Pengertian perilaku konsumtif Perilaku Konsumtif

26

BAB II LANDASAN TEORI

A. Perilaku Konsumtif

1. Pengertian perilaku konsumtif

Sabirin 2005 memberikan definisi perilaku konsumtif sebagai suatu keinginan dalam mengkonsumsi barang-barang yang sebenarnya kurang dibutuhkan secara berlebihan untuk mencapai kepuasan maksimal. Sependapat dengan pengertian tersebut, menurut Suyasa dan Fransisca 2005 perilaku konsumtif adalah tindakan membeli barang bukan untuk mencukupi kebutuhan tetapi untuk memenuhi keinginan, yang dilakukan secara berlebihan sehingga menimbulkan pemborosan dan inefisiensi biaya. Kata konsumtif mempunyai arti boros, makna kata konsumtif adalah sebuah perilaku yang boros, yang mengansumsi barang atau jasa secara berlebihan Widiastuti, 2003. Perilaku konsumtif lebih khusus menjelaskan keinginan untuk mengkonsumsi barang- barang yang sebenarnya kurang diperlukan secara berlebihan untuk mencapai kepuasan yang maksimal Tambunan, 2001. Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia dalam Lina dan Rosyid, 1997 memberikan batasan konsumtivisme yaitu kecenderungan manusia untuk menggunakan konsumsi tanpa batas dan individu lebih mementingkan faktor keinginan daripada kebutuhan. Menurut Dahlan dalam Lina dan Rosyid, 1997 perilaku konsumtif adalah kehidupan mewah yang berlebihan, penggunaan segala hal yang dianggap paling mahal sehingga identik dengan pemborosan dan 27 memberikan kepuasan dan kenyamanan fisik yang berlebihan. Grinder dalam Lina dan Rosyid, 1997 memberikan pengertian bahwa pola hidup manusia dikendalikan dan didorong oleh suatu keinginan untuk memenuhi hasrat kesenangan saja disebut sebagai perilaku konsumtif. Sedangkan menurut Lubis dalam Lina Rosyid, 1997 mengatakan bahwa perilaku konsumtif adalah suatu perilaku membeli yang tidak lagi didasarkan pada pertimbangan yang rasional melainkan karena adanya keinginan yang sudah mencapai taraf yang sudah tidak rasional lagi. Berdasarkan uraian di atas, dapat diartikan bahwa perilaku konsumtif adalah suatu perilaku membeli dimana individu mengkonsumsi barang dan jasa secara berlebihan, yang tidak lagi didasarkan atas pertimbangan rasional serta lebih mementingkan faktor keinginan daripada kebutuhan hanya untuk mencapai kepuasan maksimal dan kesenangan saja sehingga menimbulkan pemborosan.

2. Aspek-aspek perilaku konsumtif