Biaya Variabel Optimisasi pola ratoon dan tebu baru tanaman tebu (Saccharum officinarum L.) di PT. Madubaru PG. Madukismo, Yogyakarta

7 Metode Pelaksanaan Metode pelaksanaan kegiatan penelitian adalah metode tidak langsung dengan melakukan pengambilan data sekunder, mengamati serta melakukan pencatatan data primer secara langsung pada proses pemeliharaan di kebun tebu PT. Madubaru PG. Madukismo. Data sekunder meliputi data kebun, data analisa usaha tani, data administrasi dan akuntansi perusahaan, data tebu giling, dan data hasil produksi gula, sedangkan data primer meliputi hasil wawancara terhadap petani tebu, hasil wawancara terhadap staf dan karyawan PG. Madukismo, meliputi wawancara tentang jenis lahan tebu, proses budidaya tebu dan pemeliharaannya, hasil produksi gula, hasil produksi tebu, penyakit dan hama.Data tersebut selanjutnya digunakan untuk analisis biaya produksi, hasil, dan optimisasi pola ratoon tanaman tebu untuk memperoleh hasil yang maksimal. Prosedur Analisis Data Analisis biaya dilakukan dari tiap-tiap periode tanam yang mencakup tanaman pertama, keprasan pertama, keprasan kedua, keprasan ketiga, dan seterusnya, dengan menghitung selisih antara biaya produksi dengan penerimaan yang didapat dari penjualan hasil produksi gula. Untuk perhitungan biaya produksi secara umum digunakan perhitungan dengan persamaan-persamaan yang bersumber dari penelitian Arief pada tahun 1990 berikut : �� = � − �......................................................1 dimana: GP = Produksi Gula Bagian Perusahaan ton B = Produksi Gula Total ton C = Produksi Gula Bagian Petani ton �� = ��� + �� + ��� + ��…………………………2 dimana: BP = Biaya Produksi Total Perusahaan Rp BPP = Biaya Pokok Penjualan Rp BU = Biaya Usaha Rp BLU = Biaya di Luar Usaha Rp PP = Pajak Penghasilan Rp Untuk perhitungan biaya produksi tebu keprasan digunakan persamaan di bawah ini: ��� = �� � ���� ���� ……………………………….3 dimana: BTK = Biaya Produksi Tebu Keprasan Rp JTTG = Bobot Total Tebu Giling ton JTKG = Bobot Tebu Kepras Giling ton 8 Perhitungan nilai penerimaan bersih pabrik gula digunakan persamaan ; �� = {�������� − ���} x 0.34……………………..4 dimana: HP = Hasil Produksi Gula ton BTK = Biaya Total Produksi Keprasan Rp Nilai penerimaan bersih pabrik setelah dikurangi biaya penyusutan : �� = �� − ��� � ……………………………….5 dimana: LB = Penerimaan Bersih Setelah Penyusutan Rp PB = Penerimaan Bersih Sebelum Penyusutan Rp M = Biaya Penyusutan Rp A = Bobot Total Tebu Kepras Giling ton D = Bobot Total Tebu Giling ton Kemudian, setelah perhitungan tersebut maka jumlah ratoon yang optimal ditentukan dengan melihat pada ratoon yang ke berapa keuntungan atau penerimaan bersih yang diterima oleh perusahaan mencapai nilai tertinggi maksimal. HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Perusahaan PG. Maduki smo terletak di Desa Tirtonirmolo, Kecamatan Kasihan, Kabupaten Bantul, DI. Yogyakarta. Wilayah pengelolaan PG. Madukismo adalah di Provinsi DIY meliputi Kabupaten Bantul, Kabupaten Gunung Kidul, Kabupaten Sleman, dan Kabupaten Kulon Progo, sedangkan untuk wilayah Provinsi Jawa Tengah meliputi Kabupaten Purworejo, Kabupaten Kebumen, Kabupaten Magelang, dan Kabupaten Temanggung. PG. Madukismo sebagai pabrik gula yang berlokasi di pulau Jawa dengan lahan tebu sebagian besar milik petani menetapkan sistem bagi hasil dengan pembagian 66 untuk petani dan 34 untuk perusahaan. Nilai usaha tani atau perincian hasil dan biaya dari usaha tani tebu rakyat untung masing-masing kebun disajikan pada Lampiran 3 sampai Lampiran 8. Hasil Tebu dan Gula Hasil gula pada petak 1 dengan luas lahan 1.26 hektar yang terletak di Sragan, Sleman, pada tanaman pertama PC 4.73 ton kemudian tanaman keprasan pertama sampai keprasan keempat penanaman tebu R1, R2, R3, R4, berturut- turut adalah 5.04 ton, 5.61 ton, 6.11 ton, dan 6.90 ton. Dari hasil tersebut hasil untuk petani berturut-turut adalah 3.12 ton, 3.33 ton, 3.70 ton, 4.04 ton, 4.55 ton. 9 Kemudian bagian untuk perusahaan berturut-turut 1.61 ton, 1.72 ton, 1.91 ton, 2.08 ton, 2.35 ton. Tingkat kenaikan hasil tebu keprasan terdapat pada Tabel 3. Tabel 3 Tingkat Kenaikan Hasil Tebu dan Gula Tanaman Baru dan Keprasan pada Lahan Tebu Petak 1 1.26 ha Jenis Kebun Tahun Hasil Tebu ton Hasil Gula ton Tingkat Kenaikan Rendemen PC 2008 55.6

