waktu time series dan data kerat lintang cross section dari 35 KabupatenKota di Provinsi Jawa Tengah selama tahun 2009-2011 serta
alat analisis regresi dengan pendekatan Fixed Effect Model FEM. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel aglomerasi industri tidak
berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi, sedangkan variabel TPAK dan nilai output industri berpengaruh positif dan signifikan
terhadap pertumbuhan ekonomi. Persamaan dengan skripsi ini yaitu sama- sama menggunakan data panel berupa data sekunder, variabel aglomerasi
industri sebagai variabel independen dan pertumbuhan ekonomi sebagai variabel dependennya serta tempat penelitian yaitu di Provinsi Jawa
Tengah. Adapun perbedaannya adalah peneliti menggunakan variabel angkatan kerja dan human capital investment sebagai variabel independen
yang lainnya sedangkan dalam skripsi Ravindra Bramastyo Rezkinosa menggunakan variabel TPAK dan nilai output industri sebagai variabel
independen yang lainnya.
C. Kerangka Pemikiran
Adapun kerangka pemikiran yang tersusun dalam penelitian ini adalah bahwa pertumbuhan ekonomi dipengaruhi oleh tiga faktor utama, yaitu
aglomerasi industri, angkatan kerja dan human capital investment. Variabel tersebut termasuk variabel independen dan bersama-sama dengan
pertumbuhan ekonomi sebagai variabel dependen akan diukur dengan alat analisis regresi untuk memperoleh tingkat signifikansinya.
Aglomerasi industri akan menyebabkan adanya persaingan industri yang selanjutnya akan menyebabkan naiknya harga bahan baku dan faktor
produksi, dan mengakibatkan biaya per unit mulai naik yang berdampak pada relokasi aktivitas ekonomi ke daerah lain yang belum mencapai skala
produksi maksimum sehingga akan tercipta efisiensi produksi dan mendorong terjadinya pertumbuhan ekonomi di wilayah tersebut.
Pertumbuhan ekonomi dapat terlaksana dengan baik apabila jumlah dan mutu dari tenaga kerja itu baik. Dengan mutu penduduk dan tenaga kerja yang
baik, maka akan menghasilkan angkatan kerja yang baik pula. Selain itu dengan adanya pertambahan penduduk maka akan menaikkan jumlah
angkatan kerja yang kemudian menambah kemungkinan untuk dapat lebih banyak lagi berproduksi.
Human capital investment yang diukur dari IPM yang memuat angka harapan hidup sebagai ukuran dari dimensi umur panjang dan hidup sehat,
angka melek huruf dan rata-rata lama sekolah sebagai ukuran dari dimensi pengetahuan dan kemampuan daya beli sebagai ukuran dari dimensi hidup
layak. Umur panjang dan hidup sehat, pendidikan dan hidup layak menjadi faktor yang sangat berpengaruh bagi manusia dalam melakukan aktivitas
sehari-hari termasuk didalamnya aktivitas ekonomi. Umur panjang dan hidup sehat memberikan kesempatan lebih lama dan lebih luas bagi manusia untuk
melakukan kegiatan yang bernilai produktif misal bekerja ataupun menjadi pengusaha yang selanjutnya akan meningkatkan nilai barang dan jasa yang
diproduksi yang selanjutnya berdampak positif yaitu meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Pendidikan akan mempengaruhi para pengusaha untuk
terus berinovasi dimana inovasi merupakan faktor yang sangat krusial bagi pertumbuhan ekonomi. Sedangkan bagi para pekerja pendidikan akan
meningkatkan kemampuannya dalam mengoperasikan dan mengeksploitasi sumber daya ekonomi modern dan memanipulasi modal fisik. Kemampuan
daya beli masyarakat yang tinggi tercermin dari jumlah permintaan terhadap barang dan jasa yang diproduksi dalam suatu wilayah sehingga akan
mendorong perusahaan untuk meningkatkan produksi barangjasa sehingga akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Dari uraian di atas dapat
digambarkan kerangka pemikiran seperti di bawah ini:
Gambar 3. Paradigma Penelitian
Aglomerasi Industri X1
Angkatan Kerja X2
Human Capital Investment X3
Pertumbuhan Ekonomi Y
D. Hipotesis Penelitian