Minyak Sawit Mentah TINJAUAN PUSTAKA

Gambar 5 Mekanisme pembunuhan sel terinveksi virus oleh sel Tc Sumber: Roitt 2001 Sel CD4 dapat dibedakan dari sel CD8 berdasarkan protein tertentu yang ada di permukaan sel. Sel CD4 adalah sel-T yang mempunyai protein CD4 pada permukaannya. Protein itu bekerja sebagai ‘reseptor’ untuk HIV. HIV mengikat pada reseptor CD4 itu seperti kunci dengan gembok Roitt 2001. CD4 berfungsi sebagai surface reseptor untuk penyakit HIV Human Immunodeficiency Virus. HIV hidup dan berkembangbiak di dalam sel Th dan mengakibatkan hancurnya sel-sel tersebut. Virus dapat mengikat penanda permukaan CD4 sehingga sel tersebut dapat dibunuh dan akibatnya jumlah sel Th berkurang. CD4 yang merupakan penanda permukaan sel Th adalah rantai protein glikosilat tunggal dengan berat molekul sekitar 55-62 kDA. Ada 2 jenis sel Th yang dikelompokkan berdasarkan fungsinya, yaitu sel Th1 yang berfungsi untuk produksi IL-2 dan IFN yang berkaitan dengan fungsi sitotoksisitas aktivasi makrofag dan inflamasi lokal. Aktivasi makrofag oleh sel Th dapat dilihat pada Gambar 6. Sel Th yang lainnya adalah sel Th2 yang berfungsi untuk produksi IL- 4, IL-5, IL-6 dan IL-10 yang dapat memberikan sinyal positif pada sel B sehingga sel B dapat menghasilkan antibodi. Gambar 6 Aktivasi makrofag oleh sel Th Sumber: Roitt 2001 CD4 merupakan protein penanda sel Th yang dapat meningkatkan aktivasi dan maturasi sel B dan sel T sitotoksik serta dapat mengatur reaksi peradangan menahun yang spesifik terhadap antigen melalui stimulasi makrofag. Molekul CD4 membentuk ikatan tambahan dengan MHC kelas II pada antigen. Kadar normal CD4 dalam darah orang dewasa berkisar 500-1500 selmm 3 darah atau sekitar 20-40 dari jumlah total limfosit. Ada juga yang menyebutkan jumlahnya sekitar 31-61 dari jumlah total limfosit. Sedangkan kadar normal CD8 dalam darah orang dewasa berkisar 375-1100 selmm 3 darah atau sekitar 18- 39 dari jumlah total limfosit Kurniati 1995; WHO 2008. CD4 dan CD8 mempunyai peran yang saling melengkapi satu sama lain. CD4 menghasilkan sitokin yang dapat mengaktifkan makrofag dan meningkatkan IL2 untuk mengaktifkan CD8, yang akhirnya dapat menghancurkan sel yang terinfeksi Roitt 2001. Rendahnya konsentrasi vitamin A dan β-karoten dalam serum penderita HIVAIDS human immunodeficiency virus acquired immunodeficiency syndrome berkaitan dengan menurunnya kadar limfost CD4 dan dapat meningkatkan kematian Ajani et al. 1998. Sebanyak 180 mg 300.000 IU β-karoten telah diberikan kepada 17 volunter yang mengidap HIV, dan hasilnya dapat meningkatkan jumlah sel CD4 sebanyak 30 setelah hari ke-14 Alexander et al. 1985. Ini merupakan penelitian pertama yang menduga kemampuan β-karoten untuk dapat meningkatkan sel CD4 dan menjadi pelopor dilakukannya penelitian-penelitian lebih lanjut tentang suplementasi β-karoten pada pasien pengidap HIVAIDS Patrick 1999.

2.5. Program SawitA

Program SawitA merupakan program terapan yang akan menghasilkan produk baru berbasis minyak sawit merah MSM yang secara alamiah mengandung provitamin A dan vitamin E yang sangat tinggi. Produk minyak sawit diintroduksikan kepada masyarakat dilengkapi dengan informasi mengenai manfaat dan cara penggunaan produk tersebut. Program SawitA merupakan program coorporate social responsibility agribusiness and food dari PT Smart Tbk yang bekerjasama dengan Fakultas Teknologi Pertanian Institut Pertanian Bogor sebagai pelaksana program. Kegiatan ini bekerjasama dengan Pemerintah Daerah dan Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor dan Lembaga Desa terkait, khususnya Posyandu. Produk yang dihasilkan telah didaftarkan untuk mendapatkan nomor registrasi produk industri P-IRT dari Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor. Pelaksanaan kegiatan program di desa dilakukan oleh mahasiswa sebagai fasilitator dibantu dengan kader posyandu setempat. Kegiatan ini sangat penting karena akan melibatkan berbagai instansi nasional dan internasional seperti Kementerian Kesehatan, Pemerintah Daerah, World Food Programme WFP, UNICEF, PT Kalbe Farma, Masyarakat Perkelapa Sawitan Indonesia MAKSI, Millenium Development Goal MDG Indonesia. Pada tahap pertama, program ini dilaksanakan di Kabupaten Bogor yang diharapkan dapat menjadi model untuk penerapan pada Kabupaten- Kabupaten lainnya di seluruh Indonesia. Proses produksi dilakukan di Technopark Fakultas Teknologi Pertanian IPB yang didukung oleh tenaga alumni Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan IPB yang akan terlibat secara profesional dibawah arahan staf Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan IPB. Pasokan minyak sawit mentah MSMn didapatkan langsung dari PT Smart Tbk, kemudian MSMn ini sebagian langsung dikemas di dalam botol dan dapat digunakan sebagai minyak tumis, sedangkan sebagian lagi akan diproses