6 Strategi dibentuk oleh dua elemen dasar yaitu tujuan jangka panjang dan
sumber keunggulan. Tujuan jangka panjang diartikan sebagai pengembangan jangka panjang dan menetapkan komitmen untuk mencapainya. Sedangkan
sumber keunggulan adalah pengembangan pemahaman tentang pemilihan pasar dan pelanggan oleh perusahaan yang menunjukan cara terbaik untuk berkompetisi
dengan pesaing di dalam pasar Dirgantoro 2001. Secara sederhana, kedua hal tersebut dinyatakan dalam sebuah definisi singkat oleh Michael Porter dari
Harvard sebagai sebuah kombinasi akhir yang ingin dicapai perusahaan dan bagaimana untuk mencapai tujuan akhir.
2.3 Analisis Strength, Weakness, Oportunity and Threat SWOT
Analisis SWOT adalah salah satu alat, cara, dan instrumen dalam mengambil suatu keputusan terutama keputusan strategis agar organisasi dapat
mengemban misi, program, tujuan, dan sasaran organisasi dengan tepat. Analisis SWOT merupakan salah satu instrumen analisis yang ampuh apabila digunakan
dengan tepat. Keampuhan tersebut terletak pada kemampuan melakukan analisis strategis, kemampuan memaksimalkan peranan faktor kekuatan, dan pemanfaatan
peluang, sekaligus berperan sebagai alat untuk meminimalisasi kelemahan yang terdapat dalam tubuh organisasi dan menekan dampak ancaman yang timbul dan
harus dihadapi Siagian 2008. Secara umum menurut Gaspersz 2003, berdasarkan data bisnis yang ada,
analisis SWOT dapat dilakukan terhadap aspek-aspek berikut : 1.
Sumber daya keuangan modal kerja, arus kas, kemudahan untuk memeroleh pembiayaan
2. Fasilitas fisik lokasi, infrastruktur, fasilitas transportasi
3. Kemampuan manajemen dan karyawan pengetahuan teknis, usia, pengalaman,
keterampilan 4.
Pasar harga produk dibandingkan dengan pesaing, pangsa pasar, permintaan pasar, lokasi pasar
5. Proses produksi berkaitan dengan perencanaan dan pengendalian produksi dan
manajemen produksi
7 6.
Informasi yang tersedia sumber informasi, ketersediaan informasi 7.
Sumber pemasok kuantitas, harga, kualitas bahan baku, kecukupan bahan baku
8. Lingkungan sosial kondisi sosial penduduk, kecenderungan
2.4 Analytical Hierarchy Process AHP
Analytical Hierarchy Process atau proses hierarki analitis adalah suatu
model yang memberikan kesempatan bagi perseorangan atau kelompok untuk membangun gagasan-gagasan dan mendefinisikan persoalan dengan cara
membuat asumsi mereka masing-masing dan memperoleh pemecahan yang diinginkan darinya. Proses ini dirancang untuk menampung sifat alamiah manusia
ketimbang memaksa ke cara berfikir yang mungkin justru berlawanan dengan hati nurani. PHA merupakan proses yang ampuh untuk menanggulangi berbagai
persoalan politik dan sosio-ekonomi yang kompleks Saaty, 1993. Sedangkan menurut Dermawan 2005 hierarki melibatkan proses
identifikasi variabel atau elemen suatu masalah, mengelompokan setiap variabel menjadi satu kumpulan yang bersifat sama dan mengatur kumpulan variabel pada
tingkatan yang berbeda-beda. Model proses analitis berjenjang analytical hierarchy process
merupakan salah satu model pengambilan keputusan dan perencanaan strategis. Ciri khas dari model ini adalah penentuan skala prioritas
atas alternatif pilihan berdasarkan suatu proses analitis secara berjenjang, terstruktur atas variabel keputusan.
Variabel untuk menentukan prioritas keputusan dijabarkan menjadi tiga tingkat yaitu tujuan akhir yang angin dicapai pada tingkat paling atas. Lalu
beberapa kriteria yang membantu dalam menentukan pilihan pada tingkat kedua. Serta pilihan-pilihan yang tersedia sebagai alternatif prioritas pada tingkat ketiga.
Para ahli yang representatif dengan masalah yang akan diputuskan, turut dilibatkan untuk menentukan nilai atau bobot kriteria dan pilihan hingga pada
akhirnya didapatkan keputusan prioritas.
