Analisis data Metode Penelitian .1 Penentuan peubah indikator

29 Berdasarkan analisis BEST serta pertimbangan kepraktisan dan keterwakilan maka deretan indikator yang dipilih untuk digunakan adalah nomor urut 7, yang mengurangi peubah CGR dan CCS. Dengan pengurangan dua peubah tersebut masih dapat diperoleh hasil yang mendekati hasil asalnya, yaitu memiliki koefisien korelasi 0.973 dengan kondisi sebelum peubahnya berkurang. Peubah yang dipilih untuk menjadi indikator di dalam indeks resiliensi terumbu karang adalah: a CFG: jumlah bentuk tumbuh life-form karang atau kelompok fungsional, b USS: tutupan pasir dan lumpur, yaitu substrat yang tidak dapat ditumbuhi karang secara permanen. c CHQ: kualitas habitat, yang merupakan penggabungan tutupan karang masif dan submasif non-Acropora dengan tutupan karang Acropora. d CSN: jumlah koloni ukuran kecil 10 cm. e COC: tutupan karang f AOF: tutupan makroalgae dan fauna lain, yaitu tutupan alternatif terumbu karang ketika dominansi karang berkurang.

2.3.2 Perumusan indeks

Indeks resiliensi yang dibangun di dalam penelitian ini merupakan pengembangan atau modifikasi dari indeks resiliensi komunitas tanah yang dikembangkan oleh Orwin dan Wardle 2004. Modifikasi indeks tersebut dilakukan pada komunitas referensi dan peubah indikatornya. Di dalam Indeks Orwin dan Wardle, komunitas acuannya adalah komunitas kontrol, yaitu komunitas lokal yang tidak terkena dampak. Kelemahan dari referensi ini adalah indeks yang ditemukan tidak dapat diperbandingkan antar lokasi yang berjauhan, karena masing-masing lokasi memiliki komunitas acuan atau kontrol yang berbeda. Rumus indeks yang dimodifikasi Orwin Wardle 2004: 1 RS t =Resiliensi pada saat t, D =perbedaan antara kondisi sebelum dan setelah gangguan di lokasi kontrol, D x =perbedaan antara kondisi sebelum dan setelah gangguan di lokasi yang diteliti. 30 Indeks resiliensi terumbu karang menggunakan acuan komunitas terumbu karang yang ideal, atau terumbu karang “super”. Terumbu karang super adalah terumbu karang yang memiliki nilai maksimum pada setiap peubah yang menjadi indikator indeks resiliensi rumus 2. Terumbu karang “super” tidak ada di dalam kenyataan karena merupakan konsep ideal. Dari keenam peubah indikator yang terpilih, nilai maksimum CSN yang ideal tidak diketahui sehingga ditentukan dari transek yang secara spasial dan temporal tersebar di seluruh perairan utama Indonesia Tabel 5. + 2 Keterangan: RI j =Indeks Resiliensi pada transek j, X i max =nilai maksimum untuk peubah X i , X i min =nilai minimum untuk peubah X i , X ij =nilai peubah X i dari transek j. Tabel 5 Nilai maksimum terumbu karang “super” yang menjadi acuan penghitungan indeks resiliensi terumbu karang. Panjang transek acuan 10 meter. Indikator Satuan Dari transek Di dalam rumus Minimum Maksimum Simbol CFG kelompok 0-10 13 , + USS 0-100 100 , - CHQ 0-36 50 , CSN koloni 0-23 25 , . COC 0-96 100 , AOF 0-100 100 , Nilai maksimum USS dan AOF berlawanan arah dengan nilai maksimum indikator yang lain karena memberikan dampak negatif terhadap resiliensi terumbu karang. Di dalam indeks, nilai minimum dan maksimum semua peubah, kecuali CSN, adalah nilai yang ideal, sehingga tidak dapat ditambah lagi. Nilai maksimum untuk peubah indikator CSN ditetapkan 25. Berdasarkan data dari sekitar 2100 transek di seluruh Indonesia, nilai maksimum CSN adalah 23 koloni, dengan nilai peluang 0.185. Dengan penetapan nilai maksimum CSN sebesar 25 koloni dianggap sudah cukup untuk dijadikan referensi di dalam terumbu karang 31 ideal Indonesia, karena peluang menemukan CSN dengan nilai maksimum tersebut di bawah 0.046. Dengan menggunakan nilai peubah pada terumbu karang super tersebut, maka rumus indeks menjadi rumus 3 berikut: 01 2 3 4 3 4 3 567 8 1 2 94 4 94 4 94 5:; 8 1 2 29 4 29 4 29 5= 8 1 2 44 4 44 4 44 55 8 1 2 44 4 44 4 ? 4 8 1 2 44 4 44 4 6 4 8A 3 Masing-masing peubah indikator indeks resiliensi memiliki kontribusi yang berbeda terhadap indeks. Peubah indikator yang memiliki variasi spasial lebih besar akan menghasilkan ragam yang besar pula sehingga lebih sensitif terhadap perubahan lingkungan. Peubah indikator yang sensitif tersebut sebaiknya memiliki bobot yang lebih tinggi agar indeks resiliensi memiliki sensitivitas yang tinggi. Hasil PCA memberikan bobot kepada masing-masing indikator sebagai berikut Tabel 6 dan 7. Tabel 6 Hasil penggunaan PCA pada enam peubah indikator indeks resiliensi terumbu karang. Komponen Utama PC Akar ciri Ragam yang dijelaskan 1 2.86 47.7 2 1.09 65.7 3 0.903 80.8 4 0.629 91.2 5 0.406 98.0 Komponen pertama dari PCA PC1 di dalam Tabel 7 menjelaskan 47.7 ragam variance dari data. Komponen berikutnya hanya menjelaskan 18, 15.1, 10.4, dan 8.6. Penggunaan komponen pertama dalam pembobotan tersebut dapat menjelaskan hampir setengah dari ragam yang ada. Nilai atau koefisien dari masing-masing indikator di dalam komponen pertama merupakan sumbangan dari tiap indikator terhadap ragam total. Di dalam PC1 tersedia daftar