4.73 8.5

R1 2009 77.6 5.04 39.57 6.5 R2 2010 90.4 5.61 62.59 6.2 R3 2011 89.9 6.11 61.69 6.8 R4 2012 78.4 6.90 41.00 8.8 Tabel 3 menunjukkan bahwa pada tanaman tebu keprasan pertama mengalami kenaikan hasil tebu sebesar 39.57 dari hasil tanaman pertamanya. Hasil tebu untuk keprasan kedua, sampai keempat juga mengalami kenaikan yaitu berturut-turut sebesar 62.59, 61.69, dan 41.00 dari hasil tanaman pertamanya. Hasil gula pada lahan tebu petak 2 dengan luas lahan 2.89 hektar yang terletak di Donokitri, Sleman, pada tanaman pertama PC 27.55 ton kemudian tanaman keprasan pertama sampai keprasan keempat penanaman tebu R1, R2, R3, R4, berturut-turut adalah 23.77 ton, 22.07 ton, 21.78 ton, dan 23.35ton. Dari hasil tersebut hasil untuk petani berturut-turut adalah 18.19 ton, 15.69 ton, 14.56 ton, 14.37 ton, 15.41 ton. Kemudian bagian untuk perusahaan berturut-turut 9.37 ton, 8.08 ton, 7.50 ton, 7.40 ton, 7.94 ton. Tingkat kenaikan hasil tebu keprasan terdapat pada Tabel 4. Tabel 4 Tingkat Kenaikan Hasil Tebu dan Gula Tanaman Baru dan Keprasan pada Lahan Tebu Petak 2 2.89 ha Jenis Kebun Tahun Hasil Tebu ton Hasil Gula ton Tingkat Kenaikan Rendemen PC 2008 313.1

27.55 8.8

R1 2009 365.7 23.77 16.80 6.5 R2 2010 344.8 22.07 10.12 6.4 R3 2011 256.2 21.78 18.17 8.5 R4 2012 256.6 23.35 18.04 9.1 Tabel 4 menunjukkan bahwa pada tanaman tebu keprasan pertama mengalami kenaikan hasil tebu sebesar 16.80 dari tanaman pertamanya, begitu juga pada keprasan kedua mengalami kenaikan sebesar 10.12. Akan tetapi pada keprasan ketiga dan keempat mengalami penurunan sebesar 18.17 dan 18.045 dari tanaman pertamanya. Hasil gula pada lahan tebu petak 3 dengan luas lahan 1.77 hektar yang terletak di Samberembe, Sleman, pada tanaman pertama PC 5.34 ton kemudian keprasan pertama sampai keprasan keempat penanaman tebu R1, R2, R3, R4 berturut-turut adalah 7.26 ton, 6.20 ton, 4.83 ton, dan 5.46 ton. Dari hasil tersebut 10 hasil untuk petani berturut-turut adalah 3.52 ton, 4.79 ton, 4.09 ton, 3.19 ton, 3.60 ton. Kemudian bagian untuk perusahaan berturut-turut 1.82 ton, 2.47 ton, 2.11 ton, 1.64 ton, 1.86 ton. Tingkat kenaikan hasil tebu keprasan terdapat pada Tabel 5. Tabel 5 Tingkat Kenaikan Hasil Tebu dan Gula Tanaman Baru dan Keprasan pada Lahan Tebu Petak 3 1.77 ha Jenis Kebun Tahun Hasil Tebu ton Hasil Gula ton Tingkat Kenaikan Rendemen PC 2008 62.8