8 Model AHP merupakan metode perbandingan atas alternatif solusi yang
didasarkan pada konsep matriks. Nilai atau bobot yang dimasukan kedalam matriks AHP dapat berupa skala 1 sampai 9 atau skala 0,1 sampai 1,9. Nilai-nilai
tersebut harus menunjukan nilai kepentingan relatif satu elemen terhadap elemen lain dengan melihat faktor perbandingannya. Untuk skala 1 sampai 9 biasanya
dipakai untuk mendapatkan gambaran tingkat preferensi terhadap sesuatu. Masing-masing nilai dapat dilihat penjelasannya dalam Tabel 2.
Tabel 2 Skala banding secara berpasangan
Kepentingan Definisi
Penjelasan 1
Kedua elemen sama pentingnya Dua elemen menyumbangnya sama besar
pada sifat itu 3
Elemen yang satu sedikit lebih penting ketimbang yang lainnya
Pengalaman dan pertimbangan sedikit menyokong satu elemen atas yang lainnya
5 Elemen yang satu sangat penting
ketimbang elemen yang lainnya Pengalaman dan pertimbangan dengan
kuat menyokong satu elemen atas elemen yang lainnya
7 Satu elemen jelas lebih penting
dari elemen yang lainnya Satu elemen dengan kuat disokong dan
dominasinya telah terlihat dalam praktik 9
Satu elemen mutlak lebih penting ketimbang elemen yang lainnya
Bukti yang menyokong elemen yang satu atas yang lain memiliki tingkat penegasan
tertinggi yang mungkin menguatkan
2,4,6,8 Nilai-nilai diantara dua
pertimbangan yang berdekatan Kompromi diperlukan antara dua
pertimbangan Kebalikan
Nilai kebalikan Jika untuk aktivitas i mendapat satu angka
bila dibandingkan dengan aktifitas j , maka j
mempunyai nilai kebalikannya bila dibandingkan dengan i.
Sumber: Saaty 1993
Tiga tahapan AHP dalam penyusunan prioritas, yaitu dekomposisi dari masalah, penilaian untuk membandingkan elemen-elemen hasil dekomposisi dan
sintesis dari prioritas. Langkah pertama yaitu membagi permasalahan yang akan dikaji menjadi tiga bagian utama dekomposisi masalah yang terdiri dari tujuan,
kriteria untuk meraih tujuan dan pilihan yang ada untuk meraih tujuan. Langkah selanjutnya yaitu membandingkan antar kriteria dan antar pilihan untuk masing-
masing kriteria. Sehingga didapat masing-masing bobot untuk menentukan prioritas. Tahap terakhir yaitu sintesis penilaian yang menjumlahkan bobot yang
diperoleh setiap pilihan pada masing-masing kriteria setelah diberi bobot dari kriteria tersebut.
9
BAB III METODOLOGI
3.1 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan di Sentra Kerajinan Bambu SKB Putra Handicraft, Jl. AH Nasution, Kampung Situ Beet, Kelurahan Cipari, Kecamatan
Mangkubumi, Kota Tasikmalaya. Penelitian ini berlangsung pada bulan Agustus dan November 2011. Tata waktu pelaksanaan penelitian selengkapnya disajikan
dalam Lampiran 1.
3.2 Jenis dan Cara Pengumpulan Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini dibagi menjadi dua bagian yaitu data primer dan sekunder. Data primer yaitu data yang diperoleh dari wawancara,
kuesioner, pengukuran dan pengamatan langsung. Sedangkan data sekunder merupakan data hasil kutipan dari literatur. Secara lebih lengkap mengenai jenis,
data yang diambil, cara pengumpulan serta sumber data dapat dilihat pada Tabel 3.
Data primer berupa nilai preferensi dari tujuan dan strategi alternatif pengembangan perusahaan, diperoleh secara langsung dari para ahli terkait, yaitu
Dinas Koperasi UKM Perindustrian dan Perdagangan, Dinas Pertanian Perikanan dan Kehutanan, ASEPHI Tasikmalaya serta Perum Perhutani KPH Tasikmalaya
melalui pengisian kuesioner.
3.3 Analisis Data
Analisis Strength, Weakness, Opportunity and Threat SWOT digunakan untuk mengidentifikasi lingkungan internal dan eksternal perusahaan. Hasil
analisis SWOT ini kemudian digunakan untuk menentukan strategi yang akan dikembangkan oleh perusahaan beserta prioritasnya menggunakan teknik proses
hierarki analitis atau Analytical Hierarchy Process AHP.