyas dan Burton Harjanti Puspa Arum,
2012 terdapat empat hal yang diharapkan oleh Wajib Pajak, yaitu: a Dituntut kepatuhan compliance Wajib Pajak dalam membayar pajak
yang dilaksanakan dengan kesadaran penuh b Dituntut tanggung jawab responsibility Wajib Pajak dalam
menyampaikan atau memasukan surat pemberitahuan tepat waktu c Dituntut kejujuran honesty Wajib Pajak dalam mengisi surat
pemberitahuan sesuai dengan kenyataannya d Memberikan sanksi law enforcement yang lebih berat kepada Wajib
Pajak yang tidak taat pada ketentuan yang berlaku. Wajib Pajak akan mematuhi pembayaran pajak apabila sanksi
denda akan lebih banyak merugikannya Agus Nugroho Jatmiko, 2006. Apabila Wajib Pajak lebih banyak sisa tunggakan pajak yang seharusnya
dibayar, maka akan semakin berat untuk Wajib Pajak untuk melunasinya. Oleh sebab itu sikap atau pandangan Wajib Pajak terhadap sanksi denda
akan berpengarug terhadap tingkat kesadaran Wajib Pajak untuk membayar pajak.
D. Paradigma Penelitian