5.34 8.5

R1 2009 108.3 7.26 72.45 6.7 R2 2010 98.4 6.20 56.69 6.3 R3 2011 71.0 4.83 13.06 6.8 R4 2012 69.1 5.46 10.03 7.9 Tabel 5 menunjukkan bahwa pada tanaman tebu keprasan pertama mengalami kenaikan hasil tebu sebesar 72.45, kemudian pada keprasan kedua sampai keempat juga mengalami kenaikan sebesar 56.69, 13.06, dan 10.03 dari tanaman pertamanya walaupun mengalami penurunan hasil dari keprasan pertama. Hasil gula pada lahan tebu petak 4 dengan luas lahan 4.17 hektar yang terletak di Wetan Pundang, Bantul, pada tanaman pertama PC 23.21 ton kemudian keprasan pertama sampai keprasan keempat penanaman tebu R1, R2, R3, R4 berturut-turut adalah 37.64 ton, 24.57 ton, 14.93 ton, dan 12.44 ton. Dari hasil tersebut hasil untuk petani berturut-turut adalah 15.32 ton, 24.84 ton, 16.22 ton, 9.85 ton, 8.21 ton. Kemudian bagian untuk perusahaan berturut-turut 7.89 ton, 12.80 ton, 8.36 ton, 5.08 ton, 4.23 ton. Tingkat kenaikan hasil tebu keprasan terdapat pada Tabel 6. Tabel 6 Tingkat Kenaikan Hasil Tebu dan Gula Tanaman Baru dan Keprasan pada Lahan Tebu Petak 4 4.17 ha Jenis Kebun Tahun Hasil Tebu ton Hasil Gula ton Tingkat Kenaikan Rendemen PC 2008 286.5

23.21 8.1

R1 2009 432.6 37.64 50.99 8.7 R2 2010 336.6 24.57 17.49 7.3 R3 2011 171.6 14.93 - 40.10 8.7 R4 2012 144.7 12.44 - 49.49 8.6 Tabel 6 menunjukkan bahwa pada tanaman tebu keprasan pertama mengalami kenaikan hasil tebu sebesar 50.99, kemudian pada tanaman tebu keprasan kedua juga mengalami kenaikan yaitu sebesar 17.49. Akan tetapi pada keprasan ketiga dan keempat megalami penurunan sebesar 40.10 dan 49.49 dari tanaman pertamanya. Hasil gula pada lahan tebu petak 5 dengan luas lahan 3.18 hektar yang terletak di Jayan, Bantul, pada tanaman pertama PC 20.31 ton kemudian 11 keprasan pertama sampai keprasan keempat penanaman tebu R1, R2, R3, R4 berturut-turut adalah 22.41 ton, 31.29 ton, 11.37 ton, dan 12.16 ton. Dari hasil tersebut hasil untuk petani berturut-turut adalah 13.40 ton, 14.79 ton, 20.65 ton, 7.51 ton, 8.02 ton. Kemudian bagian untuk perusahaan berturut-turut 6.90 ton, 7.62 ton, 10.64 ton, 3.87 ton, 4.14 ton. Tingkat kenaikan hasil tebu keprasan terdapat pada Tabel 7. Tabel 7 Tingkat Kenaikan Hasil Tebu dan Gula Tanaman Baru dan Keprasan pada Lahan Tebu Petak 5 3.18 ha Jenis Kebun Tahun Hasil Tebu ton Hasil Gula ton Tingkat Kenaikan Rendemen PC 2008 250.7

20.31 8.1

R1 2009 311.3 22.41 24.17 7.2 R2 2010 411.7 31.29 64.22 7.6 R3 2011 133.8 11.37 - 46.63 8.5 R4 2012