8.5 8.8 Optimisasi pola ratoon dan tebu baru tanaman tebu (Saccharum officinarum L.) di PT. Madubaru PG. Madukismo, Yogyakarta

11 keprasan pertama sampai keprasan keempat penanaman tebu R1, R2, R3, R4 berturut-turut adalah 22.41 ton, 31.29 ton, 11.37 ton, dan 12.16 ton. Dari hasil tersebut hasil untuk petani berturut-turut adalah 13.40 ton, 14.79 ton, 20.65 ton, 7.51 ton, 8.02 ton. Kemudian bagian untuk perusahaan berturut-turut 6.90 ton, 7.62 ton, 10.64 ton, 3.87 ton, 4.14 ton. Tingkat kenaikan hasil tebu keprasan terdapat pada Tabel 7. Tabel 7 Tingkat Kenaikan Hasil Tebu dan Gula Tanaman Baru dan Keprasan pada Lahan Tebu Petak 5 3.18 ha Jenis Kebun Tahun Hasil Tebu ton Hasil Gula ton Tingkat Kenaikan Rendemen PC 2008 250.7

20.31 8.1

R1 2009 311.3 22.41 24.17 7.2 R2 2010 411.7 31.29 64.22 7.6 R3 2011 133.8 11.37 - 46.63 8.5 R4 2012 143.1 12.16 - 42.92 8.5 Tabel 7 menunjukkan bahwa pada tanaman tebu keprasan pertama mengalami kenaikan hasil tebu sebesar 24.17, kemudian pada tanaman tebu keprasan kedua juga mengalami kenaikan yaitu sebesar 64.22. Akan tetapi pada keprasan ketiga dan keempat megalami penurunan sebesar 46.63 dan 42.92 dari tanaman pertamanya. Hasil gula pada lahan tebu petak 6 dengan luas lahan 1.38 hektar yang terletak di Kranom, Bantul, pada tahun pertama PC sampai tahun kelima penanaman tebu R1, R2, R3, R4 berturut-turut adalah 15.30 ton, 10.37 ton, 10.46 ton, 6.41 ton, dan 7.08 ton. Dari hasil tersebut hasil untuk petani berturut- turut adalah 10.10 ton, 6.84 ton, 6.90 ton, 4.23 ton, 4.67 ton. Kemudian bagian untuk perusahaan berturut-turut 5.20 ton, 3.52 ton, 3.56 ton, 2.18 ton, 2.41 ton. Tingkat kenaikan hasil tebu keprasan terdapat pada Tabel 8. Tabel 8 Tingkat Kenaikan Hasil Tebu dan Gula Tanaman Baru dan Keprasan pada Lahan Tebu Petak 6 1.38 ha Jenis Kebun Tahun Hasil Tebu ton Hasil Gula ton Tingkat Kenaikan Rendemen PC 2008 193.7

15.30 7.9

R1 2009 167.2 10.37 - 13.68 6.2 R2 2010 177.3 10.46 - 8.47 5.9 R3 2011 101.8 6.41 - 47.44 6.3 R4 2012 107.2 7.08 - 44.66 6.6 Tabel 8 menunjukkan bahwa pada tanaman keprasan pertama sampai keprasan keempat mengalami penurunan dari tanaman pertamanya yaitu sebesar 13.68, 8.47, 47.44, 44.66. Namun, pada tanaman keprasan ketiga penurunan terjadi sangat signifikan dari tanaman keprasan kedua. Hasil-hasil tersebut di atas menunjukkan nilai tingkat kenaikan hasil panen yang bervariasi. Pada keenam lahan, hasil tebu pada kepasan pertama selalu 12 mengalami kenaikan dibanding tanaman pertama, sementara hasil tebu pada keprasan kedua, tiga lahan mengalami kenaikan, tiga lahan yang lain mengalami penurunan. Hasil tanaman keprasan ketiga, dan keempat, tiga lahan mengalami penurunan, dua lahan mengalami kenaikan dibanding tanaman keprasan pertama dan kedua. Pada lahan petak 6 hasil panen mengalami penurunan dibanding tanaman keprasan pertama. Fluktuasi hasil tebu produktivitas di setiap lahan petani dari mulai tanaman pertama sampai tanaman keprasan keempat dapat dilihat pada Gambar 4. Keterangan: Petak 1 : Kebun Sragan, Sleman Petak 4 : Kebun Wetan Pundang, Bantul Petak 2 : Kebun Donokitri, Sleman Petak 5 : Kebun Jayan, Bantul Petak 3 : Kebun Samberembe, Sleman Petak 6 : Kebun Kranom, Bantul Gambar 4 Hasil Produktivitas Tebu di Tiap Lahan Petani Varietas yang digunakan pada petak 1 dan petak 4 adalah varietas PS-851 dengan potensi hasil 28-73.9 tonha, hasil produktivitas dari kebun petak 1 dan petak 4 adalah 34.70-103.74 tonha. Varietas yang digunakan petak 2 dan petak 5 adalah varietas PS-862 dengan potensi hasil 17.5-88.3 tonha, hasil produktivitas dari petak 2 dan petak 5 adalah 42.08-129.47 tonha. Varietas yang digunakan pada petak 3 dan petak 6 adalah varietas BL dengan potensi hasil 94.3 tonha, hasil produktivitas dari kebun petak 3 dan petak 6 adalah 35.48-140.36 tonha. Hal ini menunjukkan produktivitas di keenam kebun masih sangat baik. Hasil di atas menujukkan besarnya hasil panen tebu keprasan dan rendemen mempengaruhi hasil gula yang diperoleh. Rendemen yang dihasilkan tidak merata, kadang mengalami kenaikan atau penurunan. Pada masing-masing daerah tentu saja berbeda faktor yang mempengaruhinya. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi nilai rendemen pada tanaman keprasan Pramudya dan Pertiwi 1998, antara lain: a. Iklim regional dan produksi tebu musim tanam sebelumnya. Iklim regional mencakup curah hujan, suhu, radiasi matahari, dan kecepatan angin rata-rata bulanan. b. Jadwal penanaman dan pemanenan. 50 100 150 2008 2009 2010 2011 2012 H as il T ebu t on ha Tahun Petak 1 Petak 2 Petak 3 Petak 4 Petak 5 Petak 6